Skip to main content

SAATNYA MELAWAN PEMAKAN HARTA RAKYAT TERHADAP PARA KORUPTOR

SAATNYA MELAWAN PEMAKAN HARTA RAKYAT TERHADAP PARA KORUPTOR


Pasukan itu jumlahnya tak lebih dari 30 orang. Di siang yang terik, mereka terus bergerak dengan waspada. Panji-panji sederhana dikibarkan sebagai penanda siap berjihad membela agama.

Hampir 12 tahun 5 bulan mereka teraniaya. Dipersekusi. Diperlakukan semena-mena. Dirampas harta bendanya.

Sampailah satu titik: ini saatnya melawan!

Diberangkatkanlah pasukan yang jumlahnya tak seberapa. Namun dengan keberanian dan tekad sekuat baja. Sasaran yang ditunggu adalah kabilah dagang yang baru pulang dari Syam.

Bukan untuk merampas, namun mengambil kembali apa yang menjadi hak mereka. Di antara dagangan yang diperniagakan itu ada harta para sahabat, seperti Abu Bakar dan Utsman ibn Affan yang diambil paksa ketika masih di kota Makkah.

Rupanya pergerakan pasukan kecil itu diketahui oleh kabilah dagang Quraish, sehingga mereka memilih kabur dan menyelamatkan diri.

Pasukan itu tak pernah berjumpa, namun sudah ada pesan kuat yang tersampaikan untuk tak lagi coba-coba.

Kelak pasukan kecil itu berjuluk Sariyah Hamzah, karena dipimpin oleh paman Rasulullah SAW, Hamzah bin Abd Muthalib dan tercatat sebagai pasukan perang Muslimin yang pertama.

“Kemenangan” tanpa pertempuran di bulan Ramadhan tahun pertama Hijriyah itu membuat pasukan Muslimin penuh percaya diri, hingga melecutlah semangat Perang Badar yang berakhir dengan gemilang.

Manusia secara naluriah mempunyai sistem pertahanan diri saat menghadapi situasi yang terus menekan. Di satu titik, akan muncul keberanian untuk melawan.

Semangat dan keberanian itu dominan dimiliki oleh anak muda. Apa pasal? Di usia remaja hormon adrenalin sedang tinggi-tingginya. Tak ada rasa takut untuk melakukan hal-hal yang tak biasa.

Ketidakadilan di depan mata tak bisa diterima. Seperti yang kita saksikan hari ini, di negeri tercinta.

Salam kompak

Comments