UN Secretary General Asks World Example of Indonesia's Unity in Diversity at the ASEAN Summit

UN Secretary General Asks World Example of Indonesia's Unity in Diversity at the ASEAN Summit

UN Secretary General Antonio Guterres at the ASEAN Summit. Photo: AP/Dita Alangkara

 -- Secretary General of the United Nations (UN) Antonio Guterres asked the world to follow Indonesia's motto Bhinneka Tunggal Ika if we want a better future for the world. 
"Unity in Diversity, is not just Indonesia's national motto. It is the key to creating a better future for everyone," Guterres said during a press conference at the Jakarta Convention Center, Thursday (7/9). 
Guterres said the global situation is currently at a breaking point due to a series of crises, ranging from the climate emergency, increasing war and conflict, increasing poverty, widening inequality, to increasing geopolitical tensions. 

Because of these problems, there is a real risk of major divisions in the world's economic and financial systems, coupled with differing strategies in technology and artificial intelligence and conflicting security frameworks. 
"I commend ASEAN and ASEAN member countries for their important role in building bridges of understanding. ASEAN has been an important factor for unity in a divided world," he said. 
"And we need this more than ever, in a world that is increasingly multipolar and requires strong multilateral institutions to carry it out on a basis of equality, solidarity and universality," he continued. 
On that occasion, Guterres said the world needs to work together on various fronts to build the future. He also praised ASEAN for trying to work together in the field of peace to reduce tensions in regions such as those occurring in the South China Sea to the Korean Peninsula. 

He also admitted that he was concerned about the increasingly unstable political, humanitarian and human rights situation in Myanmar. He then reiterated his support for the five-point consensus agreed upon by ASEAN leaders. 
"And I urge all countries to continue pursuing an integrated strategy against Myanmar. I also appreciate Indonesia's determination as Chair of ASEAN to involve all conflicting parties in political dialogue," he said. 
"I repeat my urgent call to the Myanmar military authorities to listen to the aspirations of its people, release all political prisoners, and open the door to the return of democratic government," said Guterres. 


Sekjen PBB Minta Dunia Contoh Bhineka Tunggal Ika RI di KTT ASEAN

Sekjen PBB Antonio Guterres di KTT ASEAN. Foto: AP/Dita Alangkara

-- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres meminta dunia mencontoh semboyan Bhinneka Tunggal Ika milik Indonesia jika ingin masa depan dunia lebih baik.
"Bhinneka Tunggal Ika, bukan hanya semboyan nasional Indonesia. Ini adalah kunci untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua orang," kata Guterres saat konferensi pers di Jakarta Convention Center, Kamis (7/9).
Guterres mengatakan situasi global saat ini berada pada titik puncak karena serangkaian krisis, mulai dari darurat iklim, meningkatnya perang dan konflik, meningkatnya kemiskinan, melebarnya kesenjangan, hingga meningkatnya ketegangan geopolitik.

Karena masalah-masalah ini, ada risiko nyata terjadinya perpecahan besar dalam sistem ekonomi dan keuangan dunia, ditambah perbedaan strategi dalam bidang teknologi dan kecerdasan buatan serta kerangka keamanan yang saling bertentangan.
"Saya memuji ASEAN dan negara-negara anggota ASEAN atas peran penting mereka dalam membangun jembatan pemahaman. ASEAN telah menjadi faktor penting bagi persatuan di dunia yang terpecah," ucapnya.
"Dan kita memerlukan hal ini lebih dari sebelumnya, di dunia yang semakin multipolar dan memerlukan institusi multilateral yang kuat untuk menjalankannya berdasarkan kesetaraan, solidaritas, dan universalitas," lanjut dia.
Dalam kesempatan itu, Guterres berujar dunia perlu bekerja sama di berbagai lini guna membangun masa depan. Dia pun memuji ASEAN karena telah berupaya bekerja sama di bidang perdamaian untuk meredam ketegangan di kawasan seperti yang terjadi di Laut China Selatan hingga Semenanjung Korea.

Dia juga mengaku prihatin dengan situasi politik, kemanusiaan, dan hak asasi manusia yang kian tak stabil di Myanmar. Dia lantas menekankan lagi dukungannya terhadap konsensus lima poin yang telah disepakati para pemimpin ASEAN.
"Dan saya mendesak semua negara untuk terus mengupayakan strategi terpadu terhadap Myanmar. Saya juga mengapresiasi upaya tekad Indonesia sebagai Ketua ASEAN untuk melibatkan semua pihak yang berkonflik dalam dialog politik," ujar dia.
"Saya mengulangi seruan mendesak saya kepada otoritas militer Myanmar, untuk mendengarkan aspirasi rakyatnya, membebaskan semua tahanan politik, dan membuka pintu bagi kembalinya pemerintahan demokratis," tukas Guterres.

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post