DOA YANG TERJAWAB DIDERASKAN DALAM DIAM MAKBULNYA DOA BERSAMA SAMA
Dalam keseharian seringkali kita menemukan “keajaiban”. Sepertinya usaha yang kita lakukan biasa saja, tapi hasilnya luar biasa. Atau tetiba kesulitan yang ada di depan mata tanpa terduga ada jalan keluarnya.
Percayalah, itu semua bukan karena usaha kita semata, melainkan ada doa diam-diam yang dideraskan tanpa sepengetahuan kita dari orang-orang tercinta.
Doa yang dideraskan dalam diam itu mustajab, tersebab malaikat akan mengaminkan. Seperti yang tersebut dalam hadis, “Apabila seorang muslim mendoakan bagi saudaranya sesama muslim, malaikat akan menimpali dengan ucapan 'Aamiin'” [HR Muslim].
Doa yang tidak diketahui oleh orang yang didoakan paling dekat dengan keikhlasan dan jauh dari sikap riya’. Dari sahabat Anas RA, “Satu doa yang dirahasiakan sebanding dengan 70 doa yang terbuka.”
Doa adalah senjata seorang Muslim. Setiap kesulitan pasti bisa dilalui dengan doa. Sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW dan para sahabat.
Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam kitabnya “Ad Da'u wa ad-Dawa” menuliskan, Rasulullah SAW dan para sahabat adalah manusia paling konsisten berpegang pada perintah berdoa dan memenuhi syarat-syarat dan tata caranya.
Mendoakan seseorang secara diam-diam, tak hanya untuk kebaikan mereka yang kita doakan, namun juga untuk diri sendiri.
“Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang sama.” [HR. Muslim no. 4912].
Ini menjadi semacam calling untuk sering-sering melakukannya, sebagaimana yang dilakukan Abu Thayyib, seperti yang tertulis dalam kitab “Tarikh Baghdad” karya Al Khathib Al Baghdadi.
Diriwayatkan Abu Thayyib selalu mendoakan saudara-saudaranya dengan menyebut nama masing-masing setiap malam.
Tak tanggung-tanggung, nama yang disebut itu tak kurang dari 300 jumlahnya dan doa yang dipanjatkan secara khusus untuk masing-masing nama.
Suatu malam karena kelalahan ia tertidur sebelum sempat berdoa. Dalam mimpinya, ia didatangi seseorang yang berkata kepadanya, "Engkau belum menyalakan lampu-lampumu malam ini."
Maka, ia pun terbangun, menyalakan lampu, dan mengeluarkan kertas serta mendoakan 300 orang saudaranya satu per satu, lalu kembali tidur.
MasyaAllah!
Allah ilhamkan kita untuk bisa berdoa saja adalah sebuah anugerah. Bukan lagi soalan apakah doa itu akan diijabah atau tidak.
Sebagaimana prinsip yang dipegang Amirul Mukminin Umar ibn Khattab, "Sungguh aku tidak memikul beban dengan mendesakkan ijabah (terkabulnya doa). Tapi lebih didorong oleh keinginan untuk berdoa. Maka, camkanlah jika kalian diilhami untuk berdoa. Sesungguhnya ijabah itu mengikutinya."
Kekuatan doa adalah keajaiban. Yakinlah akan dikabulkannya sebagaimana keyakinan Nabi Zakaria, “Ya Tuhanku, sungguh tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu.” [QS Maryam: 4]
Mari terus berdoa dan jangan berhenti mendoakan orang-orang tercinta. Doakan saya juga, ya!...
Dalam keseharian seringkali kita menemukan “keajaiban”. Sepertinya usaha yang kita lakukan biasa saja, tapi hasilnya luar biasa. Atau tetiba kesulitan yang ada di depan mata tanpa terduga ada jalan keluarnya.
Percayalah, itu semua bukan karena usaha kita semata, melainkan ada doa diam-diam yang dideraskan tanpa sepengetahuan kita dari orang-orang tercinta.
Doa yang dideraskan dalam diam itu mustajab, tersebab malaikat akan mengaminkan. Seperti yang tersebut dalam hadis, “Apabila seorang muslim mendoakan bagi saudaranya sesama muslim, malaikat akan menimpali dengan ucapan 'Aamiin'” [HR Muslim].
Doa yang tidak diketahui oleh orang yang didoakan paling dekat dengan keikhlasan dan jauh dari sikap riya’. Dari sahabat Anas RA, “Satu doa yang dirahasiakan sebanding dengan 70 doa yang terbuka.”
Doa adalah senjata seorang Muslim. Setiap kesulitan pasti bisa dilalui dengan doa. Sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW dan para sahabat.
Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam kitabnya “Ad Da'u wa ad-Dawa” menuliskan, Rasulullah SAW dan para sahabat adalah manusia paling konsisten berpegang pada perintah berdoa dan memenuhi syarat-syarat dan tata caranya.
Mendoakan seseorang secara diam-diam, tak hanya untuk kebaikan mereka yang kita doakan, namun juga untuk diri sendiri.
“Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuanny
Ini menjadi semacam calling untuk sering-sering melakukannya, sebagaimana yang dilakukan Abu Thayyib, seperti yang tertulis dalam kitab “Tarikh Baghdad” karya Al Khathib Al Baghdadi.
Diriwayatkan Abu Thayyib selalu mendoakan saudara-saudara
Tak tanggung-tanggu
Suatu malam karena kelalahan ia tertidur sebelum sempat berdoa. Dalam mimpinya, ia didatangi seseorang yang berkata kepadanya, "Engkau belum menyalakan lampu-lampumu malam ini."
Maka, ia pun terbangun, menyalakan lampu, dan mengeluarkan kertas serta mendoakan 300 orang saudaranya satu per satu, lalu kembali tidur.
MasyaAllah!
Allah ilhamkan kita untuk bisa berdoa saja adalah sebuah anugerah. Bukan lagi soalan apakah doa itu akan diijabah atau tidak.
Sebagaimana prinsip yang dipegang Amirul Mukminin Umar ibn Khattab, "Sungguh aku tidak memikul beban dengan mendesakkan ijabah (terkabulnya doa). Tapi lebih didorong oleh keinginan untuk berdoa. Maka, camkanlah jika kalian diilhami untuk berdoa. Sesungguhnya ijabah itu mengikutinya."
Kekuatan doa adalah keajaiban. Yakinlah akan dikabulkannya sebagaimana keyakinan Nabi Zakaria, “Ya Tuhanku, sungguh tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu.” [QS Maryam: 4]
Mari terus berdoa dan jangan berhenti mendoakan orang-orang tercinta. Doakan saya juga, ya!...
spiritua ai, religius, adsense, google, youtube,
BERSAMA SAMA
DALAM DIAM
DIDERASKAN
DOA YANG TERJAWAB
MAKBULNYA DOA