Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Agama

AGAMA INI AMANAH UNTUKMU

AGAMA INI AMANAH UNTUKMU Oleh :  Ahmad Syahrin Thoriq Wahai anakku, Islam datang membawa cahayanya yang terang benderang, tidaklah dibawa oleh hembusan angin, kepakan sayap burung atau aliran air. Agama ini tersebar dan tersiar, lalu bisa bersemayam di dalam hatimu, adalah lewat perjuangan panjang para pengusungnya. Dalam mengemban risalah agama ini, wajah dan tubuh Nabimu hingga bersimbah berdarah. Beliau pun difitnah, terusir lalu diperangi oleh kaumnya sendiri. Untuk agama ini para shahabat nabi tertimpa berbagai musibah berat. Tubuh Bilal ditindih batu besar lalu dijemur di bawah teriknya padang pasir yang membakar. Mus'ab bin Umair terasing, hingga badannya menjadi kurus kering karena kurang makan. Salman harus meninggalkan kampung halaman dan keluarganya untuk selama-lamanya.  Dan sebagian dari shahabat bahkan berguguran di medan jihad. Perjuangan membawa dan mempertahankan agama ini lalu diteruskan oleh para ulama melalui pena dan lembaran kitab mereka, juga para

Masih Perlukah Formalisme Agama?

Masih Perlukah Formalisme Agama? Oleh: Abdurrahman Wahid Seorang pemikir dari India Ali Asghar Engineer menulis dalam bukunya yang berjudul Islam and The Modern State bahwa ide negara modern dalam pandangan Islam adalah negara sekuler. Pandangan seperti ini sudah tentu menimbulkan kejutan, terutama bagi mereka yang menginginkan kekuasaan agama dalam negara. Setidak-tidaknya mereka yang menginginkan adanya toleransi pihak sekuler dalam kehidupan bernegara, seperti Soekarno, Mohamad Yamin, dan sebagainya. Bukankah Soekarno, Agus Salim, dan lainnya menerima UUD ’45 dengan penafsiran Islam? Bukankah ini berarti penghormatan terhadap pandangan para pemimpin Islam yang mewakili kepentingan agama tersebut dalam perjuangan kemerdekaan? Bukankah ini berarti bahwa UUD ’45 bukan pandangan sekuler dan bukan pula teokrasi dalam kehidupan bangsa kita? Sebagai sebuah tahapan sejarah, dapat dimengerti bahwa para pemimpin yang merumuskan UUD ’45 mau memberikan interpretasi lisan yang sesuai