Abu Ubaidah di Medan Dakwah
Jalan kebenaran tak selalu dipenuhi bunga, tapi di ujungnya ada surga. Seperti Abu Ubaidah, kita pun harus berani melangkah.
Episode 3: Abu Ubaidah di Medan Dakwah
Abu Ubaidah bin Jarrah telah beranjak dewasa. Wajahnya teduh, tutur katanya lembut, namun semangatnya menyala seperti api. Ia dikenal jujur, amanah, dan jauh dari kebohongan—sebuah sifat yang kelak membuat Rasulullah ï·º memanggilnya “Aminul Ummah” (Orang yang paling terpercaya di umat ini).
Ketika mendengar kabar bahwa Muhammad bin Abdullah telah diangkat menjadi Rasul, hatinya bergetar. Tanpa ragu, ia mendatangi rumah Al-Arqam bin Abi Al-Arqam, tempat para sahabat berkumpul diam-diam untuk mendengarkan ayat-ayat pertama Al-Qur’an.
Di sanalah ia bersyahadat, menyatakan keimanannya di hadapan Nabi ï·º. Sejak saat itu, hidupnya berubah total. Bukan lagi hanya pemuda Quraisy yang terhormat, ia kini menjadi prajurit iman, siap mengorbankan segalanya untuk agama Allah.
Namun, jalan dakwah tidak mudah. Abu Ubaidah mengalami tekanan dari kaumnya, dihina, bahkan diancam. Tapi semua itu tak menggoyahkan hatinya. Ia tahu, kebenaran layak diperjuangkan, walau seluruh dunia menentang.
Pesan Moral
Keimanan sejati bukan diukur dari seberapa banyak kita tahu, tetapi dari keberanian kita untuk membela kebenaran meski harus menghadapi risiko besar.
Sang Amanah
> Dalam diam ia melangkah,
Menyusuri jalan penuh darah, Bukan karena haus perang, Tapi karena cinta pada Tuhan yang tak pernah hilang.
Abu Ubaidah, sang amanah, Jiwa yang teguh, hati yang ramah, Demi agama ia rela berkorban, Meski dunia menawarkan kemewahan.
#AbuUbaidah #AminulUmmah #KisahSahabat #IslamicStory #Dakwah