3 Types of Islamic Pesugihan To Get Rich Quickly Not Even Forbidden by Allah
Illustration/Zakat, infaq, and alms are 3 types of Islamic gifts recommended by Allah SWT. (UNSPLASH/Zlat'aky.cz)
- We often see a phenomenon where there are a handful of people who perform pesugihan or mystical rituals that are contrary to the teachings of Islam.
In the belief of some Indonesians, the practice of pesugihan is considered a quick way to get wealth, luck or success.
The practice of pesugihan which is carried out by a few people by bringing offerings to sacred places is still rife.
Even though if we dig into Islam even deeper, we will find that in Islam there are gifts that are not prohibited by Allah SWT.
"And if you think that usury can increase your wealth then indeed your wealth will not increase in the eyes of Allah. However, if you spend your wealth with zakat to achieve Allah's pleasure, then those who do so will have their reward doubled," (QS Surah Ar-Rum verse 39)
People who pay zakat will not only be rewarded with double the reward but also all kinds of worldly goodness including material possessions will be multiplied.
Apart from Islamic tithes, offerings, what a Muslim can also do to multiply wealth, rewards and other kindnesses is infaq and alms.
Infaq is done by giving our materials or possessions to people who are deemed in need.
Meanwhile, almsgiving can be done in two ways, namely giving out material and non-material.
The evidence in the verses of the Koran states that the rewards for people who donate or give alms are almost equivalent to the rewards for people who pay zakat.
In the book of tafsir Al Madinah Al Munawar where one day the friends asked the Messenger of Allah
"O Messenger of Allah, what should we infaq and give alms to and who should we give it to."
Rasulullah then answered according to the revelation he had received.
"Spend lawful wealth, give it to your parents, relatives, orphans, the poor and travelers who have run out of provisions."
Judging from the application of zakat, donations and alms, it may not make sense how the wealth we have can be multiplied.
This impossible situation has been experienced by a friend, Abdurrahman bin Auf.
During his life Abdurrahman bin Auf was known as a smart person, in his daily activities he was a very successful trader.
Thanks to his intelligence in the trade sector, Abdurrahman Bin Auf became the richest friend.
The Messenger of Allah was so rich that because of his wealth, Abdurrahman bin Auf would enter heaven last among his friends.
Hearing this, Abdurrahman bin Auf, who only focused on worshiping and running his business every day, suddenly changed drastically.
Almost every day he cried and thought about how he could become a friend who would enter heaven first.
Until one day Abdurrahman bin Auf was finally determined to give up all his wealth and was willing to fall into poverty.
To become poor Abdurrahman bin Auf chose to spend and give alms continuously all the time.
During the process of becoming poor, Abdurrahman bin Auf gave away almost all of his wealth.
He also gave charity 40 thousand dinars, 500 horses, 500 vehicles for war purposes to free 30 thousand slaves and many more.
Amazingly, after giving away almost all of his wealth, Abdurrahman bin Auf became even more worried.
How could it not be when he gave up most of his wealth so that he would not enter the last heaven, at that time God gave him many times over the abundance of wealth.
The story of Abdurrahman bin Auf is just a handful of stories of people who gave alms and then had their wealth multiplied by Allah.
Allah's promise to multiply wealth for those who give alms and donate is true.
However, the virtues of zakat, charity and charity are not always visible from increasing wealth.
Getting goodness such as avoiding pain, smoothing out all affairs and feeling calm living life can be the result of the Islamic gifts that we have done. ***
3 Jenis Pesugihan ala Islam Agar Cepat Kaya Bahkan Tidak Dilarang Allah
Ilustrasi/Zakat, infak, dan sedekah adalah 3 jenis pesugihan ala Islam yang dianjurkan oleh Allah SWT. (UNSPLASH/Zlat'aky.cz)
- Kita kerap melihat sebuah fenomena di mana ada segelintir orang yang melakukan pesugihan atau ritual-ritual mistis yang bertentangan dengan ajaran Islam.
Dalam kepercayaan sebagian warga Indonesia praktik pesugihan dianggap sebagai jalan cepat mendapatkan kekayaan, keberuntungan atau kesuksesan. Praktik pesugihan yang dilakukan segelintir orang dengan cara membawa sesajen ke tempat-tempat yang dikeramatkan masih marak terjadi.
Padahal apabila menggali Islam lebih dalam lagi, kita akan menemukan jika dalam Islam ada pesugihan yang tak dilarang oleh Allah SWT.
"Dan apabila kalian berpikir jika riba dapat menambah harta maka sungguh hartamu itu tidak bertambah di mata Allah. Namun apabila kalian mengeluarkan hartamu dengan berzakat untuk mencapai keridhaan Allah maka orang-orang yang berbuat demikian akan dilipatgandakan pahalanya," (QS Surah Ar-Rum ayat 39)
Orang yang mengeluarkan zakat bukan hanya akan dibalas dengan pahala berlipat ganda melainkan akan dilipatgandakan juga segala jenis kebaikan duniawi termasuk harta benda. Selain zakat pesugihan ala Islam, yang juga bisa dilakukan oleh seorang muslim untuk menggandakan harta, pahala serta kebaikan lainnya adalah infak dan sedekah.
Infak dilakukan dengan cara memberikan materi atau harta kita kepada orang yang dianggap membutuhkan.
Sedangkan untuk sedekah bisa dilakukan dengan dua cara yaitu mengeluarkan materi dan non materi.
Dalil dalam ayat Al Quran menyebutkan bahwa ganjaran bagi orang-orang yang berinfak maupun bersedekah hampir setara dengan ganjaran orang yang mengeluarkan zakat.
Dalam kitab tafsir Al Madinah Al Munawar dimana pada suatu hari para sahabat bertanya kepada Rasulullah
"Wahai Rasulullah apa yang sebaiknya kami infak dan sedekahkan dan siapa yang harus kami berikan".
Rasulullah kemudian menjawab sesuai dengan wahyu yang telah beliau terima. "Infakkan lah harta yang halal, berikanlah kepada orang tuamu, kerabat anak-anak yatim, orang fakir dan musafir yang kehabisan bekal".
Dilihat dari pengaplikasiannya zakat, infak dan sedekah mungkin tak masuk akal bagaimana bisa harta yang kita miliki bisa dilipatgandakan.
Keadaan yang tak memungkinkan itu telah dialami oleh seorang sahabat yaitu Abdurrahman bin Auf.
Semasa hidupnya Abdurrahman bin Auf dikenal sebagai orang yang cerdas, dalam kesehariannya ia beraktifitas sebagai pedagang yang sangat sukses.
Berkat kecerdasannya di sektor perdagangan Abdurrahman Bin Auf pun menjadi sahabat terkaya.
Saking kayanya Rasulullah pernah berkata karena hartanya Abdurrahman bin Auf akan masuk surga paling terakhir di antara para sahabat.
Mendengar hal tersebut Abdurrahman bin Auf yang sehari-harinya hanya fokus beribadah dan menjalankan bisnisnya seketika berubah drastis.
Hampir setiap hari ia menangis dan memikirkan cara bagaimana agar ia menjadi sahabat yang lebih dulu memasuki surga.
Hingga tiba di suatu hari Abdurrahman bin Auf pun akhirnya bertekad melepaskan semua hartanya dan rela jatuh miskin. Untuk menjadi miskin Abdurrahman bin Auf memilih berinfak dan bersedekah secara terus-menerus setiap waktu. Selama proses menjadi miskin Abdurrahman bin Auf menyedekahkan hampir seluruh hartanya.
Ia juga bersedekah 40 ribu dinar, 500 ekor kuda, 500 kendaraan untuk keperluan perang memerdekakan 30 ribu hamba sahaya dan masih banyak lagi. Menakjubkannya, setelah menyedekahkan hampir seluruh hartanya Abdurrahman bin Auf justru semakin dijangkiti rasa khawatir.
Bagaimana tidak di saat dirinya merelakan sebagian besar hartanya agar tak masuk surga paling terakhir, disaat itu juga Allah memberikan limpahan harta berkali-kali lipat untuknya.
Kisah Abdurrahman bin Auf hanyalah segelintir kisah orang bersedekah yang kemudian dilipatgandakan hartanya oleh Allah. Janji Allah melipat gandakan harta bagi orang yang bersedekah dan berinfak memang benar adanya.
Namun keutamaan zakat, infak dan sedekah tidak selamanya terlihat dari harta yang semakin bertambah.
Mendapat kebaikan seperti terhindar dari rasa sakit, dilancarkan segala urusan dan merasa tenang menjalani hidup bisa jadi merupakan hasil dari pesugihan ala Islam yang telah kita lakukan.***
Comments