MALU UNTUK BERBUAT MAKSIAT ADALAH CABANG KEIMANAN

MALU UNTUK BERBUAT MAKSIAT ADALAH CABANG KEIMANAN

عَÙ†ْ Ø£َبِÙŠ Ù‡ُرَÙŠْرَØ©َ رَضِÙŠَ اللَّÙ‡ُ عَÙ†ْÙ‡ُ عَÙ†ِ النَّبِÙŠِّ صَÙ„َّÙ‰ اللَّÙ‡ُ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ ÙˆَسَÙ„َّÙ…َ Ù‚َالَ: « الإِيمَانُ بِضْعٌ Ùˆَسِتُّونَ Ø´ُعْبَØ©ً ÙˆَالْØ­َÙŠَاءُ Ø´ُعْبَØ©ٌ Ù…ِÙ†َ الإِيمَانِ »

Abu Hurairah radhiallahu anhu meriwayatkan hadits bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Iman itu bercabang menjadi enam puluh cabang lebih dan rasa malu adalah satu cabang iman.” (HR. al-Bukhari No.9)

Al-Hafiz Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitab Fathul Bari menjelaskan bahwa malu adalah sifat yang menuntun seseorang menjauhi perbuatan-perbuatan buruk dan menjaga diri dari kelalaian dalam beramal. Sifat malu ini terkadang sifat bawaan seseorang sejak lahir dan terkadang hasil usaha. 

Tetapi agar sifat malu sesuai dengan syariat Islam, maka sifat malu tersebut harus diusahakan, berlandaskan ilmu, dan niat. 

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Next

نموذج الاتصال