Bagaimana Menjadi Diri Sendiri?
Kadang ada saja orang yang menganggap menjadi diri sendiri itu berlaku seenaknya. Bukan itu. Menjadi diri sendiri adalah sesuai dengan fitrah manusia yaitu tauhid, sesuai dengan sunatullah bahwa Anda diciptakan berbeda (unik), dan sesuai dengan potensi yang sudah diberikan Allah kepada kita.
Para sahabat Rasulullah saw pun tetap pada keunikannya masing-masing. Abu Bakar as, Umar Bin Khathab as, Ustman bin Afan as, dan Ali as pun memiliki keunikan masing-masing tanpa mengurangi kemuliaannya.
Allah berfirman: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah (Ar-Rum: 30)
Dari Abu Hurairah beliau berkata, Nabi bersabda:
“Tidak ada seorangpun anak manusia melainkan dilahirkan berdasarkan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang berperan menjadikannya yahudi, nasrani atau majusi” (Muttafaq ‘Alaih)
Fitrah manusia itu adalah tauhid. Fitrah manusia itu adalah tetap dalam agama Islam, karena sejak pertama manusia diciptakan (Nabi Adam as) adalah seorang Muslim.
Para nabi adalah anak-anak saudara ayah. Dan agama mereka satu. (HR Bukhari dan Muslim)
Jadi jelas keteguhan dalam agama adalah menjadi diri sendiri yang hakiki. Tidak ada yang lebih penting dari ini.
Kita semua sudah mengetahui bahwa tidak ada tujuan lain diciptakan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Nya. Jadi, jati diri manusia sebenarnya adalah seorang hamba Allah.
Menjadi diri sendiri adalah menjadi hamba Allah.