PERBEDAAN KAROMAH , HIKMAH DAN MUKJIZAT

PERBEDAAN KAROMAH , HIKMAH DAN MUKJIZAT

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Semua manusia yang akalnya sehat, bisa memahami bahwa ilmu adalah pengetahuan yang terletak di dalam qolbu manusia. Ini juga Allah tegaskan dalam al-Quran, ketika Allah menjelaskan proses turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,

• نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ 
• عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنْذِرِينَ
Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan (QS. As-Syu’ara: 193 – 194)
Allah juga berfirman menjelaskan status al-Quran bagi manusia,
بَلْ هُوَ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ
Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. (QS. Al-Ankabut: 49).

Kita bisa perhatikan, Allah sebut al-Quran yang merupakan sumber ilmu, tersimpan di dalam dada (qolbu) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan orang-orang yang berilmu.
Kemudian, manusia berakal juga sadar bahwa media utama untuk menyampaikan ilmu adalah lisan atau tulisan. Karena itulah, Allah banyak mengingatkan manusia dengan penggunaan inderanya,
Misalnya:
أَفَلَا تَسْمَعُونَ
”Apa kalian tidak mendengar”
Di ayat yang lain,
أَفَلَا تُبْصِرُونَ
”Apa kalian melihat.”
Demikian pula, ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan ilmu kepada para sahabat, beliau sampaikan melalui lisan, dalam bentuk sabda atau praktek yang bisa dilihat oleh para sahabat.

Bukan dengan ditiupkan, atau disemburkan ke muka sahabat, atau disuruh minum bekas minumannya, atau diminta makan bekas makanannya, dst. 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga tidak pernah menyampaikan ilmu dengan model layaknya orang melakukan transfusi darah. Semua disampaikan secara dzahir, siapa yang mengindera, maka mereka bisa memperoleh ilmu itu.

Nabi Khidr & Nabi Musa
Kisah Nabi Musa bersama Nabi Khidr ’alaihimas shalatu was salam sangat sering kita dengar. Di mana, Musa diperintahkan oleh Allah, untuk mencari orang sholeh di majma’ al-bahrain (tempat pertemuan dua laut), dan Musa diminta menimba ilmu darinya, yang belum diketahui Musa. Karena Nabi Khidr mendapatkan wahyu dari Allah, yang tidak Allah berikan kepada Musa.

Kisah ini Allah sebutkan di surat al-Kahfi, dari ayat 60 hingga 82.
Anda bisa perhatikan kisah perjalanan itu, Nabi Khidr mempersyaratkan Musa, agar Musa bersabar dan tidak bertanya maupun interupsi apapun, terhadap apa yang dilakukan Khidr. Hingga Khidr sendiri yang nantinya akan menjelaskan maksud perbuatannya kepada Musa.

Hingga Khidr melakukan hal-hal yang aneh, dan karena tidak sabar, Musa selalu interupsi terhadap tindakan yang dilakukan Khidr. Karena Musa tidak sabar maka proses pembelajaran-pun dihentikan. Khidr mengatakan,
هَذَا فِرَاقُ بَيْنِي وَبَيْنِكَ سَأُنَبِّئُكَ بِتَأْوِيلِ مَا لَمْ تَسْتَطِعْ عَلَيْهِ صَبْرًا
Khidhr berkata: “Inilah perpisahan antara aku dengan kamu; kelak akan kuberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.” (QS. Al-Kahfi: 78).

Barulah Khidr menjelaskan maksud dari 3 perbuatan aneh yang dia lakukan.
Anda bisa perhatikan, meskipun nabi dengan nabi, proses transfer ilmu yang dilakukan oleh Khidr, tidaklah dilakuakan dengan cara tiupan, atau disemprot, atau disalurkan layaknya transfusi darah. Jika cara ini bisa dilakukan, tentu mereka akan memilih cara ini, karena jelas lebih efektif, efisien, hemat waktu, cepat prosesnya.
Namun, proses yang digunakan Khidr adalah proses normal, dia sampaikan kepada Musa melalui penjelasan.

TRANSPER ILMU YANG ANEH
Model transfer ilmu seperti yang anda sampaikan, bukan satu pelakunya. Ketika saya belajar di Kiyai kampung, model seperti itu sering diceritakan. Ada yang datang ke rumah kiyai untuk belajar, begitu di depan rumahnya, langsung disiram air, dan langsung jadi pinter. Ada juga yang diminta untuk minum bekar air minum Kiyai, atau makan sisa makanannya. Ada juga yang ditiup asap rokoknya. Ada juga seperti ilmu kanuragan, transfer lewat tangan. Dan keanehan lainnya.
Sungguh, penyebaran model belajar semacam ini, menyumbangkan porsi terbesar pembodohan masyarakat islam di lingkungan kita. Betapa tidak, orang bodoh menjadi malas belajar, karena mereka lebih meilih jadi pintar dengan cara instan.
Kiyai semacam itu adalah agen-agen pembodohan umat.

USTAD YG KECAMPUR ILMU PERDUKUNAN "USKUN"

Beberapa ustad, kiyai atau santri terkadang memiliki ilmu andalan. Ilmu ini tidak bisa dimiliki, kecuali santri khusus yang sudah senior. Mereka menyebutnya karomah. Tak sedikit santri mondok tujuan utamanya bukan belajar agamanya, tapi ingin mendapat ilmu ’karomah’ itu. Dengan ilmu ini, orang bisa membuka praktek pengobatan alternatif, perguruan ilmu tenaga dalam , kebatinan , pelet , Kanuragan dan lain lain . ( Ada yg di sebut ahli hikmah )

APA ITU KAROMAH
Al habib abdurrahman al mashur, ulama madzhab Syafi'iyah 
Mengatakan bahwa " karomah tidak bisa di pelajari dengan amalan, juga tidak bisa d turunkan, dan tidak akan dimiliki oleh orang2 fasik, atau orang2 yang dalam segi ibadah belum istiqomah ".. [Kitab Bugyatul mhustarsydin, hal : 298-299]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pernah menyebutkan tentang al-Hallaj – tokoh sufi yang mengaku telah menyatu dengan tuhannya,
وكان صاحب سيمياء وشياطين تخدمه أحياناً، كانوا معه (بعض أتباعه) على جبل أبي قبيس، فطلبوا منه حلاوة، فذهب إلى مكان قريب، وجاء بصحن حلوى، فكشفوا الأمر فوجدوا ذلك قد سرق من دكان حلاوي باليمن، حمله شيطان تلك البقعة
Al-Hallaj memiliki atribut khusus, terkadang setan membantunya. Suatu ketika, dia bersama pengikutnya di bukit Abu Qubais, kemudian pengikutnya minta manisan. Kemudian al-Hallaj pergi ke tempat tertentu yang tidak jauh dari markasnya, lalu dia kembali dengan membawa sepiring manisan. Masyarakat pun mencari tahu kejadian sejatinya, ternyata sepiring makanan itu berasal dari toko manisan di Yaman, yang dibawa oleh setan ke tempat itu. (Alam Jin wa asy-Syayathin, Hal. 93).

1. Karomah Wali itu ditetapkan berdasarkan Alquran as-sunnah dan ijma' para ulama Seperti kisah Ashabul Kahfi, kisah Asif, seorang menteri Nabi Sulaiman yang mampu mendatangkan Singgasana Bilqis di waktu yang cepat sekali. Demikian juga kisah keberkahan makanan Abu Bakar As Shiddiq radhiallahu Anhu, dan lain sebagainya dari kisah-kisah para Wali Allah yang Mashur.
Barangsiapa yang mengingkarinya seperti mu'tazilah maka ia termasuk orang yang sombong dan penentang

2. ketahuilah bahwa mencari Karomah dan berusaha untuk mendapatkannya dengan melakukan ritual zikir dan muraqabah maka hal tersebut termasuk amalan yang keliru sebab orang yang beribadah cukuplah mengharap Rido Alloh untuk kebaikan dunia akhirat bukan untuk mendapat kekuatan yg tak wajar karena karomah itu pemberian Alloh terhadap orang yg benar benar ihlas, taqwa atau Sholeh
para Wali Allah yang sempurna malah meminta kepada Allah agar menutupi karomahnya dari pandangan manusia sebab penampakan Karomah dapat menjadi fitnah bagi mereka.. [lihat kitab Asna al-mathalib halaman 381]

3. Karomah TIDAK BISA DI PELAJARI dan TIDAK BISA DI TULARKAN. Karena ini murni pemberian Allah. Berbeda dengan sihir (bantuan jin), yang itu bisa dipelajari. Karena itu, orang yang mendekati seorang Kiyai untuk mendapatkan cipratan karomahnya, atau seseorang bisa menurunkan ilmu karomahnya pada siapapun jelas yang dipelajari bukan karomah, tapi ilmu yg di bantu jin (sihir) ..

4. Karomah terjadi tanpa mukadimah (tanpa pendahuluan) Artinya, tidak ada amalan khusus untuk mendapatkan karomah. Berbeda dengan sihir, yang terkadang dilakukan dengan melafadzkan dzikir atau bacaan tertentu yg tidak sesuai tuntunan (tidak sesuai Sunnah) . Karena itu, jika ada orang yang ingin menunjukkan karomahnya, namun sebelumnya dia komat-kamit dulu atau melakukan hal hal yg aneh bisa jadi itu adalah sihir .

5. terkadang sihir muncul dengan melakukan ritual, mempolesnya dengan yang lain, dapat dilawan dan di terapi. sedangkan Karomah tidak butuh itu semua .
Seringkali Karomah muncul secara otomatis tanpa memanggilnya atau merasakannya. [Sahih Muslim Syarh an-nawawi IV :176]
* Imam Al laits bin sa'ad berkata : Apabila kamu melihat seseorang yang bisa berjalan di atas air janganlah kalian terlena sebelum kalian mengukur amalannya dengan Alquran dan Sunnah .. [ Ar-risalah fil fatani Wal malahim wa Asyrothus Sa'ah pasal tentang munculnya peristiwa luar biasa pada selain nabi tidak menunjukkan kewalian dan kebaikan hal. 145 ]
* Imam Syafi'i berkata : Bahkan jika kalian menyaksikan seseorang dapat berjalan di atas air atau terbang di udara sekalipun, janganlah kalian menganggapnya sebagai Wali sebelum kalian mengukur amalannya dengan Al qur'an dan Sunnah .. [ Ar-risalah fil fitani Wal malahim wa Asyrathus sa'ah.. pasal tentang munculnya peristiwa luar biasa pada selain nabi tidak menunjukkan kewalian dan kebaikan hal. 145 ]
KESIMPULANYA : 

• Jika ada seseorang yg mengaku bisa meruqyah dengan karomah wali maka ini dusta sebab seseorang yg memiliki karomah tidak akan mengaku mempunyai karomah dan lihat dulu ruqyah nya apakah tata caranya sesuai Sunnah (dengan membacakan Al Qur'an dan doa doa Sunnah yg nabi dan para sahabatnya contohkan serta tidak ada hal lain yg aneh , tidak pake mantra aneh dan ritual atau cara yg tidak ada dalilnya/bid'ah )

• Karomah tidak bisa di pelajari dan juga tidak bisa di turunkan , maka jika ada yg belajar karomah atau bisa di turunkan pada siapa saja .. bahkan pada orang yg dalam ibadahnya masih sembarang atau belum bisa jaga mata, hati, ahlak dan tingkah laku, maka bisa jadi itu adalah ilmu sihir ( di bantu jin)
APA ITU HIKMAH ?
Allah berfirman, mengingatkan para istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
وَاذْكُرْنَ مَا يُتْلَى فِي بُيُوتِكُنَّ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ وَالْحِكْمَةِ
Ingatlah apa yang dibacakan di rumah kalian, yaitu ayat-ayat Allah dan Hikmah. (QS. Al-Ahzab: 34).

Para ahli tafsir menjelaskan makna “Hikmah” pada ayat di atas adalah sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena yang dibacakan di rumah para istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya 2, Al Qur'an dan Sunnah.

JANGAN TERTIPU
Sering kali orang tertipu dengan berbagai pengobatan alternatif model ini, karena Pak Kiyai menyarankan untuk syahadat atau puasa atau shalat tertentu, termasuk amalan dzikir tertentu. Membuat pasien makin yakin bahwa itu dari islam. Selanjutnya, baru Pak Kiyai menggunakan ajian andalannya, yang inilah inti sihirnya
Namun, orang melupakan inti sihirnya ini, karena sudah dikelabuhi dengan sebelumnya diberi bacaan-bacaan atau dzikir-dzikir.
Jika memang intinya bacaan-bacaan atau dzikir-dzikir itu, seharusnya bisa diamalkan dimanapun, kapanpun, tanpa harus mendatangi klinik Pak Kiyai.

MUKJIZAT
Kata mukjizat [المعجزة] turunan dari kata al-Ajz [العجْز] yang artinya tidak mampu untuk melakukan sesuatu. Sementara secara istilah syar’i, mukjizat adalah kejadian luar biasa yang Allah berikan kepada para nabi-Nya sebagai bukti status kenabian mereka. (ar-Rusul wa ar-Risalat, Umar al-Asyqar, hlm. 86).
Ar-Razi memberikan definisi mukjizat secara urf (istilah masyarakat),
بأنّها أمر خارق للعادة ، مقرون بالتحدي، سالم عن المعارضة
Kejadian luar biasa, yang diiringi dengan tantangan, tanpa ada satupun perlawanan. (Lawami’ al-Anwar al-Bahiyah, 2/289)
Sementara itu, dalam al-Quran Allah menyebut mukjizat dengan ayat.
Allah berfirman,
وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى تِسْعَ آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ
Sungguh Aku telah berikan kepada Musa 9 ayat yang jelas. (QS. al-Isra: 101)
Yang dimaksud kata ‘ayat’ pada ayat di atas adalah mukjizat.

Sebab semua mukjizat, datangnya dari Allah. Makhluk tidak mampu menciptakannya. Murni pemberian dari Allah.
Hanya saja, dilihat dari sebabnya, bisa kita simpulkan ada 2:
1. Mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada nabi-Nya sebelum sang nabi itu menghadapi musuhnya. Seperti yang dialami Musa ‘alaihis shalatu was salam. Beliau diberi beberapa mukjizat sebelum beliau menghadapi Firaun.
Allah berfirman menceritakan awal mula Musa diangkat jadi nabi,
فَلَمَّا أَتَاهَا نُودِيَ مِنْ شَاطِئِ الْوَادِ الْأَيْمَنِ فِي الْبُقْعَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ الشَّجَرَةِ أَنْ يَا مُوسَى إِنِّي أَنَا اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ . وَأَنْ أَلْقِ عَصَاكَ فَلَمَّا رَآَهَا تَهْتَزُّ كَأَنَّهَا جَانٌّ وَلَّى مُدْبِرًا وَلَمْ يُعَقِّبْ يَا مُوسَى أَقْبِلْ وَلَا تَخَفْ إِنَّكَ مِنَ الْآَمِنِينَ . اسْلُكْ يَدَكَ فِي جَيْبِكَ تَخْرُجْ بَيْضَاءَ مِنْ غَيْرِ سُوءٍ وَاضْمُمْ إِلَيْكَ جَنَاحَكَ مِنَ الرَّهْبِ فَذَانِكَ بُرْهَانَانِ مِنْ رَبِّكَ إِلَى فِرْعَوْنَ وَمَلَئِهِ إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمًا فَاسِقِينَ
“Maka tatkala Musa sampai ke (tempat) api itu, diserulah dia dari (arah) pinggir lembah yang sebelah kanan(nya) pada tempat yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu, yaitu: “Ya Musa, sesungguhnya aku adalah Allah, Tuhan semesta alam. Dan lemparkanlah tongkatmu. Maka tatkala (tongkat itu menjadi ular dan) Musa melihatnya bergerak-gerak seolah-olah dia seekor ular yang gesit, larilah ia berbalik ke belakang tanpa menoleh. (Kemudian Musa diseru): “Hai Musa datanglah kepada-Ku dan janganlah kamu takut. Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang aman. Masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, niscaya ia keluar putih tidak bercacat bukan karena penyakit, dan dekapkanlah kedua tanganmu (ke dada)mu bila ketakutan, maka yang demikian itu adalah dua mukjizat dari Tuhanmu (yang akan kamu hadapkan kepada Fir’aun dan pembesar-pembesarnya). Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang fasik”. (QS. al-Qashas: 30 – 32)
Allah tunjukkan kepada Musa beberapa Mukjizatnya, seperti tongkat bisa berubah menjadi ular, tangan dimasukkan ke kerah baju, ketika dikeluarkan memancar cahaya putih, dan beliau diminta mendekapkan kedua tangan ketika ketakutan. Setelah itu, beliau diperintahkan untuk mendatangi Firaun.

2. Mukjizat yang diberikan Allah karena permintaan orang-orang kafir yang menentangnya.
Seperti yang terjadi pada Nabi Soleh ‘alaihis salam, umatnya menantang beliau untuk menjadikan onta dari batu.
Allah menceritakan hal ini di surat as-Syu’ara,
كَذَّبَتْ ثَمُودُ الْمُرْسَلِينَ . إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ صَالِحٌ أَلَا تَتَّقُونَ . إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ
Kaum Tsamud telah mendustakan rasul-rasul. Ketika saudara mereka, Shaleh, berkata kepada mereka: “Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu..

Lalu mereka meminta bukti kenabian Soleh, dan dibuktikan oleh Allah,
قَالُوا إِنَّمَا أَنْتَ مِنَ الْمُسَحَّرِينَ . مَا أَنْتَ إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُنَا فَأْتِ بِآَيَةٍ إِنْ كُنْتَ مِنَ  الصَّادِقِينَ قَالَ هَذِهِ نَاقَةٌ لَهَا شِرْبٌ وَلَكُمْ شِرْبُ يَوْمٍ مَعْلُوم
Mereka berkata: “Sesungguhnya kamu adalah salah seorang dari orang-orang yang kena sihir; (153) Kamu tidak lain melainkan seorang manusia seperti kami; maka datangkanlah sesuatu mukjizat, jika kamu memang termasuk orang-orang yang benar”. (154) Shaleh menjawab: “Ini seekor unta betina, ia mempunyai giliran untuk mendapatkan air, dan kamu mempunyai giliran pula untuk mendapatkan air di hari yang tertentu.. (QS. as-Syu’ara’: 153 – 155)
Ibnu Katsir menjelaskan,
Para ahli tafsir menyebutkan, bahwa kaum tsamud berkumpul di pusat keramaian mereka. Lalu datang Nabi Soleh, mengajak mereka untuk kembali kepada Allah, menasehati mereka dan memerintahkan mereka untuk bertauhid.

Lalu mereka menantang,
‘Coba, bisa gak kamu mengeluarkan onta dengan sifat-sifat seperti ini dari batu besar ini..!!‘
Jawab Nabi Soleh,
‘Jika saya bisa mendatangkan seperti yang kalian minta, apakah kalian akan beriman kepada apa yang kusampaikan?’
‘Ya, kami beriman!’ Jawab mereka.
Kemudian Nabi Soleh mengambil janji mereka. Lalu Nabi Soleh mengerjakan shalat di mushola beliau, kemudian berdoa kepada Allah untuk mengabulkan permintaan mereka. Akhirnya Allah perintahkan batu besar itu untuk merekah dan mengeluarkan onta besar sesuai yang diminta orang kafir itu. (Tafsir Ibnu Katsir, 6/157).
Wallahua'lam bisshowaab
Sumber: Wa Grub komunitas diabet
Share : Bekam Ruqyah Klaten


Semoga ilmu ini bermanfaat.


Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post