Google turns out to have paid IDR 413 trillion to maintain dominance

Google turns out to have paid IDR 413 trillion to maintain dominance

  - Google apparently paid IDR 413 trillion to maintain dominance. Photo: Getty Images/iStockphoto/400tmax

- Google apparently paid IDR 413 trillion to maintain dominance. Photo: Getty Images/iStockphoto/400tmax

- Google apparently pays a lot of money to be the default search engine on certain platforms. To be precise, they spent USD 26.3 billion or around IDR 413 trillion to become the default search engine on mobile phones and web browsers in 2021, according to slides published in the antitrust case against Google. That figure is an illustration of how much Google pays partners, including Apple, to be the default search engine on their products. 

The US Department of Justice and a coalition of state attorneys general argue in the case that Google illegally maintains monopoly power in internet search by leveraging its dominance to crush competitors. It was not stated who Google paid, but Apple is likely the biggest recipient. Bernstein analysts previously estimated Google paid Apple USD 19 billion this year for it. 

"Google pays billions of dollars annually to distributors, including popular device manufacturers such as Apple, LG, Motorola, and Samsung, major US wireless carriers such as AT&T, T-Mobile, and Verizon, and browser developers such as Mozilla, Opera, and UCWeb, for secure default statusfor search engines generally," the Justice Department's complaint said. 
Regarding this, as quoted from CNBC, Google defended itself that users can still choose to change their default search engine with a few clicks. 

According to a slide presented in court entitled "Google Search+ Margin", which mainly refers to Google's search business income, the division's revenue in 2021 was more than USD 146 billion, while the acquisition cost portion was more than USD 26 billion. 


Google Ternyata Bayar Rp 413 Triliun Demi Pertahankan Dominasi


Ilustrasi Google
Google Ternyata Bayar Rp 413 Triliun Demi Pertahankan Dominasi. Foto: Getty Images/iStockphoto/400tmax
 - 

Google ternyata membayar sangat besar untuk menjadi mesin pencari default di platform tertentu. Tepatnya, mereka menghamburkan USD 26,3 miliar atau sekitar Rp 413 triliun untuk jadi mesin pencari default di ponsel dan browser web pada tahun 2021, menurut slide yang dipublikasikan dalam kasus antimonopoli terhadap Google.

Angka itu merupakan gambaran mengenai berapa banyak Google membayar mitra, termasuk Apple, untuk jadi mesin pencarian default pada produk mereka.

Departemen Kehakiman AS dan koalisi jaksa agung negara bagian berpendapat dalam kasus ini, Google secara ilegal mempertahankan kekuatan monopoli dalam pencarian internet dengan memanfaatkan dominasinya untuk mengalahkan pesaing.

Tak disebutkan siapa saja yang dibayar Google, namun Apple kemungkinan merupakan penerima terbesar. Analis Bernstein sebelumnya memperkirakan Google membayar Apple USD 19 miliar tahun ini untuk itu.

"Google membayar miliaran dolar setiap tahun kepada distributor, termasuk produsen perangkat populer seperti Apple, LG, Motorola, dan Samsung, operator nirkabel besar AS seperti AT&T, T-Mobile, dan Verizon, dan pengembang browser seperti Mozilla, Opera, dan UCWeb, untuk mengamankan status default untuk mesin pencari umumnya," demikian bunyi keluhan Departemen Kehakiman.

Mengenai hal ini, seperti dikutip dari CNBC, Google membela diri bahwa pengguna masih dapat memilih untuk mengubah mesin pencari default mereka dengan beberapa klik.

Adapun menurut slide yang ditampilkan di pengadilan berjudul "Google Search+ Margin" yang terutama mengacu pada pemasukan bisnis pencarian Google, pendapatan divisi tersebut pada tahun 2021 adalah lebih dari USD 146 miliar, sementara porsi biaya akuisisi besarnya lebih dari USD 26 miliar.

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post