ANTARA KEMULIAAN ABADI DAN FANA
إن أردت أن يكون لك عز لا يفنى فلا
تستعزن بعز يفنى
"Jika engkau menginginkan kemuliaan yang abadi, jangan membanggakan kemuliaan yang fana."
—Syekh Ibnu Atha'illah, Al-Hikam
Sahabatku, menurut Syekh Abdullah Asy-Syarqawi, jika kita hendak menginginkan kemuliaan yang abadi, maka kita harus menjauhkan dari segala sebab. Kita harus yakin adanya Sang Maha Pencipta sebab. Sang Maha Pencipta sebab adalah Allah Azza wa Jalla. Dialah tempat kita bergantung. Kita harus bergantung kepada-Nya, Dialah sumber kemuliaan yang abadi.
Jangan engkau tertipu dengan kemuliaan yang fana, karena kau tak akan dapatkan kemuliaan yang abadi di sisi-Nya. Kita bisa tertipu jika hanya melihat adanya sebab dan tidak menyadari siapa Sang Maha Pencipta sebab. Karena, sebab itu adalah hal yang fana, maka ketergantunganmu terhadap sebab menjadi sumber kemuliaan yang tidak abadi.
Ketika engkau ingin mendapatkan kemuliaan karena Allah, maka kemuliaanmu akan menjadi abadi dan tak seorang pun yang mampu menghinakan dirimu. Sebaliknya, jika kau mendapat kemuliaan dari selain-Nya, seperti dari harta benda, kehormatan dan kedudukan maka itu tak akan abadi. Apalagi jika kau merasa puas serta menjadikannya sebagai sandaran, lalu engkau lalai dari Allah, maka tak akan ada keabadian bagi kemuliaanmu itu.
Tak ada kemuliaan pada sesuatu yang kau banggakan selain kemuliaan Allah. —Syekh Ibnu Atha'illah dalam Al-Hikam, syarah Syekh Abdullah Asy-Syarqawi.