Wirid Ilmu Laduni Tanpa Belajar
Ilmu adalah suatu hal yang harus diusahakan hingga akhir hayat. Selain diperoleh melalui cara belajar, ternyata terdapat ilmu yang bisa diperoleh tanpa cara belajar yang dikenal sebagai ilmu laduni. Hal tersebut membuat banyak orang yang mencari tahu mengenai wirid ilmu laduni.
Pengertian Ilmu Laduni
Laduni merupakan ilmu yang bersumber dari Allah SWT. Dalam pengertian umum, ilmu laduni bisa dibagi menjadi dua bagian, yaitu ilmu wahbiy dan ilmu kasbiy. Perbedaannya adalah ilmu wahbiy diperoleh tanpa melalui tahapan belajar, sementara ilmu kasbiy diperoleh melalui usaha.
Berikut merupakan penjelasan mengenai ilmu wahbiy dan ilmu kasbiy, yaitu:
Ilmu Wahbiy
Ilmu wahbiy merupakan ilmu yang diperoleh tanpa harus melalui tahap belajar. Ilmu wahbiy juga dibagi menjadi dua jenis, ilmu syari’at dan ilmu ma’rifat.
Ilmu Syari’at
Ilmu syari’at merupakan ilmu mengenai perintah serta larangan dari Allah SWT yang disampaikan kepada Nabi serta Rasul melalui wahyu atau wahyu tasyri’. Wahyu tersebut dapat disampaikan secara langsung maupun dengan perantara malaikat Jibril.
Sehingga, sahabat muslim dapat mengetahui bahwa wahyu yang diperoleh oleh semua nabi, mulai Nabi Adam as sampai Nabi Muhammad SAW, termasuk ke dalam ilmu laduni.
Ilmu syar’iat juga memiliki sifat yang mutlak, wajib dipelajari, serta diamalkan. Ilmu ini harus diamalkan oleh setiap baligh dan mukalaf sampai tutup usia.
Ilmu Ma’rifat
Ilmu ma’rifat atau hakikat merupakan ilmu mengenai sesuatu yang ghaib melalui cara kasyf atau ru’ya yang diberikan Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya yang soleh dan mukmin. Cara kasyf juga dapat dijelaskan sebagai wahyu ilham atau terbukanya tabir ghaib.
Sementara itu, ru’ya adalah mimpi. Di kalangan ahli tasawuf, ilmu kasyf ini juga dikenal dengan nama ilmu laduni.
Sifat dari ilmu ini tidak boleh diyakini dan diamalkan, apabila menyalahi ilmu syari’at yang telah ada di dalam Al-Qur’an atau kitab hadis. Menyalahi tersebut bisa berupa menentang, mengurangi, atau menambah.
Ilmu Kasbiy
Ilmu kasbiy merupakan ilmu Allah SWT yang diberikan untuk setiap makhluk dengan jalan kasb atau usaha. Usaha untuk memperoleh ilmu tersebut bisa berupa menulis, mendengar, membaca, meneliti, dan usaha belajar lainnya.
Berdasarkan ketiga jenis ilmu yaitu ilmu syari’at, ma’rifat, dan kasb, jenis ilmu yang paling utama adalah ilmu syari’at.
Hal tersebut dikarenakan ilmu syari’at adalah ilmu yang berasal dari wahyu dan merupakan guru. Sementara itu, ilmu ma’rifat dan kasbiy tidak dapat dianggap jika ilmu tersebut menyalahi syari’at.
Penjelasan Mengenai Ilmu Laduni
Terdapat banyak kajian yang membahas mengenai ilmu laduni. Sebagian orang menghubungkan ilmu laduni dengan kekuatan ghaib atau kesaktian. Sebagian orang lagi percaya bahwa seseorang yang memiliki ilmu laduni dapat memiliki kemampuan untuk membuka berita ghaib.
Banyaknya kajian-kajian tersebut membuat orang yakin bahwa ilmu laduni hanya dimiliki oleh para nabi dan wali saja.
Ilmu laduni telah dipersepsikan dengan sedemikian rupa, sehingga apabila ada orang yang mengaku memiliki ilmu laduni, maka orang tersebut bisa dipuja-puja seperti orang sakti bahkan dianggap wali. Banyak manusia yang merasa terpesona melihat kemampuan orang tersebut.
Hal tersebut membuat manusia lupa bahwa hakikat dari ilmu laduni bukanlah itu. Saat orang tergila-gila dengan ilmu maka dapat dimanfaatkan oleh orang lainnya dan mengaku memiliki ilmu tersebut.
Bahkan, bisa saja orang tersebut mengaku mampu mengajarkan ilmu tersebut yang akhirnya akan timbul suatu fenomena yang sesat dan salah. Semoga sahabat muslim bisa dijauhkan dari fenomena tersebut dan selalu berusaha untuk tetap bertakwa kepada Allah SWT.
Habib Quraish Sihihab
Habib Quraish Sihihab menjelaskan bahwa di dalam QS. Al-‘Alaq:4-5 terdapat dua cara Allah dalam mengajar manusia. Pertama, cara melalui tulisan yang perlu dipelajari serta dibaca oleh manusia. Cara kedua adalah pengajaran langsung tanpa alat yang dikenal juga sebagai ilmu laduni.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa para nabi dan rasul memperoleh pengajaran langsung dari Allah tanpa usaha dan alat. Pengajaran tersebut diberikan melalui wahyu yang berisi mengenai pengetahuan serta ajaran dari Allah SWT.
Sehingga, pada zaman dahulu orang-orang kafir Mekah menolak kenabian Muhammad. Hal tersebut dikarenakan orang-orang tersebut menganggap bahwa Nabi Muhammad SAW adalah anak yang tidak pernah memperoleh keilmuan, baik dari guru maupun perpustakaan.
Orang-orang kafir Mekah menganggap bahwa tidak mungkin Muhammad bisa menjadi nabi. Ilmu laduni merupakan pengetahuan yang dituangkan kepada hati wali-Nya secara langsung oleh Allah.
Habib Zein bin Smith
Berdasarkan Habib Zein bin Smith, ilmu laduni tidak bisa dipelajari serta tidak dihimpun di dalam buku. Syarat untuk memperoleh ilmu laduni yaitu bertakwa kepada Allah SWT. Bertakwa kepada Allah SWT dapat dijelaskan yaitu mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Imam Nawawi Al-Jaqi juga menerangkan bahwa ilmu-ilmu supernatural tidak dapat dipelajari dari seorang guru, namun ilmu tersebut hanya bisa dipahami serta diperoleh langsung dari Allah SWT.
Berdasarkan perkataan Imam Malik, ilmu laduni juga bisa didapatkan dengan cara mengamalkan ilmu yang dimiliki.
Dari pernyataan-pernyataan tersebut, ilmu laduni tidak hanya diberikan kepada para nabi dan rasul saja. Ilmu laduni juga dapat diberikan kepada para wali, orang-orang yang bertakwa kepada Allah SWT, serta orang-orang yang mampu mengamalkan ilmu.
Wirid Ilmu Laduni
Dalam kitab Al-Nujum Al-Zahirah fi Al-Azkar yang merupakan karya dari Habib Zain bin Sumaith, terdapat bacaan untuk memperoleh ilmu laduni.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ أَكْرَمِ رَسُوْلٍ وَأَشْرَفِ نَبِيٍّ وَعلَى سَادَتِنَا وَأَئِمَّتِنَا ذَوِي اْلقَدْرِ اْلجَلِيِّ أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعلَى سَائِرِ الصَّحَابَةِ وَتَابِعِيْهِمْ عَلَى المَسْلَكِ السَّوِيِّ صَلَاةً تُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ كُلِّ خُلُقٍ دَنِيٍّ وَتُحَلِّيْنَا بِكُلِّ خُلُقٍ كَرِيْمٍ سَنِيٍّ وَتَرْزُقُنَا اْلعُثُوْرَ عَلى اْلعِلْمِ اللَّدُنِّيْ وَاْلمَشْرَبِ الصَّافِي اْلهَنِيِّ يَاللهُ يَا اَللهُ يَا اَللهُ يَا فَتَّاحُ يَارَزَّاقُ يَا كَافِيُ يَا غَنِيُّ
Artinya: “Ya Allah, berilah rahmat, keselamatan, keberkahan pada junjungan kami Nabi Muhammad, rasul dan nabi paling mulia, juga atas junjungan dan pemimpin kami yang memiliki kedudukan yang agung, yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali, serta semua sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka di atas jalan yang lurus, dengan rahmat yang dengannya Engkau menyucikan kami dari semua akhlak yang rendah, dan dengannya Engkau pakaikan kami dengan akhlak yang mulia, dan dengannya Engkau memberikan kami menemukan ilmu ladunni dan tempat minum yang jernih dan nyaman. Ya Allah, ya Allah, ya Allah, Dzat Yang Maha Membuka, Yang Maha Memberi Rezeki, Yang Maha Mencukupi, dan Yang Maha Kaya.”
Walaupun banyak orang yang mencari wirid ilmu laduni, sahabat muslim tentu harus selalu berusaha untuk memperoleh ilmu dengan berusaha. Selalu bertakwa dan beribadah kepada Allah untuk menggapai ridho-Nya. Wallahu a’lam.
Comments