IZINKAN AKU MENGADU
Oleh : Ahmad Syahrin Thoriq
Saudaraku, dulu kita duduk bersama, mengkaji ilmu bersama, juga menuding orang lain secara bersama-sama.
Namun hari ini kita saling serang, saling tuding kata bid’ah, hizbi, dan merasa diri sebagai ahli sunnah sejati.
Kita ribut saling sikut, dengan entengnya mendepak seorang muslim dari ahlu sunnah hanya lantaran menyelisihi satu perkara dari masalah-masalah ijtihadiyah furu'iyah.
Kita saling boikot, hanya karena si fulan ngaji sama ustadz fulan yang katanya manhajnya sururi, hizbi, ikjwani, takfiri, pembela kuburiyun atau telah menjadi Talafiun.
Dulu kita mengeluk-elukkan ustadz fulan dan ulama fulan, kita bahkan menimbang kebenaran dengan fatwa-fatwa mereka. Tapi sekarang lihatlah daftar tahdzir yang kita buat. Nama mereka kini telah tercantum sebagai satu dari deretan nama yang tiap hari kita caci maki.
Adapun yang belum, bukannya tidak akan, itu hanya masalah giliran.
Siapa diri kita ini wahai saudaraku ? Muncul tiba-tiba, menyerang membabi buta, lalu bertikai sendiri sesama kita.
Sungguh saudaraku, nurani ini meronta, apakah ini cara menghamba yang diajarkan Nabi kita ?
Apa begini metode salaful ummah dalam beragama yang manhajnya seakan menjadi hak paten kelompok kita ?
Tidak, kita harus berani jujur mengakui, kita telah salah dalam menapakkan langkah jika begini.
Ini tidaklah terjadi kecuali karena ilmu kita dibangun diatas metode yang bermasalah, ia dibina diatas pondasi mengendus-ngendus kesalahan, kekeliruan dan ketergelinciran orang lain. Padahal tidak ada di dunia ini seorangpun yang memperoleh sifat ma'shum kecuali Nabi shallallahu alaihi wasallam.
Kita berselogan dengan berpegang teguh kepada kitabullah dan mengaku menghidupkan sunnah dan memerangi bid'ah. Sunnah apa yang sudah kita hidpukan dan bid'ah apa yang sudah kita musnahkan ?
Yang sering terjadi justru kita membid'ahkan yang ada kesunnahannya. Dan telah mempermainkan ayat-ayat Allah dengan kebodohan kita.
Tingkah polah kita yang pongah, tanpa disadari menjadikan diri kita berdiri dalam shaf-shaf musuh-musuh Islam melawan saudara-saudara sendiri.*
_________
*Andai saja saya jadi bagian dari mereka.
Comments