Pada tahun 2016, Rembang pernah heboh. Ada tukang becak yang mengaku naik haji dengan bantuan jin.
Menurut laporan majalah Panjebar Semangat edisi Oktober 2016, ia bahkan sempat pulang untuk antarkan oleh-oleh haji. Perjalanan Makkah-Rembang hanya dalam waktu enam menit pergi-pulang (pp).
Tengah malam ia ada di rumah untuk menyerahkan oleh-oleh haji dari Makkah. Beberapa menit kemudian menelepon untuk mengabarkan sudah ada di Makkah lagi.
Ketika calon jamaah haji (calhaj) Rembang sedang menyiapkan diri, tukang becak itu menunjukkan selembar kertas kepada keluarganya yang isinya menyatakan ia akan naik haji. Tapi kertas itu bukan dari Kemenag.
Keluarganya lantas mengecek ke kantor Kemenag, tidak mendapati ada nama Kasrin sebagai calon jamaah haji (calhaj) yang akan berangkat pada 2016. Tapi, tukang becak bernama Kasrin (60 tahun) itu ngotot bilang bahwa ia akan naik haji karena ada seseorang yang membantunya.
Pada 2016 itu, Rembang memberangkatkan 791 calhaj. Ketika kloter 38 mempersiapkan diri untuk berangkat ke Asrama Haji di Solo pada 23 Agustus 2016, ia pun bergabung. Keluarga dan para tetangga ikut mengantarnya.
Karena sudah heboh, Kepala Kantor Kemenag Rembang Atoillah pun mencari calhaj yang bernama Kasrin, saat ia akan memberangkatkan kloter 38 ke Solo. Tidak ditemukan. Tapi pada saat bus berangkat, keluarga dan tetangga melihat Kasrin melambaikan tangan ke mereka dari dalam bus.
Setelah keluarga dan tetangga pulang, ia mengabarkan sudah tiba di Solo beserta rombongan. Lain hari, ia menelepon kembali, mengabarkan sudah ada di pesawat menuju Arab Saudi.
Keluarga tentu heran, kok bisa menelepon dari pesawat yang sudah terbang? Hari esoknya, menelepon kembali, mengabarkan sudah tiba di Makkah bersama lima pimpinan kloter 38.
Ia menyebut nama-nama mereka, dan keluarganya mengecek ke Kemenag, semua nama itu ada sebagai calhaj. Tengah malam ia pulang ke kampungnya, Dukuh Gembol, Desa Sumberejo, Kecamatan Pamotan, untuk mengantarkan oleh-oleh.
Hanya sebentar, karena harus kembali ke Makkah. Pergi-pulang Makkah-Rembang, hitungannya hanya enam menit.
Ada banyak oleh-oleh yang ia antar. Mulai dari teko berwarna kuning keemasan hingga air zamzam.
Ketika kloter 38 pulang, Kepala Kantor Kemenag Rembang Atoillah kembali mencari Kasrin, saat menjemput kedatangan kloter itu, tetapi kembali tidak menemukan. Kehebohan muncul lagi, karena kasrin sudah tiba di kampungnya.