Skip to main content

KEDERMAWANAN YANG MENGAGUMKAN

KEDERMAWANAN YANG MENGAGUMKAN


Oleh : Ahmad Syahrin Thoriq 

3. Memperluas masjid Nabawi

Ketika masjid Nabawi telah sesak oleh bertambahnya jumlah kaum muslimin, Rasulullah ﷺ berencana meluaskan area masjid dengan membebaskan lahan yang ada di sekitarnya.

Maka beliau bersabda : 

من يشتري بقعة ال فلان فيزيدها فى المسجد بخير له منها فى الجنة

"Siapa yang mau membeli sebidang tanah milik keluarga fulan ? Kemudian ia menambahkannya untuk perluasan masjid, niscaya baginya syurga." (HR. Tirmidzi)

Maka Utsman segera bergegas membelinya dengan harga 25.000 dirham (2 milyar rupiah) dan ia serahkan kepada Rasulullah untuk perluasan masjid.¹

4. Memerdekakan banyak budak

Sayidina Utsman mengalokasikan sebagian sedekahnya untuk memerdekakan para budak. Diriwayatkan setiap hari Jum'at ia akan pergi untuk memerdekakan budak dari tuannya. 

Dari awal Islam hingga kewafatannya, jumlah budak yang telah ia bebaskan adalah 2.400 orang.²

5. Hadiah dan sedekahnya

Sayidina Utsman dikenal sebagai sosok yang gemar bersedekah dan juga memberi hadiah kepada orang lain. Pernah beliau memberikan kepada Thalhah bin Ubaidilah uang sebanyak 50.000 dirham (senilai 4 milyar rupiah).³

________
1. Nasai (2/722)
2. As Sawaiq al Muhriqah (1/273)
4. Al Bidayah wa Nihayah (7/277)


KEDERMAWANAN YANG MENGAGUMKAN II

Oleh : Ahmad Syahrin Thoriq 

Diantara akhlaq mulia dari sayidina Utsman bin Affan yang paling menonjol adalah kedermawanan dan seungguhannya berkorban harta untuk membela agama. 

Banyak riwayat yang menyebutkan bagaimana dahsyatnya sedekah-sedekah beliau, sampai sebagian ulama mengatakan, Utsman adalah diantara manusia yang telah membeli syurga dengan harta yang dimilikinya.

Abu Hurairah berkata :

‌اشْترى ‌عُثْمَان ‌من رَسُول الله - صلى الله عَلَيْهِ وَسلم - ‌الْجنَّة ‌مرَّتَيْنِ: يَوْم بِئْر رومة، وَيَوْم جَيش الْعسرَة

“Utsman telah membeli dari Rasulullah ﷺ syurga sebanyak dua kali, yaitu ketika membeli sumur rumah dan ketika ia membiayai pasukan di masa sulit.” (HR. Hakim)

1. Membeli sumur rumah

Ketika Rasulullah ﷺ mulai membangun negara Madinah, beliau melihat bahwa diantara kebutuhan mendesak masyarakat kala itu adalah sumber air bersih yang jumlahnya belum mencukupi.

Kala itu ada sebuah sumur di pusat Madinah yang bernama sumur rumah dimiliki oleh seorang Yahudi, dalam riwayat lain milik seorang dari suku Ghifar yang mana airnya ia jual beberapa dirham untuk setiap satu embernya.

Kala itu Rasulullah ﷺ bersabda :

‌مَنْ ‌يَحْفِرْ ‌بِئْرَ ‌رُومَةَ ‌فَلَهُ ‌الْجَنَّةُ

“Siapa yang membebaskan sumur rumah, maka ia akan mendapatkan syurga.” (HR. Bukhari)

Maka Utsman pun bergegas membeli sumur itu dengan harga 35.000 dirham atau setara dengan uang 2,8 milyar rupiah lalu menyerahkan kepada Rasulullah untuk kemaslahatan kaum muslimin.[1]

2. Membiayai pasukan dalam peperangan di masa sulit

Di tahun ke 9 Hijriyah, Rasulullah ﷺ mendengar khabar adanya pergerakan tentara Romawi di perbatasan wilayah Islam, maka beliau menyiapkan para shahabatnya untuk berangkat ke Tabuk menyongsong musuh. 

Mengingat saat itu sedang puncak musim panas dan jarak yang dituju sangat jauh, maka beliau ﷺ membutuhkan pendanaan untuk operasi ini dalam jumlah yang besar.

Apalagi kaum mulismin yang berangkat untuk berjihad saat itu mencapai jumlah 30.000 orang, tentu dibutuhkan bekal yang sangat tidak sedikit.

Maka Rasulullah ﷺ menyeru agar kaum muslimin mendermakan hartanya untuk turut membiayai rombongan pasukan ini, beliau bersabda :

‌مَنْ ‌جَهَّزَ ‌جَيْشَ ‌الْعُسْرَةِ ‌فَلَهُ ‌الْجَنَّةُ

“Siapa yang turut membekali pasukan di masa sulit ini maka baginya syurga.” (HR. Bukhari)

Maka berbondong-bondonglah para shahabat kala itu, baik yang kaya maupun miskin untuk menginfaqkan hartanya di jalan Allah, tak terkecuali tentunya sayidina Utsman bin Affan radhiyallahu’anhu.

Tercatat infaqnya Utsman kala itu adalah :

أنه جهز ‌جيش ‌العسرة بسبع مائة أوقية من ذهب

“Beliau menyiapkan bekal untuk pasukan masa sulit ini senilai 700 uqiyah emas.”[2]

Jika satu uqiyah emas setara dengan 31,7475 gram emas, maka 700 uqiyah adalah senilai 21,2 milyar rupiah.

فهو الذي نثر في حجر النبي، صلى الله عليه وسلم، ألف دينار لتجهيز ‌جيش ‌العسرة

“Dia datang ke kamar Nabi shalallahu’alaihi wassalam lalu meletakkan 1000 dinar untuk membiayai pasukan masa sulit.”[3]

Jika satu dinar senilai 4 juta rupiah, berarti sedekah beliau ini jumlahnya 4 milyar rupiah.

جهز عثمان بسبع مائة وخمسين ناقة، وخمسين فرسا

“Utsman menyerahkan 750 ekor unta dan 50 kuda perang.”[4]

Jika unta naqah harganya berkisar 350.000 – 500.000 real, berarti infaq sayidina Utsman ini setara dengan 120 milyar. Sedangkan kuda Arab untuk pacuan sekarang ini rata-rata 25.000 – 30.000 USD, berarti nilainya adalah 22,5 milyar.

Sedangkan riwayat lainnya menyebutkan yang beliau sedekahkan adalah 300 unta dengan muatannya.[5] Ada juga riwayat yang menyebut 900 ekor unta tunggangan dan 100 ekor kuda perang.[6] Ada juga 1000 ekor unta tunggangan dan 70 kuda.[7] Dan bila ini kita hitung, nilainya bisa lebih “gila’ lagi...

Sehingga ketika melihat apa yang dilakukan oleh sayidina Utsman dengan sedekah-sedekahnya, Rasulullah ﷺ bersabda :

‌مَا ‌ضَرَّ ‌ابْنُ ‌عَفَّانَ ‌مَا ‌عَمِلَ ‌بَعْدَ ‌الْيَوْمِ " ‌يُرَدِّدُهَا ‌مِرَارًا

“Tidak akan ada yang membahayakan anaknya ‘Affan, setelah apa yang dia lakukan hari ini.’ Dan beliau terus mengulang-ulang ucapan ini.” (HR. Ahmad)

Lalu Nabi ﷺ bersabda mendoakannya :

‌اللَّهمّ ‌ارْضَ ‌عَنْ ‌عُثْمَانَ، ‌فَإِنِّي ‌عَنْهُ ‌رَاض

“Ya Allah ridhailah Utsman, karena sesungguhnya aku meridhainya.”[8]

Dalam riwayat lainnya, beliau ﷺ mendoakannya :

‌غَفَرَ ‌اللَّهُ ‌لَكَ ‌يَا ‌عثمان ‌مَا ‌أَسْرَرْتَ ‌وَمَا ‌أَعْلَنْتَ

“Semoga Allah mengampunimu wahai Utsman dari semua dosa yang engkau sembunyikan maupun yang engkau nampakkan.”[9]

Wallahu a’lam
______________
[1] Siyar A’lam Nubala (1/152)
[2] Siyar A’lam Nubala (1/152)
[3] Musnad Ahmad (5/63)
[4] Siyar A’lam Nubala (1/152)
[5] Musnad Ruyani (2/507)
[6] Jawami’ as sirah (1/205),
[7] An Nadzrah (3/17)
[8] Tarikh Ibnu Hisyam (2/518)
[9] Diriwayatkan oleh imam Ahmad dalam Fadhail as Shahabah hal. 854


Comments