Google Starts Replacing Some of Its Employees Using AI
Worryingly, Google is starting to replace some of its employees using AI. Photo: Getty Images/iStockphoto/metamorworks
- The movement toward job automation using artificial intelligence (AI) continues, even at the companies that pioneered the technology. This makes some people worry that the idea that robots and AI will replace humans feels increasingly real.
Referring to the latest report by The Information, Google is gradually releasing workers in the sales division whose tasks have been automated with AI. Although it is not yet clear how many humans will suffer the same fate, this latest development is a sign that humanity is just waiting for time.
Earlier this year, Google entered a new era of advertising that leverages AI. As part of the initiative, Google is trying to leverage AI technology to deliver new ad experiences, including automatically generated assets that pull content from existing ads and site pages.
Quoting from Futurism, Friday (29/12/2023), since then, more and more people have adopted PMax. This tool has reduced the need for multiple employees dedicated to selling ads for certain Google services.
Nearly half of the 30,000 employees in Google's advertising division were once dedicated to this kind of work. This is an important shift for Google's business, considering that advertising brings many benefits to the company. By replacing human employees, Google is expected to see increased profit margins by cutting costs.
But for what? Experts have observed a number of industries affected by AI job automation. Earlier this year, IBM CEO Arvind Krishna told Bloomberg that his company was delaying hiring in any positions that could be replaced by AI.
"I could easily see 30 percent (7,800 jobs) being replaced by AI and automation over a 5-year period," said Krishna.
In essence, currently AI is starting to 'take' jobs from here and there. And according to research by the McKinsey Global Institute, the trend will accelerate faster than previously thought.
Google Mulai Ganti Sebagian Karyawannya Pakai AI
Bikin Cemas, Google Mulai Ganti Sebagian Karyawannya Pakai AI. Foto: Getty Images/iStockphoto/metamorworks
- Gerakan menuju otomatisasi pekerjaan menggunakan kecerdasan buatan (AI) terus berlanjut, bahkan di perusahaan yang mempelopori teknologi tersebut. Hal ini membuat sebagian kalangan cemas bahwa bayangan robot dan AI akan menggantikan manusia terasa kian nyata.
Merujuk pada laporan terbaru oleh The Information, Google secara bertahap melepaskan para pekerja di divisi sales yang tugasnya sudah diotomatisasikan dengan AI. Walau belum jelas berapa banyak manusia yang akan bernasib sama, perkembangan terbaru ini adalah suatu tanda bahwa manusia tinggal menunggu waktu.
Awal tahun ini, Google masuk ke era baru dari iklan yang memanfaatkan AI. Sebagai bagian dari inisiatifnya, Google mencoba untuk memanfaatkan teknologi AI dalam memberikan pengalaman iklan yang baru, termasuk aset yang dibuat secara otomatis yang mengambil konten dari iklan dan halaman situs yang ada.
Mengutip dari Futurism, Jumat (29/12/2023), sejak saat itu, semakin banyak yang mengadopsi PMax. Perangkat ini telah mengurangi kebutuhan beberapa karyawan yang khusus menjual iklan untuk layanan tertentu Google.
Hampir setengah dari 30 ribu karyawan di divisi iklan Google dulunya berdedikasi untuk pekerjaan semacam ini. Hal tersebut merupakan peralihan yang penting bagi bisnis Google, mengingat iklan memperoleh banyak keuntungan bagi perusahaan. Dengan mengganti karyawan manusia, Google diperkirakan akan mengalami peningkatan margin laba dengan memotong biaya.
Tapi untuk apa? Para ahli telah mengamati sejumlah industri yang terpengaruh otomatisasi pekerjaan AI. Awal tahun ini, CEO IBM Arvind Krishna kepada Bloomberg mengatakan bahwa perusahaannya sedang menunda perekrutan di posisi manapun yang bisa digantikan oleh AI.
"Aku bisa dengan mudah melihat 30 persennya (7.800 pekerjaan) digantikan oleh AI dan otomatisasi selama periode 5 tahun," ujar Krishna.
Intinya, saat ini AI mulai 'merenggut' pekerjaan dari sana sini. Dan berdasarkan riset oleh McKinsey Global Institute, tren tersebut akan meningkat lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.