Putin: Sane People Won't Attack Russia with Nuclear Weapons

Putin: Sane People Won't Attack Russia with Nuclear Weapons


Russian President Vladimir Putin. (AFP/Alexey Babushkin)



Russian President Vladimir Putin said that his country had successfully tested a powerful new generation strategic missile, on Thursday (5/10). 
Putin also refused to rule out the possibility of conducting a weapons test involving a nuclear explosion for the first time in more than three decades. 
He said Moscow had for the first time successfully tested the Burevestnik, a nuclear-powered and nuclear-capable cruise missile with a potential range of thousands of miles. 

Putin said for the first time that Moscow had successfully tested the Burevestnik, a nuclear-powered, nuclear-capable cruise missile with a potential range of thousands of miles. 
He revealed at an annual meeting of analysts and journalists that Russia had nearly completed work on the Sarmat intercontinental ballistic missile system, another key element of its new generation of nuclear weapons. 
Putin has repeatedly reminded the world of Russia's nuclear power since launching his invasion of Ukraine on February 24 2022. According to him, no sane person would use nuclear weapons against Russia. 
"If such an attack is detected, our missiles, hundreds, yes hundreds of missiles will appear in the air so that not a single enemy will have a chance to survive," said Putin, as quoted by the New York Post, Saturday (7/10). 

Russia has not carried out a test involving a nuclear explosion since 1990, the year before the collapse of the Soviet Union, but Putin has refused to rule out the possibility it could resume testing. 
He noted that the United States has not ratified the treaty banning nuclear tests, whereas Russia has signed and ratified it. In theory, the Duma, Russia's parliament, Putin said, could revoke its ratification

Military analysts say a resumption of nuclear tests by Russia or the United States or both would be highly destabilizing at a time when tensions between the two countries are greater than at any time in the last 60 years. 
In February 2023, Putin suspended Russia's participation in the New START treaty, which limits the number of nuclear weapons each side can use. 

However, Putin said, Russia does not need to rewrite its doctrine regarding the use of nuclear weapons, which states that it might fire them in response to a nuclear attack against its country or in the event of a threat to the existence of the country's nuclear weapons. 
Russian analyst Sergei Karaganov advocates lowering the threshold for nuclear use, but Putin disagrees. 
"There is currently no situation where, say, there is anything that threatens Russian statehood and the existence of the Russian state. I don't think anyone with common sense and a clear memory would think of using nuclear weapons against Russia," he explained. 
Karaganov has raised eyebrows among Russian and Western strategic analysts by arguing that it is time for Russia to lower its threshold for nuclear use in order to restrain, intimidate and alarm his country's opponents. 



Putin: Orang Waras Tidak Akan Serang Rusia dengan Senjata Nuklir


Presiden Rusia Vladimir Putin. (AFP/Alexey Babushkin)



Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa negaranya telah berhasil menguji rudal strategis generasi baru yang kuat, pada Kamis (5/10).
Putin juga menolak mengesampingkan kemungkinan melakukan uji coba senjata yang melibatkan ledakan nuklir untuk pertama kalinya dalam lebih dari tiga dekade.
Dia menyebut, Moskow untuk pertama kalinya berhasil menguji Burevestnik, sebuah rudal jelajah bertenaga nuklir dan berkemampuan nuklir dengan potensi jangkauan ribuan mil.

Putin mengatakan untuk pertama kalinya bahwa Moskow telah berhasil menguji Burevestnik, sebuah rudal jelajah bertenaga nuklir dan berkemampuan nuklir dengan potensi jangkauan ribuan mil.
Dia mengungkapkan pada pertemuan tahunan para analis dan jurnalis bahwa Rusia hampir menyelesaikan pekerjaan pada sistem rudal balistik antarbenua Sarmat, elemen kunci lain dari senjata nuklir generasi barunya.
Berulangkali Putin mengingatkan dunia akan kekuatan nuklir Rusia sejak melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Menurut dia, tidak ada orang waras yang akan menggunakan senjata nuklir untuk melawan Rusia.
"Jika serangan seperti itu terdeteksi, misil kami, ratusan, ya ratusan misil akan muncul di udara sehingga tidak ada satu musuh pun yang memiliki peluang untuk bertahan hidup," ucap Putin, seperti dikutip New York Post, Sabtu (7/10).

Rusia belum pernah melakukan uji coba yang melibatkan ledakan nuklir sejak tahun 1990, tahun sebelum runtuhnya Uni Soviet, namun Putin menolak mengesampingkan kemungkinan pihaknya dapat melanjutkan pengujian tersebut.
Dia mencatat bahwa Amerika Serikat belum meratifikasi perjanjian yang melarang uji coba nuklir, sedangkan Rusia telah menandatangani dan meratifikasinya. Secara teori, Duma, parlemen Rusia, kata Putin, bisa saja mencabut ratifikasinya

Analis militer mengatakan dimulainya kembali uji coba nuklir oleh Rusia dan Amerika Serikat atau keduanya akan sangat mengganggu stabilitas pada saat ketegangan antara kedua negara lebih besar dibandingkan sebelumnya dalam 60 tahun terakhir.
Pada bulan Februari 2023, Putin menangguhkan partisipasi Rusia dalam perjanjian New START, yang membatasi jumlah senjata nuklir yang dapat digunakan oleh masing-masing pihak.

Namun, kata Putin, Rusia tidak perlu menulis ulang doktrinnya mengenai penggunaan senjata nuklir, yang menyatakan bahwa mereka mungkin akan menembakkan senjata tersebut sebagai respons terhadap serangan nuklir terhadap negaranya atau jika terjadi ancaman terhadap keberadaan senjata nuklir negara.
Analis Rusia Sergei Karaganov menganjurkan penurunan ambang batas penggunaan nuklir, tapi Putin tidak sependapat.
"Saat ini tidak ada situasi di mana, katakanlah, ada sesuatu yang mengancam kenegaraan Rusia dan keberadaan negara Rusia. Saya pikir tidak ada orang yang berakal sehat dan memiliki ingatan jernih akan berpikir untuk menggunakan senjata nuklir melawan Rusia," jelasnya.
Karaganov telah menimbulkan keheranan di kalangan analis strategis Rusia dan Barat dengan berpendapat bahwa sudah waktunya bagi Rusia untuk menurunkan ambang batas penggunaan nuklirnya untuk menahan, menakut-nakuti, dan menyadarkan lawan-lawan negaranya.

Source: CNNINDONESIA


Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post