RICH OR POOR?

RICH OR POOR? 

By: Ahmad Syahrin Thoriq
There are so many hadiths that mention the virtues of poor people. But that doesn't mean the Prophet ï·º told his people to live in poverty. Who wants to be poor anyway? 
What he ï·º wants with his words in this chapter is for his people who live in poverty to behave qanaah and be able to be patient in living it. 
Likewise, there are many hadiths that mention fadhilah about rich people. But that is not the meaning of the Prophet ï·º motivating his people to be rich. Because we are not even told to, it is human nature to want to live a rich life. 
What he wanted with his words in this matter was for his rich people to be generous and clever at being grateful. 
Thinking that this religion orders its followers to become rich or conversely tells the poor to languish with nothing is a form of misunderstanding and serious misunderstanding. 
Islam is a religion of charity. And in doing charity, everyone is ordered to work optimally. There is no difference and there is no influence on whether a person's social status is poor or rich. 
And in the end we have to know, there is no good for a poor person who is not qana'ah and not patient, just as there is no good for a rich person who is stingy and not good at being grateful. 
Wallahu a'lam. 


KAYA ATAU MISKIN ?

Oleh : Ahmad Syahrin Thoriq
Ada begitu banyak hadits yang menyebutkan tentang keutamaan orang-orang miskin. Tapi itu bukan berarti Nabi ï·º menyuruh umatnya untuk hidup miskin. Lagian siapa sih yang mau jadi orang miskin ?
Yang beliau ï·º inginkan dengan sabda-sabdanya di bab ini adalah supaya umatnya yang hidupnya miskin bersikap qanaah dan mampu untuk bersabar dalam menjalaninya.
Demikian pula ada banyak hadits yang menyebutkan fadhilah tentang orang kaya. Tapi itu bukan maknanya Nabi ï·º memotivasi umatnya untuk kaya. Karena tidak disuruh pun, fitrahnya manusia pengen hidupnya kaya raya.
Yang beliau inginkan dengan sabda-sabdanya dalam masalah ini adalah agar umatnya yang kaya, bersikap dermawan dan pandai bersyukur.
Mengira bahwa agama ini memerintahkan umatnya untuk jadi kaya atau sebaliknya menyuruh miskin merana tak punya apa-apa adalah bentuk salah kaprah dan salah paham yang parah.
Islam adalah agama amal. Dan dalam beramal setiap orang diperintahkan untuk bekerja secara maksimal. Tak ada bedanya dan tak ada pengaruh status sosial seseorang miskin atau pun kaya raya.
Dan pada akhirnya kita harus tahu, tidak ada kebaikan bagi orang miskin yang tidak qana'ah dan tidak bersabar, sebagaimana tidak ada baiknya pula menjadi orang kaya yang pelit dan tidak pandai bersyukur.
Wallahu a'lam.

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post