Skip to main content

Mengapa Orang Tetap Kere' Tambah Mlarat Walau Sudah Rajin Bekerja?



Mengapa Orang Tetap Kere' Tambah Mlarat Walau Sudah Rajin Bekerja?



Mengapa sudah rajin bekerja tetap dalam kondisi keuangan yang sulit? Berikut informasinya. (Foto: Dok. Sandra Molina/Unsplash,com)


Jakarta: Bekerja adalah salah satu cara untuk mendapatkan penghasilan. Kata orang, semakin banyak Anda bekerja, maka penghasilan itu juga akan semakin datang.

Namun mengapa tetap saja ada orang yang miskin walau sudah rejin bekerja? Ariesandi Setyono selaku Founder Academi Hipnoterapi Indonesia dan Peak Performance Coach pun membagikan pandangannya untuk menjawab pertanyaan ini.

Menurutnya orang bisa saja punya jumlah uang yang banyak namun tetap saja tidak punya simpanan karena mereka memiliki sebuah cara pandang yang tidak tepat. 

“Pola pikir sangat memengaruhi, bagaimana kondisi finansial yang sedang kita alami,” ujarnya dalam video Ini Lho yang Membuat Orang Tetap Miskin Walau Kerja Rajin.

“Orang mengeluarkan uang didorong dengan program bawah sadar. Program ini yang membuat Anda tetap berkekurangan,” ujarnya.

Orang yang tak bisa menabung ini memiliki program bawah sadar yang menyatakan bahwa mengeluarkan uang artinya adalah hal yang menyenangkan. “Akhirnya selalu muncul alasan logis untuk seseorang keluar uang,” ungkapnya


“Syaraf di otak membentuk asosiasi bahwa nikmat itu sama dengan mengeluarkan uang,” ungkapnya.

Pemikiran semacam ini bisa muncul dari pengalaman-pengalaman seumur hidup yang tidak kita sadari. Bisa jadi di umur tertentu, seseorang menyimpulakn dengan membeli sesuatu maka ada kenikmatan yang diterima. Sedikit demi sedikit pemahaman ini akan terekam.

Hukum alam bawah sadar ini yang mengendalikan dia untuk mengeluarkan uang,” jelasnya.

Pemikiran ini bisa diperbaiki dengan bantuan hipnoterapi. Akar masalah ditemukan dan akhirnya hidup bisa berubah dengan pemikiran baru yang ingin dimasukkan.


Kenapa Orang Miskin Tetap Hidup Susah Meski Sudah Bekerja Keras?

 - Kerja keras digadang sebagai salah satu faktor utama yang dapat membuat seseorang menjadi kaya. Namun nyatanya, banyak sekali orang yang bekerja keras dari pagi sampai malam, tapi penghidupannya tak berubah secara signifikan.

Merujuk pada Our World in Data, kesejahteraan ekonomi di dunia sangatlah tidak setara. Masyarakat di Swiss misalnya, mereka mengantongi pendapatan rata-rata 20 kali lebih tinggi dibandingkan masyarakat di Kamboja. Padahal Kamboja memiliki jam kerja yang lebih lama ketimbang Swiss.

Pekerja di Kamboja rata-rata bekerja selama 2.456 jam setiap tahun. Sementara Swiss, yang merupakan salah satu negara terkaya di dunia, memiliki total jam kerja selama 1.590 jam dalam setahun. Artinya, masyarakat Kamboja bekerja 900 jam lebih lama ketimbang Swiss.

Kendati memiliki waktu kerja yang lebih lama, Kamboja mengantongi Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita yang paling rendah.

"Sejak Revolusi Industri, masyarakat di dunia menjadi lebih kaya. Bahkan dalam 150 tahun terakhir, jam kerja menurun drastis," tulis laporan tersebut, dikutip pada Senin, 16 Oktober 2023.

Negara-negara kaya dengan jam kerja yang rendah seperti Swiss, memiliki produktivitas tenaga kerja yang sangat tinggi. Jika produktivitas pekerja tinggi, maka mereka mendapat jam kerja yang lebih sedikit pula.

Kendati demikian, tak semua negara menerapkan itu. Amerika Serikat dan Singapura misalnya, masyarakat di dua negara itu bekerja lebih lama meski memiliki tingkat produktivitas yang serupa dengan Swiss.

Hal tersebut berimplikasi besar terhadap cara berpikir soal kemajuan ekonomi yang dicapai dalam dua abad terakhir, serta kesenjangan antarnegara yang semakin melebar.

"Penduduk di negara-negara termiskin seperti Kamboja dan Myanmar, juga negara-negara kaya yang pernah miskin di masa lalu, tidak hanya miskin dalam hal konsumsi, namun mereka seringkali tidak mampu memenuhi kebutuhan seperti makanan dan obat-obatan," tulis laporan Our World in Data.

Miskin Waktu Luang

Mereka miskin karena miskin waktu luang, produktivitas yang rendah membuat mereka harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mereka tidak memiliki waktu untuk memperbaiki penghidupan, misalnya dengan mendapat pendidikan atau sekadar menikmati waktu senggang.

Jomplangnya kesejahteraan antara negara miskin dan kaya juga bukan disebabkan karena perbedaan etos kerja, melainkan karena perbedaan situasi dan peluang.

"Seberapa besar peluang Steve Jobs jika dia lahir di Republik Afrika Tengah? Tidak peduli seberapa keras dia bekerja atau seberapa pintar dia, sulit untuk membayangkan bahwa Steve Jobs akan mampu mewujudkan potensinya dengan kesenjangan yang begitu besar harus didaki," lanjut laporan itu.***

Mengapa banyak orang yang masih tetap miskin walaupun mereka sudah bekerja keras seumur hidupnya?

Ada yang bilang kalau miskin itu adalah lingkaran setan. Tidak punya uang menyebabkan tidak punya pendidikan yang baik dan juga tidak punya kesehatan yang baik. Tidak punya pendidikan yang baik berarti tidak pekerjaan yang baik. Kalau begini, apanya yang bisa ditingkatkan? Setidaknya, salah satu aspek kehidupan harus ada yang berubah.

Selain itu, orang miskin kekurangan sesuatu yang penting. Mindset orang kaya!!

Pada dasarnya, mindset orang kaya dan orang miskin sangatlah berbeda. Menurut buku yang saya baca, jika ingin menolong orang miskin, jangan memberi mereka uang. Berilah mereka inspirasi! Kenapa? Bayangkan, jika selama ini tidak punya uang, lalu tiba-tiba mendapatkan uang dengan jumlah yang fantastis, uang itu pada akhirnya akan habis, dan kehidupan mereka kembali lagi seperti semula.

Mau bekerja keras seperti apapun, jika mindsetnya tidak diubah, jika kemampuan manajemen uang juga tidak ada, hidup mereka tidak akan berubah.



7 Penyebab Anda Masih Miskin Meski Gaji Tinggi & Sudah Lama Bekerja

 

17 Jan (1)

Sumber : www.google.com

 

Kaya atau miskin sangat relatif dan tidak bisa ditentukan dari besaran gaji atau lama bekerja. Ada orang yang gajinya kecil tapi bisa hidup berkecukupan. Namun, ada juga yang gaji tinggi tapi serba kekurangan.

 

Banyak pekerja di kota besar seperti di Jakarta kehabisan uang di pertengahan bulan. Kebanyakan dari mereka juga tidak tahu ke mana uang tersebut digunakan. Padahal, gaji mereka sudah tergolong tinggi dan lebih besar dibanding orang lain.

 

Merdeka.com mengutip hipwee mencoba membongkar penyebab habisnya uang di tengah bulan meski bergaji tinggi dan sudah lama bekerja.

Berikut penjelasannya:

 

1.       Tak ada rencana masa depan

 

Seseorang yang tidak punya rencana masa depan cenderung boros menggunakan uang. Mereka tidak punya catatan pengeluaran yang dibeli setiap bulannya.

 

Mereka tidak punya rencana hidup baik sekarang ataupun masa depan. Tidak heran kalau kemudian mereka juga tidak bisa mengatur keuangan. Kemudian hal ini juga yang menyebabkan keteteran setiap bulan.

 

2.       Gaya hidup tak sesuai gaji

 

Perasaan miskin kerap muncul ketika Anda tidak bisa menilai diri sendiri. Gaya hidup mengikuti orang lain, padahal pendapatan Anda berbeda dengan mereka. Gaji Rp 5 juta tapi gaya hidup seperti bergaji Rp 10 juta.

 

Kalau dipikirkan lagi, gaji Rp 5 juta sebenarnya sudah cukup tinggi bagi orang yang di bawah. Jangan berharap kaya dan bisa menyimpan uang jika Anda belum bisa menyesuaikan gaya hidup dengan pendapatan.


3.       Tak tahu prioritas

 

Merdeka.com - Prioritas sangat penting untuk menjadi kaya. Meski gaji besar tapi tidak tahu prioritas maka Anda akan keteteran setiap bulannya.

 

Saat Anda ingin membeli sesuatu, bukan berarti harus dibeli saat itu juga. Utamakan untuk hal yang benar-benar penting, sementara yang lain masih bisa menunggu. Anda harus bisa membedakan mana yang prioritas mana yang tidak.

 

4.       Sering membeli barang tidak perlu

 

Merdeka.com - Soal buta prioritas akan berdampak pada barang belanjaan Anda. Anda akan sering membeli barang yang sebenarnya tidak diperlukan. Misalnya membeli ponsel baru, bisa saja hal ini dilakukan karena hanya ingin mengikuti teman.

 

Anda merasa butuh, padahal itu hanya keinginan. Akibatnya, kebutuhan yang benar diperlukan akan terabaikan. Itulah penyebab gaji Anda besar tapi Anda masih merasa kekurangan.

 

5.       Tak punya tabungan

 

Merdeka.com - Hal yang membuat Anda merasa miskin adalah karena uang selalu menipis di pertengahan bulan. Anda tidak punya uang meski sudah lama bekerja dengan gaji yang tinggi.

 

Mungkin Anda berpikir kalau menabung bukan hal yang harus dilakukan sekarang. Tapi, sebenarnya inilah yang membuat Anda selalu miskin. Bekerja tidak meninggalkan 'bekas' seperti tabungan.

 

6.       Remehkan catatan pengeluaran

 

Merdeka.com - Catatan pengeluaran sering dianggap remeh oleh beberapa orang. Sebagian mereka menganggap catatan pengeluaran adalah hal yang tidak perlukan. Akibatnya, di pertengahan bulan Anda akan keteteran masalah keuangan.

 

Efek jangka panjang hal ini akan membuat Anda sulit menabung. Anda tidak tahu mana pengeluaran yang perlu dan tidak perlu.

 

7.       Menggampangkan utang

 

Merdeka.com - Mudah berutang juga menjadi

salah satu penyebab Anda sulit kaya. Gaji yang tidak cukup ditutup dengan utang dan berpikir kalau gaji bulan depan bisa melunasi utang tersebut.

 

Sekali dua kali Anda mencoba utang maka Anda akan hidup gali lobang tutup lobang. Lebih parahnya lagi, Anda bisa berutang dengan nominal besar dan akan terus bertambah setiap bulannya.

 

Awalnya mungkin Anda hanya berani utang Rp200.000, namun bulan berikutnya Anda akan berani pinjam Rp500.000 dan begitulah seterusnya.


Terungkap 3 Penyebab Anda SELALU MISKIN, Meskipun Sudah Bekerja Keras

- Setiap orang berlomba-lomba berjuang untuk terhindar dari kemiskinan dan sebagain sangat sulit mengatasi kemiskinan.

Banyak hal yang telah dilakuka agar terhidar dari kemiskinan namun kemiskinan selalu saja menghampiri.
Begitu juga suatu daerah yang mencanangkan mengatasi garis kemiskinan, namun kemiskinan tetap meningkat dari hari –kehari.

Simak 3 penyebab membuat banyak orang menjadi miskin dan sulit meninggalkan zona kemiskinannya.
Banyak orang meyakini bahwa untuk sukses kita harus bekerja keras, mungkin Keyakinan itu benar tapi bisa jadi kurang tepat.

Banyak orang yang sudah kerja keras justru membuat mereka tetap ada dalam kemiskinan dan kegagalan.

Ada model kerja keras yang membuat tetap miskin dan tetap gagal, jangan sampai melakukan ketiga model kerja keras tersebut


 1. Pekerja Tanpa Ilmu

Pernahkah kita berkunjung ke pasar dan melihat beberapa orang berprofesi sebagai buruh angkut? Mereka adalah para pekerja keras, sejak pagi sampai sore mereka masih bekerja dengan menggunakan kekuatan otot dan fisik mereka.

Pernahkah kita datang ke sebuah terminal di tengah malam? ada begitu banyak orang yang menjajakan jasa ojek, becak ataupun jasa transportasi tradisional lainnya, mereka juga para pekerja keras.

Ketika sebagian orang tidur, mereka memilih tetap terjaga untuk menjemput rezeki mereka.

Pertanyaannya, jika memang kerja keras adalah penentu kesuksesan kenapa ada begitu banyak orang yang sudah bekerja keras mati-matian pagi dan malam tapi tetap saja hidup mereka tetap miskin? Jawabannya adalah, karena mereka hanya melakukan kerja keras.


Seharusnya jika ingin lebih baik kerja keras sebaiknya ditambah dengan ilmu. Bekerja keras tanpa memiliki ilmu akan mengantarkan kita pada kondisi pekerjaan fisik yang sangat melelahkan.


Bekerja keras tanpa ilmu membuat hidup kita tidak akan pernah berubah. Pagi sore kita bekerja, bahkan kita bekerja dengan sangat luar biasa powerful.

Tapi karena kita tidak memiliki ilmu karena kita tidak mengupgrade kompetensi diri, maka itulah penyebab kenapa kerja keras kita seolah tidak ada hasilnya.

Kerja keras tanpa ilmu hanya menghasilkan kelelahan, sementara jika kita memiliki ilmu dan kita juga memiliki kerja keras, maka pada titik akhir pelan namun pasti kita akan mampu mewujudkan kesuksesan dan impian kita, karena memang itulah fitrahnya.


Tuhan akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu dan beriman. Sementara punya ilmu tanpa memiliki kerja keras akan menghasilkan kesia-siaan.

Jadi lakukanlah kerja keras dan dibarengi dengan ilmu, jika hanya bekerja keras tanpa ilmu, maka itulah kerja keras yang akan membuat tetap dalam kegagalan dan kemiskinan.

2. Kerja keras tanpa tujuan hidup
Mana yang lebih baik, pengangguran yang memiliki tujuan hidup atau pekerja keras yang tidak memiliki tujuan?

Para pekerja keras tapi tidak memiliki tujuan hidup membuat mereka akan berputar di tempat yang sama. Mereka tidak akan pernah berpindah dari satu level ke level berikutnya.

Mereka tetap saja berkutat dengan kesulitan kerja keras dan rasa lelah karena, mereka tidak memiliki tujuan hidup yang pasti.

Berapapun uang mereka, pada akhirnya akan habis orang-orang yang bekerja keras tanpa memiliki tujuan hidup, sejatinya mereka sedang melakukan ke sia-sia dan mereka sedang menghabiskan waktu mereka untuk pekerjaan.

Mereka pun tidak pernah tahu akan berada di mana. Mereka tidak akan pernah mengerti akan kemana waktu membawa mereka dan akan seperti apa akhir dari bekerja keras yang mereka lakukan.

Itu semua terjadi karena mereka tidak pernah memiliki tujuan hidup, inilah satu cara kerja keras yang tetap saja membuat anda hidup dalam kesulitan, kemiskinan dan kegagalan adalah sebuah proses kerja keras tanpa memiliki tujuan hidup.

Jangan kitamerasa heran, kenapa banyak atlet yang di hari tuanya seolah-olah hidupnya begitu menderita.

Karena pada saat mereka melakukan sesuatu ketika masih muda dan mencapai kejayaan mereka tidak memiliki tujuan hidup, mereka tidak tahu akan kemana akhir dari perjalanan mereka.

Pada titik itulah mereka melakukan kerja keras dengan kesetiaan, karena mereka hanya bekerja keras tanpa pernah memiliki tujuan hidup yang jelas.

3. Kerja keras tanpa mengenal waktu
kerja keras tanpa tujuan hidup hanya akan membuat kita menghabiskan waktu, tenaga dan pikiran. Sadarkah anda, bekerja keras tanpa mengenal waktu adalah sebuah kedholiman.

Bekerja keras tanpa mengenal waktu hanya membuat anda hidup dalam kesengsaraan.

Kenapa? karena tubuh kita punya hak keluarga. Kita punya jatah, jika semuanya kita habiskan hanya untuk bekerja tanpa pernah memberi waktu untuk beristirahat.

Tanpa pernah memberi waktu untuk menikmati hasil pekerjaan kita, maka kita sedang menikmati hidup dalam kondisi penuh penderitaan.

Inilah model kerja keras yang akan tetap membuat anda hidup dalam kondisi yang seperti itu.

Kerja keras tanpa mengenal waktu bisa jadi anda sukses, bisa jadi anda mendapat pencapaian financial yang sangat tinggi, tapi cobalah anda perhatikan bagaimana kondisi kesehatan anda.

Cobalah anda perhatikan Bagaimana relasi sosial dan relasi anda, dengan keluarga anda dan orang-orang yang anda cintai. Anda menghabiskan sebagian besar waktu hidup anda hanya untuk pekerjaan.

Anda melupakan satu kekayaan yang sangat berharga, yakni waktu untuk keluarga dan waktu untuk diri sendiri.

Karena keputusan anda terlalu bekerja keras tanpa mengenal waktu, akhirnya ada aspek kesehatan yang terlupakan, ada begitu banyak pengorbanan yang terlalu mahal untuk Anda bayar atas pilihan anda untuk bekerja keras tanpa mengenal waktu.

Bekerja keras tanpa mengenal waktu adalah sebuah kedholiman yang akan tetap menghantarkan pada sebuah penderitaan dan kegagalan. Jadi tetapkanlah waktu anda dalam bekerja, boleh bekerja keras tapi kita harus punya batas waktu.

Itulah 3 model kerja keras yang akan menghantarkan anda pada kesulitan jika anda melakukan tiga model kerja keras tersebut. 

Kenapa Rajin Bekerja dan berdoa tapi kok Masih Miskin ?

Bang Jago banyak orang taat ibadah dan rajin bekerja tapi kok tetap miskin ya? Tapi banyak yang gak ibadah tapi bisa kaya raya?

Sik sik sik, sebentar. kerja keras dan kekayaan itu bersanding, tapi tidak berhubungan. kerja keras itu kewajiban hamba, sedangkan rejeki itu area Tuhan. Tugas kita sebagai hamba hanya meminta, kemudian memantaskan diri untuk menerima yang kita minta. Kalau rezeki kita belum sesuai, syukuri dulu karena itu yang terbaik dari Tuhan. Tapi tetap dilanjutkan usaha dan doanya. Kalau hanya berdiam diri tanpa berusaha akan mencabut kepantasan kita untuk mendapat rezeki yang lebih besar.

Kalau ada orang yang jarang ibadah tapi dikasih rezeki lebih, itu bukti Tuhan Maha Pengasih yang tak pernah pilih kasih, karena Tuhan itu Maha Adil, yang tidak ibadah pun kalau dia bekerja keras maka tetap akan diberi rezeki.

Gimana sudah mudheng atau masih kepyur ?

Sik sik sik tak jelaske sik ya, rezeki itu ada 2

1. Rezeki yang baik atau barokah

Yaitu rezeki yang diperoleh dari cara yang benar atau halalan thoyiban. Indikatornya rezeki yang baik adalah, bertambah nilai manfaatnya, cukup untuk kebutuhan, menjadikan hati tenang dan bahagia. Misalnya dapat duit sebulan cuma sejuta ndilalah kok cukup, ada saja yang ngasih makanan ke rumah. anaknya sehat semua, dan nggak minta aneh-aneh,

2. Rezeki yang tidak baik atau istijrot

Namanya saja sudah jelek didengar istijrot yang makan bisa monjrot hehehe. reseki model gioni yang didapat dari cara yang tidak benar misalnya mencuri, korupsi, menipu dan sibiginyi. jumlahnya berlimpah oh pastinya. kalau orang Jawa dilulu, minta apa saja dikasih sam Allah. tapi sekali jatuh jeder ..masuk KPK.

Biasanya pemakan rezeki model begini, kaya raya secara materi berlimpah, tapi, keluarga amburadul, anak bermasalah, kena penyakit yang obatnya ratusan juta , atau penyakit aneh yg gak sembuh-sembuh. Hindari rezeki yg beginian kagak adna enaknya,

Kenapa Sudah Bekerja Keras Tetap Miskin? Pakar HCN: Tuhan itu Adil

Dari tahun 2016 semenjak awal HypnoCodesName (HCN) ditemukan oleh Ananta Wajendra DBA., sebagai puzzle akhir dari proses penemuan keilmuan yang bisa mempetakan kehidupan manusia. Pakar HCN itu, melihat banyak sekali yang terjadi dan banyak sekali rahasia rahasia yang selama ini tersembunyikan dan dengan metode HCN bisa terjawab.

Salah satunya adalah perntanyaan kenapa orang yang sudah bekerja keras, tapi tetep miskin? Dunia jadinya tidak adil. Pertanyaan ini juga yang dulu menjadi pertanyaannya selama ini, karena banyak orang di luar sana yang telah bekerja sangat keras, tapi mereka tetap tidak mendapatkan kekayaan yang besar. “Atau banyak orang yang berbuat baik tapi selalu menjadi korban penipuan dan yang paling sering adalah minjemin duit ke orang pas mintanya malah jadi pengemis,” katanya pada Kamis (10/11/2022).

“Kok bisa kita yang baik minjemin duit ke orang kemudian malahan kita yang menjadi korban? Ini kan aneh ya, kita rencananya mau menolong mereka, betul? Mereka butuh uang kita kasi pinjam, niat bai tapi kenapa dibalasnya malah tidak baik?,” imbuhnya.  Bahasa ketidak adilan ini baginya dulu tidak punya jawabanya, tapi pada saat menemukan HCN ternyata betul bahwa Tuhan itu adil. “Kenapa? karena jika anda tidak jual sate kambing maka jangan harap orang beli sate kambing yang datang itu simplenya, bagaimana anda bisa mendapatkan yang mau beli sate kambing sedangkan anda menjual nasi goreng? Jika anda mengatakan tidak mungkin maka seperti itulah jika kehidupan anda selama ini tidak sesuai dengan apa yang anda inginkan,” tegasnya.


Katanya Tuhan Maha Kaya, Lantas Kenapa Masih Ada Orang Miskin?


Allah Swt. menciptakan segala sesuatu di dunia ini berpasangan-pasangan, seperti baik buruk, sedih bahagia, susah senang, murung ceria, dan lain-lain. Kemudian, kita tahu bahwa Allah tidak pernah menciptakan sesuatu dengan sia-sia. Bagaimana dalilnya? Surah Ali-Imran ayat 191, “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Maha Suci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka." (Q.S Ali-Imran: 191).

Begitu pun dengan adanya keadaan lapang atau sempit, si kaya dan si miskin. Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa Allah Maha Pemberi Rezeki dan juga yang memiliki hak prerogatif untuk memberikan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki. Sebagaimana dalam Al-Qur’an surah Al-Ankabut ayat 62, “Allah melapangkan rezeki bagi orang yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya dan Dia (pula) yang membatasi baginya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Q.S Al-Ankabut: 62).

Baca juga: Mengenal Makna Zakat Lebih Dekat!

Jadi, kaya dan miskin adalah ketetapan Allah, bagian dari skenario Allah. Allah Swt. menciptakan orang kaya dan miskin agar manusia saling berhubungan. Agar kehidupan ini tetap berjalan. Bayangkan, bagaimana jadinya ketika di dunia ini semuanya kaya? Siapa yang jualan sayur? Siapa yang jadi petani? Semua sudah diatur. Justru, ketika semua manusia kaya, kita akan repot, kehidupan tidak akan berjalan.

Selain itu, kaya dan miskin hanyalah ujian. Maka akan datang suatu masa di mana manusia diuji dengan kekayaan dan diuji dengan kemiskinannya. Sebagaimana dalam Al-Qur’an surah Al-Fajr ayat 15-16, “Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: ‘Tuhanku telah memuliakanku. Dan adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata: ‘Tuhanku menghinakanku.” (Q.S Al-Fajr: 15-16).


Allah ingin melihat bagaimana reaksi seseorang ketika diuji dengan kekayaan ataupun kemiskinan, apakah akan tetap beriman atau berpaling. Tidak ada garansi orang akan tetap kaya atau akan selamanya miskin. Semua alur hidup Allahlah yang memegang kendali, maka bersiaplah dengan dua ujian ini ketika kita berada di salah satu posisi tersebut. 

Itulah mengapa Allah memerintahkan kita untuk berzakat! Mengeluarkan sebagian harta yang kita miliki untuk orang-orang yang berhak menerimanya, karena di dalam harta kita terdapat hak orang lain. Segala sesuatu dalam hidup ini sudah diatur dan terukur. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surah Asy-Syura ayat 27, “Dan sekiranya Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya niscaya mereka akan berbuat melampaui batas di bumi, tetapi Dia menurunkan dengan ukuran yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Maha Teliti terhadap (keadaan) hamba-hamba-Nya, Maha Melihat.” (Q.S Asy-Syura: 27).

Allah Maha Mengetahui siapa orang yang ketika diberi rezeki lebih dari yang dibutuhkan, ia akan melampau batas. Maka dari itu, Allah memberi rezeki sesuai dengan pilihan-Nya dan Allah selalu melihat mana yang lebih manfaat untuk mereka. Semoga kita bisa lebih sadar bahwa Allah jauh lebih mengetahuik dari apapun. Manusia biasa seperti kitalah yang banyak tidak tahunya.


Kenapa Orang Kaya Makin Kaya dan Orang Miskin Tetap Miskin?

Menurut lo, bener gak sih kalo sekarang orang kaya bakal makin kaya, orang miskin makin miskin

Orang bilang kalau hidup itu makin enak seiring waktu. Padahal ini gak berlaku buat semua orang. Orang miskin. Buat mereka hidup makin susah.

Faktanya dari tahun 1970 sampai sekarang pendapatan orang miskin cenderung stuck dan gak ada perubahan. Sementara pendapatan orang kaya cenderung naik sampai tiga kali lipat.


Jadi bisa dibilang perkembangan teknologi dan inovasi di beberapa aspek penting itu cuma ilusi.

Dan sebenernya gini Kalau berbicara kemiskinan sebenarnya kita gak cuma ngomongin orangnya males atau nggak “kurang kerja keras” “kurang akses” dan lain sebagainya.

Ada satu hal penting yang gak boleh terlewatkan: Sejarah.

Nah ini menarik nih: Ada apa dengan sejarah?
Apakah kalau gue punya sejarah jadi orang miskin gue akan selalu miskin?

Baca artikelnya sampai akhir, ya!

Warisan Tak Kasat Mata Milik Orang Kaya

Menurut lo kenapa orang kaya bisa tetap kaya sampai keturunan-keturunannya?

Mereka mewariskan kekayaan ke anak cucunya. Entah itu kekayaan dalam bentuk uang saham bahkan koneksi.

Sejarah dan keturunan bisa dibilang punya peran yang cukup penting dalam menentukan nasib finansial seseorang. Gue bahkan nemu penelitian di Inggris yang bilang kalau peran keturunan dan nama belakang yang lo punya itu bisa nentuin nasib seseorang apakah bakal kaya atau miskin sampe dengan 60%.

Pertanyaannya: kalau nasib kita tergantung sama sejarah dan keturunan kita nggak akan pernah bisa kaya dan jadi masyarakat elit dong?

Betul dan sudah terjadi berulang kali seperti itu.

Karena gini: Orang kaya nggak cuma mewariskan uang atau koneksi ke anak-anaknya. Mereka juga mewariskan satu hal penting yang less likely dimiliki dan diwariskan oleh orang-orang miskin.

Apa itu? Jawabannya adalah money scripts.

Money Scripts: Ketika Sejarah Menentukan Kekayaan

Sebenarnya money scripts itu apa sih? Emangnya penting?

Money script adalah kepercayaan dan mindset lo terhadap uang yang lo pelajari dan diwariskan dari keluarga lo.

Sadar ataupun engga kepercayaan dan mindset ini bisa mempengaruhi perilaku dan keputusan keuangan yang lo ambil. Pada intinya di mana lo tumbuh dalam situasi apa dan bersama siapa itu ngebentuk mindset lo dan ada pengaruhnya ke perilaku keuangan lo sekarang. Masalah tentang keuangan yang sekarang lo hadapi bahkan bisa jadi sama kayak yang dihadapi oleh keluarga lo.

Misalnya kalau lo tumbuh di keluarga yang boros bisa jadi lo akan menganggap kalo buang-buang uang itu wajar aja.

Atau mungkin lo dulunya tumbuh di keluarga miskin dan kesusahan. Mungkin sekarang lo jadi super hemat karena tau susahnya cari uang. Tapi jadinya susah kalo mau berbisnis jadi terlalu hati2 gak mau ngambil risiko. Jadinya miss kesempatan utk bikin bisnis.

Ada empat tipe money script: money avoidance. money worship, money status, dan money vigilance.

Pertamamoney avoidance alias tipe menghindar. Orang yang punya tipe ini cenderung menganggap kalau uang itu adalah hal yang negatif dan gak penting yang bisa merusak hidup lo atau hubungan lo.

Orang dengan tipe ini juga biasanya cenderung nggak ngerti cara menghasilkan uang yang banyak. Jadi denial dan “pura-pura” nggak peduli.

Kedua, ada tipe money worship alias tipe menghamba. Orang yang punya tipe ini cenderung punya keyakinan kalo semakin banyak uang yang dia hasilkan dia bakalan semakin bahagia. At the same time orang-orang tipe ini cenderung ngejar duit terus terusan. Nggak pernah ngerasa cukup dan bahagia.

Ketiga, ada tipe money status alias tipe pamer. Orang yang punya tipe ini biasanya ngerasa kalo status dan keberhargaan seseorang itu dinilai dari jumlah uangnya. Jadilah mereka cenderung suka pamer impulsif dan flexing.

Terakhir, ada tipe money vigilance alias tipe waspada. Orang yang punya tipe ini biasanya cukup berhati-hati sama uang menganggap kalo uang itu harus dijaga dan disimpan buat masa depan. Mereka juga punya concern yang besar di ranah kesehatan finansial.

Gimana dengan tiga tipe sebelumnya? Well riset-riset sih menyebutkan kalau orang-orang yang punya tiga tipe pertama cenderung punya kesehatan finansial yang buruk.

That’s why money script kita perlu kita ubah dulu kalau mau kaya dan sehat secara finansial.

Lo punya tipe yang mana?

Mindset Aja Nggak Cukup.

Yang jadi pertanyaan sekarang: apakah punya money script yang bagus itu udah cukup buat bikin kita jadi kaya?

Tentu tidak.

Aware dan sadar sama semua informasi tadi itu cuma permulaan aja. We need action. Dan action ini bisa long-lasting kalau lo pakai pendekatan psikologi. Karena gini ngebahas tentang finansial sebenarnya lo nggak bisa cuma bahas tentang “ilmu investasi” “cara menabung” atau “cara berbisnis” ala-ala influencer doang. Lo juga butuh psikologi.
Dalam psikologi pikiran perasaan dan perilaku lo itu berjalan beriringan. Kalau lo punya masalah di perilaku finansial let’s say susah banget nabung. Ya lo mesti benerin itu secara paralel dari mulai ubah pikiran.

Kehadiran ilmu psikologi di ranah finansial dan ekonomi sekarang udah banyak diterapkan di luar negeri yang dikenal dengan istilah behavioral economics atau behavioral finance.

Ilmu ini penting banget sebenarnya. Bahkan intervensi psikologis kayak Cognitive Behavioral Therapy udah mulai dipraktekin cuy buat ngebantu orang-orang yang punya masalah keuangan.

Pertanyaannya apa yang bisa kita lakukan?

Kaya makin kaya, miskin tetep miskin

Menurut gue yang pertama harus dilakuin adalah be aware sih.

Aware sama money script lo. Aware sama cashflow lo. Aware sama keinginan dan kebutuhan lo.

Karena orang high income juga bisa balik miskin lagi kalo gak aware sama spending dan behaviornya. Dan ini terjadi pada contoh atlet atau influencer yang lagi2 sudah pernah kita bahas juga di video sebelumnya.

Kenapa? Karena money script! Boros kaga investasi kaga bikin aset yang sustain dsb.

Kalo mau gampang awareness tentang spending ini juga bisa lo terapkan lewat Kurikulum Satu Persen. Lo bisa identifikasi sebenarnya sekarang lo lagi ada di level berapa?

Lo bisa sesuaikan spending lo sama level lo sekarang. Misal lo masih ada di level 1 struggling sama cashflow ya jangan mikir kebutuhan tersier kayak liburan dulu. Penuhi dulu Level 1 dan 2 nya.

Jadi apakah yang orang miskin akan selalu miskin?

Bisa dibilang iya. Apalagi kalo orangnya kagak berubah.

Tapi di zaman informasi dan teknologi seperti sekarang di mana informasi bisa lebih mudah kita dapetin seenggaknya kita bisa belajar sih untuk mengubah money script kita dan perilaku kita karena mobilitas sosial itu bukan hal yang gak mungkin.

Lo bisa jadi pioneer di keluarga lo jadi generasi awal yang punya money script bagus. Dan lo bisa mewariskannya juga ke anak cucu lo. Layaknya orang kaya.

In the end jangan sampai lo stuck baik secara mindset ataupun perilaku. Lo bisa memulainya dengan belajar psychology of finance dan terapin ke kehidupan lo.

Lo bisa cek seberapa baik kesehatan finansial lo di Tes Kesehatan Finansial.

Sekian dari Gue, Gue Jhon dari Satu Persen, thanks.

Comments