DZIKIR TIDAK TERLEPAS DARI EMPAT SITUASI DAN KONDISI
ذكرالعبد لا يخلو من أربعة أحوال، إما أن يكون فى الطاعة أوفى المعصية أو فى النعمة أو فى الشدة، فإن كان فى الطاعة فينبغى أن يذكر الله تعالى بالتوفيق ويسأل منه القبول وإن كان فى المعصية فينبغى أن يدعوالله بالإمتناع ويسأله التوبة، وإن كان فى النعمة يذكره بالشكر، وإن كان فى الشدة يذكره بالصبر
"Dzikir hamba tidak terlepas dari empat situasi dan kondisi, yaitu adakalanya hamba (berdzikir) ketika melakukan ketaatan, ketika melakukan perbuatan maksiat, ketika mendapat kenikmatan, atau ketika berada dalam situasi krisis.
Ketika (hamba) melakukan ketaatan, maka ia harus berdzikir kepada Allah agar mendapat taufiq-Nya, lalu memohon kepada-Nya (agar ketaatannya) di terima. Ketika melakukan kemaksiatan, maka ia harus berdo'a kepada Allah, agar ia mampu meninggalkannya, lalu memohon kepada-Nya (supaya di terima) taubat-nya.
Ketika mendapat nikmat, ia harus berdzikir kepada Allah dengan sikap yang syukur. Dan ketika berada dalam keadaan krisis, maka ia harus berdzikir kepada Allah dengan sikap yang sabar." ( Naşr bin Muhammad bin Ibrahim As-Samarqandi ).