IMPORTANCE HADITH KNOWLEDGE ISSUING FATWA AND SHARIAH OPINION

IMPORTANCE HADITH KNOWLEDGE ISSUING FATWA AND SHARIAH OPINION
Knowledge of hadith and its understanding are crucial for anyone issuing legal rulings. This applies both to those in official capacities, like a mufti, and to fiqh scholars providing personal opinions when consulted.

The past mujtahid scholars all placed great emphasis on this second source in Islam. Without clarity regarding the sciences of hadith and its disciplines, the fatwas and legal opinions given can easily go astray. We have worked diligently to translate and provide brief explanations for over 6,000 hadiths from the book "Mishkat al-Masabih" as a starting point to provide convenience to students and scholars in referring to hadith. Visit www.masabih.org.

Just look at the words of the past scholars regarding the importance of hadith:

قال الإمام أبو حنيفة رضي الله عنه: (لم تزل الناس في صلاح ما دام فيهم من يطلب الحديث، فإذا طلبوا العلم بلا حديث فسدوا)
Meaning: Imam Abu Hanifa rh said: "People remain in righteousness as long as there are those among them who seek the hadith. When they seek knowledge without the hadith, they become corrupted."

وقال أيضاً: (إياكم والقول في دين الله تعالى بالرأي، وعليكم بالاتباع والسنة، من خرج عنها ضل)
He also said: "Beware of speaking about Allah's religion based on opinion; adhere to following (Rasulullah) and the Sunnah. Whoever deviates from it is misguided."

وقال الإمام الشافعي رضي الله عنه: (أي أرض تقلني إذا رويت عن النبي صلى الله عليه وسلم حديثاً فلم أقل به؟!)
Imam Al-Shafi'i rh, said: "What land will bear me if I narrate a hadith from the Prophet, peace be upon him, and do not act upon it?"

وما أبلغ تشبيه الإمام مالك رضي الله عنه للسنة حيث يقول: (السنة سفينة نوح، من ركبها نجا، ومن تخلف عنها غرق)
Imam Malik, rh. said, emphasizing the importance of the Sunnah: "The Sunnah is like Noah's Ark. Whoever boards it is saved, and whoever stays away from it is drowned."

وقال الإمام أحمد رضي الله عنه: (من رد حديث رسول الله صلى الله عليه وسلم فهو على شفا هلكة)
Imam Ahmad, may Allah be pleased with him, said: "Whoever rejects a hadith of the Messenger of Allah, peace be upon him, is on the verge of destruction."

وقال أيضاً: (ما أعلم الناس في زمان أحوج منهم إلى طلب الحديث من هذا الزمان، زمان أحمد المتوفى سنة 241هـ. فقال له أحد أصحابه: ولم؟ قال: الإمام: (ظهرت بدع، وعندهم لم يكن عنده حديث وفيها)
He also said: "I do not know people in need of seeking hadith more than in this time" (the time of Ahmad, who died in 241 AH).
One of his companions asked Imam Ahmad: 'Why?' He replied: 'The innovations have emerged, and there is no one with hadith to refute them.'"

Therefore, it is not permissible at all for a fiqh scholar to neglect the study of hadith, whether regarding the status of the hadith or its meaning. This should be further examined according to ilmu lughah, usul al-fiqh, fiqh al-waqie, and many more.

Dr. Zaharuddin Abd Rahman

PENTINGNYA PENGETAHUAN HADIS DALAM MENGELUARKAN FATWA & 'PENDAPAT SYARIAH'
Pengetahuan tentang hadis dan pemahamannya sangat penting bagi siapa pun yang mengeluarkan keputusan hukum. Hal ini berlaku baik bagi mereka yang mempunyai jabatan resmi, seperti mufti, maupun bagi para ulama fiqih yang memberikan pendapat pribadi ketika dimintai pendapat. 

Para ulama mujtahid terdahulu semuanya sangat menekankan sumber kedua dalam Islam ini. Tanpa adanya kejelasan mengenai ilmu-ilmu hadis dan disiplin ilmunya, maka fatwa-fatwa dan pendapat hukum yang diberikan akan mudah tersesat. Kami telah bekerja dengan tekun untuk menerjemahkan dan memberikan penjelasan singkat lebih dari 6.000 hadis dari kitab “Mishkat al-Masabih” sebagai titik awal untuk memberikan kemudahan kepada para pelajar dan ulama dalam mengacu pada hadis. Kunjungi www.masabih.org. 

Lihat saja perkataan para ulama terdahulu mengenai pentingnya hadis:
قال الإمام أبو حنيفة رضي الله عنه: (لم تزل الناس في صلاح ما دام فيهم من يطلب الحديث، فإذا طلبوا العلم بلا حديث فسدوا)
Artinya: Imam Abu Hanifah rh berkata: “Manusia tetap berada dalam kesalehan selama ada diantara mereka yang mencari hadits. Jika mereka mencari ilmu tanpa hadits, maka mereka rusak.”
Jawaban: (إياكم والقول dan دين الله تعالى بالرأي، وعليكم بالاتباع والسنة، من خرج عنه itu)
Beliau juga bersabda: “Hati-hatilah berbicara tentang agama Allah berdasarkan pendapat; ikutilah (Rasulullah) dan Sunnah. Siapa pun yang menyimpang darinya, dia sesat.”

وقال الإمام الشافعي رضي الله عنه: (أي أرض تقلني إذا رويت عن النبي صلى الله عليه وسلم حديث اً فلم أقل به؟!)

Imam Syafi'i rh, berkata: "Tanah manakah yang akan aku tanggung jika aku meriwayatkan sebuah hadis dari Nabi Muhammad SAW, dan tidak mengamalkannya?"

وما أبلغ تشبيه الإمام مالك رضي الله عنه للسنة حيث يقول: (السنة سفينة نوح، من ركبها ن جا، ومن تخلف عنها غرق)

Imam Malik, rh. bersabda, menekankan pentingnya Sunnah: “Sunnah itu seperti Bahtera Nuh. Siapa yang menaikinya akan selamat, dan siapa yang menjauhinya akan tenggelam.”

وقال الإمام أحمد رضي الله عنه: (من رد حديث رسول الله صلى الله عليه وسلم فهو على شفا هلكة)

Imam Ahmad radhiyallahu 'anhu berkata: "Barangsiapa mengingkari hadits Rasulullah SAW, maka dia berada di ambang kehancuran."

; قال: الإمام: (ظهره بدع ، وعندهم لم يكن عنده حديث وفيها)

Beliau juga bersabda: “Saya tidak mengetahui orang-orang yang lebih membutuhkan mencari hadis selain saat ini” (zaman Ahmad yang wafat pada tahun 241 H). 
Salah satu sahabatnya bertanya kepada Imam Ahmad: 'Mengapa?' Beliau menjawab: 'Inovasi telah muncul, dan tidak ada seorangpun yang mempunyai hadis yang dapat membantahnya.'"

Oleh karena itu, tidak boleh sedikit pun seorang ulama fiqih mengabaikan kajian hadis, baik mengenai kedudukan hadis maupun maknanya. Hal ini patut dikaji lebih lanjut menurut ilmu lughah, ushul al-fiqh, fiqh al-waqie, dan masih banyak lagi. 
Dr Zaharuddin Abd Rahman

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post