Skip to main content

Grateful that there is still a chance to repent

Grateful that there is still a chance to repent
Photo Kurnia Meiga 

Don't just listen to the story on one side. 

Just like people who only hear from men and immediately believe it, but now there are expressions from the woman's side. 

Instead of looking for who is wrong and who is right, the rice has become porridge in the household, it is over, his past has also been redeemed through his illness all this time, hopefully it will be an expiation for his sins if the facts expressed by the woman are true. 

Everyone must have a past, whether they are former gamblers, former drunkards, former prostitutes, former thugs or former murderers, hopefully there will be a valuable feeling of regret after losing loved ones around them and most importantly, there will be a nasuhah repentance that runs in their hearts. 

We as humans can only pray for ourselves and others, we are only spectators of other people's lives, not perpetrators in it, so we have no right to rebuke someone's past, let alone insult people who really want or have repented in the path of truth. 

Cheers to her, hopefully her future life will be much better with the right person. 

And for Mas Kurnia, I hope he can learn the lessons he has experienced so far so that they can become valuable lessons for the future, because experience is the most valuable teacher. 

Bersyukur Masih Ada Kesempatan Untuk Bertaubat
Mendengar cerita itu jangan hanya sebelah pihak saja.

Sama seperti yang hanya mendengar dari pihak laki saja lalu langsung percaya, namun kini hadir ungkapan hati dari pihak perempuan.

Bukan mencari siapa yang salah dan siapa yang benar, nasi sudah menjadi bubur rumah tangganya memang sudah berakhir, masa lalunya pun sudah ditebus lewat sakitnya beliau selama ini, semoga menjadi penggugur dosanya bila memang fakta yang diungkapkan pihak perempuan benar adanya.

Setiap orang pasti punya masa lalu, mau bekas penjudi, bekas pemabuk, bekas pelacur, bekas preman atau bekas pembunuh sekalipun, semoga ada rasa penyesalan yang berharga setelah kehilangan orang-orang tersayang disekitarnya dan yang terpenting ada pertaubatan nasuhah yang berjalan didalam hatinya.

Kita sesama manusia pasti hanya bisa mendoakan baik untuk diri sendiri maupun oranglain, kita hanyalah penonton dari kehidupan oranglain bukan pelaku didalamnya, jadi kita tidak berhak menghardik masalalu seseorang apalagi menghina orang yang memang ingin atau sudah bertaubat dijalan kebenaran.

Semangat buat Mbaknya semoga kehidupan kedepannya jauh lebih baik bersama orang yang tepat.

Dan untuk Mas Kurnia semoga bisa memetik hikmah yang telah dialami selama ini agar menjadi pembelajaran berharga kedepannya, sebab pengalaman adalah guru yang paling berharga.

Comments