Skip to main content

HIDAYAH MENYAPA DUKUN DUKUNAN, PERCAYAKAH KALIAN SEMUA?

HIDAYAH MENYAPA DUKUN DUKUNAN, PERCAYAKAH KALIAN SEMUA?


Kejadian memalukan membuat miris yang menyaksikan dipertontonkan dari ajang MotoGP. Seperti diketahui hingga pukul 15.20 WITA, hujan deras masih mengguyur Mandalika International Street Circuit.

Tetiba publik dikejutkan dengan munculnya seorang perempuan yang berjalan di sekitar paddock sambil memukul bejana perunggu kecil yang dipegangnya. Selain bejana tersebut, terlihat juga alat pemukul dan dupa. Ritual ini diyakini dapat menghentikan hujan yang masih cukup deras.

Kejadian itu kontan ramai di media sosial dan menjadi bahan olok-olokan.

Pembalap Monster Energy Yamaha Fabio Quartararo membuat lelucon dengan menirukan ritual yang dilakukan dukun itu menggunakan sendok dan mangkuk kertas. Mangkuk dan sendok itu akhirnya jatuh dan mengundang tawa dari banyak orang yang melihatnya.

Percayakah aksi dukun itu berhasil menghentikan hujan? Tentu saja tidak!

Bila intensitas hujan akhirnya berkurang atas izin Allah, itu karena adanya rekayasa teknologi melalui modifikasi cuaca yang dilakukan TNI AU dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Keduanya melaksanakan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC).

Operasi TMC menggunakan pesawat Cassa 212-200 dari Skadron Udara 4 Lanud Abdulrahman Saleh Malang, dimaksudkan untuk mengantisipasi terjadinya curah hujan tinggi di Sirkuit Mandalika.

"Metode rain enhacement ini dalam beberapa tahun terakhir banyak diaplikasikan untuk tujuan mitigasi banjir ataupun tujuan pengamanan pembangunan infrastuktur nasional dan sejumlah event kenegaraan," jelas Koordinator Laboratorium Pengelolaan TMC, Budi Harsoyo.

Teknisnya, pesawat Cassa 212-200 melakukan penyemaian garam (NaCl) di awan potensial hujan yang bergerak menuju Mandalika. Melalui operasi tersebut, diharapkan dapat mempercepat proses terjadinya hujan sebelum awan tersebut mencapai Sirkuit Mandalika.

Penjelasan tentang adanya rekayasa teknologi untuk memodifikasi cuaca ini penting, supaya masyarakat tidak terbawa framing, aksi dukun yang dibungkus dengan kata kearifan lokal.

Kita doakan saja, semoga setelah kejadian memalukan itu hidayah segera menyapa si Mbak dukun. Tidak ada yang tidak mungkin, sebab Allah yang menggenggam setiap hati.

Sebagaimana yang terjadi pada Dhimad al-Azdi, seorang dukun dari Bani Azd Syanu'ah, Yaman. Peristiwa ini terjadi saat Rasulullah SAW masih berada di Makkah.

Dhimad al-Azdi sangat penasaran seperti apa orang “gila” yang digunjingkan oleh penduduk Makkah. Sebagai dukun, ia yakin bisa “menyembuhkan” orang ini.

"Aku seorang dukun yang bisa membuat orang gila sembuh. Aku akan menyembuhkanmu," katanya saat bertemu Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW tidak langsung mengiyakan. Tapi mengajaknya untuk duduk dan bicara di depan Ka’bah.

"Sesungguhnya pujian itu bagi Allah. Kami memuji dan memohon pertolongan kepada-Nya. Siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, tak seorang pun bisa menyesatkannya. Dan siapa yang disesatkan Allah, tak seorang pun bisa memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah semata. Tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya."

Tiga kali dukun itu mencoba merapalkan manteranya, tiga kali pula Rasulullah SAW menyampaikan perkataan yang sama. Akhirnya, Dhimad al-Azdi yakin bahwa yang disampaikannya benar.

"Aku sudah menghafal mantera-mantera dalam berbagai kitab. Namun, tak satu pun yang lebih menakjubkan dibanding dengan Alquran."

Dhimad al-Azdi akhirnya mengucap kalimat syahadat dan menjadi bagian dari orang-orang yang masuk Islam sejak awal risalah diturunkan.

Sungguh, tidak ada yang tidak mungkin bila Allah sudah berkehendak.

Comments