Skip to main content

Hati-hati Jangan Klik Ini, Penipuan Lewat WhatsApp Kini Tak Lagi Instal APK, Segera Lakukan Ini




- Seperti yang dimedia sosial memang sudah menjadi tempat setiap orang bersosial. 

Namun media sosial juga banyak menjadi tempat modus penipuan. 
Terkait hal tersebut kini tengah banyak penipuan di aplikasi WhatsApp. 
Dimana para penipu melancarkan aksinya dengan mengirimkan link. 

Link yang diketahui tersebut berupa link undangan. 
Namun tujuannya bukan untuk link undangan melainkan file instal APK. 
Dimana apk tersebut bisa membuat pelaku mengambil data pribadinya di smartphone korban. 
Kini modusnya kini tak hanya berupa link undangan dengan instal apk. 

Sebenarnya modus baru penipuan lewat WhatsApp, kali ini tak pakai file APK. 
Kini modus baru phising melalui WhatsApp berganti menjadi tombol view. 

Pengamat penerbangan Alvin Lie membeberkan modus baru penipuan yang dikirim melalui WhatsApp tersebut. 
Mirip dengan modus sebelumnya, penipuan tersebut menggunakan WhatsApp sebagai sarana. 
Alvin menyebutkan, penipuan modus baru ini mencatut sebuah bank ternama di Indonesia. 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Isi pesan yang dikirim nomor tidak dikenal itu hanya sebaran undangan dengan tombol "view". 
"Penjahat phising makin merajalela dengan modus berubah-ubah. Selama ini gunakan APK, sekarang gunakan Action Button "View"," tulis Alvin dikutip Kamis (20/7/2023). 

Alvin menyampaikan, pesan yang dikirim ke nomor yang tidak dikenal itu untuk tidak menekan agar tidak terjerumus dalam modus tersebut. 
Selain itu, dia juga meminta untuk segera memblokirnya jika hal tersebut menimpa khalayak ramai. 
"Jangan klik. Segera blokir," tulis dia. 
"Kita lengah dikit aja langsung jadi korban. Saldo di bank/ market place dll dikuras habis. Nomer HP kita dipakai utk menipu sana-sini," imbuhnya. 
Warganet pun ramai-ramai menanggapi unggahan Alvin Lie, pemilik akun @AbyAlthaf menyatakan bahwa modus lain yang dilakukan penipu itu bahkan menggunakan undangan digital. 
"Betul mas... Makin byk yg begini. Contoh ini. Dlm bentuk undangan jg ada. Wis jian tenan," tulis @AbyAlthaf. 
Di sisi lain, hal serupa dirasakan oleh pemilik akun @sangbima. 
Dia menyatakan bahwa pernah mendapat pesan yang sama, meski dirinya bukan merupakan nasabah bank tersebut. 
Sy jg ngalamin. Padahal sy bukan nasabah bni. Linknya merujuk ke halaman yg meminta no hp, nomor atm, expired, ama 3 digit terakhir no atm. Berikutnya mereka minta masukin kode otp. Klo gagal, mrk sudah nyiapin link wa ke no mrk . Harus hati2, perhatikan link yg dibuka," ungkap @sangbima. 
Sementara dengan keluhan warganet tersebut, pemilik akun @masdar_yanto menuliskan bahwa kasus penipuan ini justru merupakan mandat Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk membasminya. 
"Mestinya ini tugas Kemeninfo untuk melacak dan memblokir secara digital," tulis @masdar_yanto. 

NGERINYA modus penipuan di zaman sekarang, terbaru ada modus salah transfer Rp20 juta. 
Tapi ternyata data korban malah dipakai buat pinjol alias pinjaman online. 
Bagaimana modus penipuan dengan ngaku salah transfer Rp20 juta ini? 
Kisah penipuan berkedok salah transfer tersebut dibagikan oleh warganet di Twitter. 
Usai dibagikan, cerita korban penipuan dengan modus salah transfer tersebut langsung viral. 
Menariknya, banyak warga Twitter yang menanggapinya dengan kisah serupa. 
Adapun, unggahan soal penipuan berkedok salah transfer itu diunggah oleh akun @SoundOfYogi, Selasa (11/7/2023). 
"Jadi... temen gue dapet transferan dari antah berantah sebesar 20jt. 
Lalu dia dapet watsapp bahwa ada seseorang "salah transfer"
Untung dia nggak bego, langsung lapor polisi, karena curiga ini penipuan. 
Ternyata benar, ada orang yang udah nyolong data di, apply ke pinjol pake data dia," tulis pengunggah. 
Dikutip dari Kompas.com, Yogi, begitu dia akrab disapa mengatakan bahwa temannya, yang tidak mau disebutkan namanya, menaruh curiga ketika mendapat pesan untuk mengembalikan uang yang salah transfer itu. 
Dia kemudian mengecek mutasi rekeningnya dan menemukan bahwa uang Rp 20 juta itu ditransfer oleh perusahaan pinjaman online (pinjol). 
Korban kemudian melaporkan kasus tersebut ke pihak kepolisian. 

"Teman saya hanya melaporkan pada polisi, lalu menghubungi pinjol yang bersangkutan, dan bank dia untuk investigasi," terangnya, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (12/7/2023). 
Meski demikian, belum ada kelanjutan terkait masalah pengaduan tersebut. 
Penipuan berkedok salah transfer marak terjadi
Kepada Kompas.com, Yogi mengatakan bahwa dirinya mendapat pesan langsung dari beberapa warganet yang juga mengalami kasus yang sama dengan rekannya. 
"Beberapa orang yang menghubungi saya via DM mengalami kasus serupa pada ibu dan temannya," kata Yogi. 
Beberapa unggahan juga dikemukakan oleh warganet terkait penipuan berkedok salah transfer tersebut. 
“Eh aduh pernah lagi. tbtb ada pengajuan pinjol di salah satu perusahaan legal, untungnya. 
memang sy prnh daftar cm ga jadi make. eh kok tbtb ada notif di email kalo sy ngajuin pinjaman yaa,lupa nominalnya 2/5juta dgn posisi lg ga kerja,besar bgt dong buat sy yaa," tulis @uthed******. 
"Bini gw sendiri kena modus ini sekitar 2-3bln lalu, Di cairkan dr 3 pinjol berbeda dg nilai total sekitar 21jt, Yg gw bingung foto selfie KTP dan OTP nya mereka dapet dr mana Gk ke polisi atau yg lain Di hr yg sama langaung tutup rekening utama," ungkap akun @gukg*******. 
Lantas, seperti apa modus penipuan tersebut? 
Modus penipuan berkedok salah transfer
Yogi menjelaskan, modus penipuan salah transfer yang dialami temannya tersebut melibatkan pihak ketiga, yakni pinjol. 
Pelaku diduga mencuri data korban, lalu mengajukan pinjaman ke perusahaan pinjol atas nama korban. 
Selanjutnya, uang tersebut ditransfer ke nomor rekening korban oleh perusahaan pinjol. 
Lalu, pelaku akan mengirimkan pesan yang mengatakan bahwa uang tersebut merupakan salah transfer. 
"Orang yang nipu dan pinjolnya itu pihak yang berbeda. Jadi A nyolong data B untuk apply ke pinjol C. 
Pinjol C ngasih dana ke B, tetep aja C legal. 
Kalo B buat dananya, bisa dikasusin bahwa B itu sekongkol dengan A," kata Yogi. 
Sementara itu, praktisi keamanan siber Alfons Tanujaya mengatakan, modus penipuan salah transfer itu diduga dilakukan pelaku dengan cara memalsukan data korban. 
"Korban dipalsukan datanya untuk pinjam uang," ujarnya, Terpisah. 
Apabila, perusahaan pinjol kemudian melakukan teror, Alfons menyarankan agar yang bersangkutan segera melaporkan ke pihak kepolisian. 

"Laporkan ke polisi saja kalau datanya disalahgunakan," tandasnya. 
Diberitakan Kompas.com, Rabu (12/7/2023), terdapat beberapa hal yang sebaiknya segera dilakukan jika Anda tiba-tiba mendapat uang transfer dari pihak yang tidak dikenal. 
1. Minta bukti transfer
Apabila Anda mendapat pesan bahwa ada uang yang salah transfer ke nomor rekening, jangan lupa untuk meminta bukti transfer uang tersebut. 
Selanjutnya, cek dengan teliti nama pengirim, mutasi rekening, dan nominal untuk memastikan apakah hal itu benar penipuan atau memang salah transfer. 
2. Lapor ke kepolisian
Jika Anda menemukan kejanggalan pada transfer aktivitas yang masuk ke nomor rekening, segera laporkan ke pihak kepolisian. 
Jangan lupa untuk melaporkan transaksi tersebut ke pihak bank agar dilakukan penelusuran. 
Jika uang tersebut berasal dari sumber yang tidak jelas, ada indikasi bahwa itu adalah penipuan melalui pelanggaran data pribadi untuk pinjaman online. 

Comments