5 KAROMAH SYEKH KHOLIL BANGKALAN MADURA (MBAH KHOLIL)

5 KAROMAH SYEKH KHOLIL BANGKALAN MADURA (MBAH KHOLIL)

Istilah karomah berasal dari bahasa Arab. Secara bahasa berarti mulia, Syeikh Thahir bin Shaleh Al-Jazairi dalam kitab Jawahirul Kalamiyah mengartikan kata karomah adalah perkara luar biasa yang tampak pada seorang wali yang tidak disertai dengan pengakuan seorang Nabi.

Karomah Mbah Kholil sangatlah banyak baik yang diketahui umum maupun tersembunyi. Berikut ini beberapa karomah Mbah Kholil diantaranya:

1. Melihat berkat di kepala Kiyai Imam masjid

Kiyai Kholil muda dan besetatus sebagai santri, beliau melaksanakan shalat jumat di Pesantren yang beliau tempati, tiba-tiba saat akan melaksanakan takbirotul ikhrom Kiyai Kholil Muda tertawa sangat keras, hingga terdengar seluruh jamaah sholat jumat, kiyai ditegur oleh teman-temanya tidak boleh tertawa ditakutkan kiyai yang menjadi imam marah-marah, namun beliau masih saja terpingkal.

Dugaan teman-temannya tidak keliru, setelah selesai sholat sang kyai menegur Kyai Kholil muda bahwa dalam shalat itu tidak boleh tertawa, Akhirnya Kyai Kholil muda menjawab “Saya melihat berkat (makanan yang dibungkus) di kepala Kiyai saat shalat berlangsung tadi” sambil tersenyum. Mendengar jawaban tersebut, sang kyai menjadi sadar dan merasa malu karena kyai ingat bahwa saat mejadi imam tadi merasa tergesa-gesa untuk menghadiri kenduri sehingga mengakibatkan solatnya tidak khusyuk.

2. Mengambil Kepiting dan Rajungan di Laut saat Bahtsul Masail di Makkah

Para Ulama Makkah berkumpul di Masjidil Haram untuk berdiskusi membahas masalah dan hukum Islam yang sedang terjadi di Makah. Semua masalah dapat diselesaikan kecuali mengenai halal haramnya kepiting dan rajungan terjadi banyak pendapat dan tidak menemukan solusi. Kyai Kholil duduk berada diantara peserta lainya, Melihat permasalah tersebut belum menemukan solusi, Kyai Kholil minta izin untuk menawarkan solusi. Akhirnya Kyai Kholil dipersilahkan kedepan oleh pimpinan diskusi untuk mejelaskan.

“Saudara sekalian, ketidaksepakatan dalam menentukan hukum kepiting dan rajungan ini disebabkan kita belum pernah melihat bentuk aslinya” Ujar Kiyai Kholil.

“Kepiting seperti ini” ucap kyai Kholil sambil memegang dan menunjukan kepiting yang masih basah.

“Sedangkan rajungan seperti ini” lanjut beliau, seakan beliau baru saja mengambilnya dari laut. Semua hadirin merasa terpana dan suasana menjadi gaduh, mereka saling bertanya dari mana Kyai Kholil mendapatkan kedua hewan tersebut dalam sekejap saja. Setelah kejadian tersebut, akhirnya para ulama menemukan solusi dan Kyai Kholil disegani para ulama Masjidil Haram.

3. Kehabisan Waktu Shalat Ashar di Madura, Akhirnya Jamaah di Masjidil Haram

Kyai Kholil dan Kyai Syamsul Arifin sedang berdiskusi di pinggir pantai, membahas pesantren dan keadaan umat pada masa itu, beliau berdiskusi begitu lama, hingga lupa bahwa waktu sholat ashar segera habis.

“Kita belum shalat Ashar kyai” kata Kyai Syamsul Arifin mengingatkan.

“Astaghfirullah” kata kyai Kholil menyadari kekhilafannya.

“Waktu ashar hampir habis, kita tidak mungkin sholat secara sempurna Kyai.” ucap Kyai syamsul Arifin.

“Kalau begitu, ambil kerocok” kata Kyai Kholil. Kiyai Samsul Arifin, masih bingung, bukanya mencari tempat wudlu dan musholla, malah disuruh mencari daun kerocok, namun Kiyai Syamsul sami’na wa atho’na, beliau tetap mencari daun kerocok, setelah menemukan diberikan Kiyai Kholi, lantas kiyai kholil mengajak Kiyai Syamsul untuk menaiki di atas kerocok tersebut. tiba-tiba kerocok itu melesat super cepat ke arah Makkah. Sesampainya di Makkah, Adzan shalat Ashar baru saja dikumandangkan dan mereka mendapatkan Shaf pertama sholat Ashar berjamaah di Masjidil Haram.

4. Mengubah Arah Kiblat Masjid

Kyai Kholil sedang memantau masjid yang dibangun oleh menantu beliau Kyai Muntaha. Ketika melihat arah kiblat, Kyai Kholil menegur menantu yang alim itu untuk membenahi arah kiblatnya. Sebagai orang alim, Kyai Muntaha mempunyai alasan sendiri dalam menentukan arah kiblat, beberapa argumen ditunjukan kepada Kyai Kholil untuk memperkuat pendapatnya. Melihat menantu masih tetap mempertahankan pendapatnya lantas Kyai Kholil tersenyum sambil berjalan kearah pengimaman diikuti menantu. Kemudian Kyai Kholil mengambil kayu untuk melubangi dinding dan meminta Kyai Muntaha melihat lubang tersebut. Betapa kagetnya, setelah melihat lubang itu ternyata terlihat Ka’bah sangat jelas. Akhirnya Kyai Muntaha sadar bahwa pendapatnya salah dan merubah arah kiblat sesuai dengan pendapat Kiyai Kholil.

5. Menyelamatkan Perahu Tenggelam

Kesaktian lain dari Mbah Kholil yang diluar nalar manusia yaitu beliau bisa berada dibeberapa tempat dalam waktu bersamaan. Pernah ada peristiwa aneh saat beliau pengajian di pesantren, Mbah Kholil melakukan gerakan yang tak terlihat mata. ”Tiba-tiba baju dan sarung beliau basah kuyup,” Cerita KH. Ghozi. Para santri heran dan penuh teka-teki. Sedangkan beliau cuek tidak bercerita apapun. Langsung meninggalkan santrinya dan masuk rumah untuk ganti baju. Teka-teki itu baru terjawab setengah bulan kemudian. Ada seorang nelayan sowan ke Mbah Kholil untuk mengucapkan terimakasih, karena pertolongan beliau bisa selamat dari bahaya tenggelamnya perahu di tengah laut. “Kedatangan nelayan itu membuka tabir. Ternyata pengajian, Mbah Kholil dapat pesan agar segera ke pantai untuk menyelamatkan nelayan yang perahunya pecah. Dengan karomah yang dimiliki, dalam sekejap beliau bisa sampai laut dan membantu si nelayan itu” Papar KH. Ghozi yang kini tinggal di Wedomartani Ngemplak Sleman ini.

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post