GP Mania Dulu Sebut Ganjar "The Next Jokowi", Sekarang Tuding Tak Punya Nyali
Organisasi relawan Ganjar Pranowo Mania (GP Mania) resmi membubarkan diri pada Kamis (9/2/2023).
Tak sampai 1,5 tahun organisasi itu berdiri. Diketahui, GP Mania bermula dari Jokowi Mania atau Joman, organisasi relawan Jokowi pada Pemilu 2014 dan Pemilu 2019 lalu.
Setelah berkontribusi mengantarkan Jokowi sebagai presiden dua periode, pada Oktober 2021, Joman berpindah haluan mendukung Ganjar Pranowo menjadi presiden 2024 dan menamakan diri GP Mania.
Sempat mengelu-elukan Ganjar sebagai sosok penerus Jokowi, kini, GP mania berkata sebaliknya.
Oleh mantan Ketua GP Mania, Immanuel Ebenezer, Ganjar disebut tak bernyali, tidak punya gagasan besar buat Indonesia, bahkan belum siap menjadi presiden.
The next Jokowi
Noel, demikian sapaan akrab Immanuel, sempat menyebut bahwa Ganjar punya komitmen dan cita-cita yang sama dengan Jokowi dalam membangun Indonesia ke depan.
Ganjar dinilai mampu menjaga warisan kinerja dan karakter Jokowi sehingga Joman mengalihkan dukungan buat sosok Gubernur Jawa Tengah itu.
"Tagline kami: Ganjar Pranowo the next Jokowi," kata Noel dalam tayangan Aiman Kompas TV, Selasa (26/10/2021).
Saat itu, Noel begitu yakin para pendukung Jokowi sebagian besar bakal memberikan suara buat Ganjar.
“Mas Ganjar ini saya yakin sama seperti Jokowi, ini sudah kehendak rakyat yang tidak bisa dibendung siapa pun,” ujar Noel.
"Pendukung Jokowi hari ini adalah pendukung Ganjar, saya yakin 99 persen," tuturnya.
Kendati demikian, saat membentuk GP Mania, Noel sadar ihwal calon presiden (capres) PDI Perjuangan ditentukan oleh Megawati Soekarnoputri sebagai pimpinan tertinggi partai yang menaungi Ganjar.
Meski ketika itu Mega belum angkat bicara, dia yakin Ganjar bakal dipercaya menjadi calon RI-1 dari partai banteng.
“Yakin saja, Bu Mega ini sosok ketua umum yang tidak mungkin meninggalkan partainya dengan usia senjanya, partainya menjadi partai yang kalah,” kata Noel.
Beda jauh
Belakangan, Noel mengaku dirinya salah dalam menilai Ganjar. Dia bilang, sifat kepemimpinan Jokowi ternyata tak ada di diri politisi PDI-P itu.
Inilah yang menjadi salah satu alasan Noel membubarkan organisasi relawan pendukung Ganjar yang semula ia pimpin.
"Mas Ganjar dikaitkan dengan Jokowi itu jauh sekali, itu kita tidak temui," katanya dalam tayangan Sapa Pagi Kompas TV, Kamis (9/2/2023).
Menurut Noel, Jokowi merupakan sosok pemimpin yang fokus bekerja untuk negara. Jokowi juga dia sebut sebagai seorang yang tangguh dan berprinsip kuat.
Kepemimpinan yang demikianlah yang semula diharapkan Noel dari Ganjar. Sebab, menurutnya, figur tersebut dibutuhkan untuk kemajuan Indonesia.
Namun, ternyata, Ganjar tidak demikian. Oleh Noel, Ganjar sebut tak banyak menorehkan prestasi.
Kebijakan-kebijakannya dinilai tak dirasakan mayoritas rakyat. Bahkan, tingkat kemiskinan di Jawa Tengah masih tinggi selama hampir sepuluh tahun Ganjar memimpin.
Sebaliknya, orang nomor satu di Jateng itu justru sibuk tampil di media sosial layaknya seorang youtuber.
"Makanya kita dulu bilang Ganjar the next Jokowi, ternyata itu tidak ada di Ganjar," ujar Noel.
Menurut Noel, Ganjar tak cukup bernyali dan tidak punya gagasan besar untuk membangun bangsa Indonesia ke depan.
Noel mengaku paham bahwa Ganjar saat ini tak bisa banyak bermanuver lantaran PDI-P belum mengumumkan kandidat capres yang akan diusung.
Namun demikian, menurut dia, seharusnya Gubernur Jawa Tengah itu tetap punya gagasan dan mimpi-mimpi untuk membangun Indonesia.
"Pertanyaannya, apakah benar Ganjar mau nyapres? Itu kan tidak terjawab sampai detik ini," ucap Noel.
"Kita tidak melihat Ganjar itu punya gagasan besar buat bangsa ini. Jadi kita bingung saja sampai detik ini mau ngawal apanya dari Ganjar," tuturnya.
Noel pun menilai, Ganjar belum siap menjadi presiden setelah Jokowi lengser. Namun, dia mengaku tak membenci maupun berniat menggembosi kans Ganjar sebagai capres.
Hanya saja, di bawah organisasi relawan yang dia pimpin, Noel memutuskan untuk menarik dukungan buat Ganjar.
"Semoga saja setelah kritik saya ini Mas Ganjar semakin teradenalin untuk menyampaikan gagasan-gagasannya ke depan tentang Indonesia," lanjutnya.
Tak pengaruh
Merespons ini, Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi menilai, penarikan dukungan GP Mania terhadap Ganjar tak berpengaruh ke peta politik Pilpres 2024.
Menurutnya, Ganjar tetap berpeluang dicalonkan sebagai presiden PDI-P. Sebab, keputusan pencapresan partai banteng ada di tangan Megawati, bukan relawan.
"Ganjar dicapreskan atau tidak bukan karena relawan, tetapi karena insting dan pertimbangan Ibu Megawati Soekarnoputri berdasarkan banyak pertimbangan," kata Ari kepada http://Kompas.com/, Rabu (8/2/2023).
Menurut Ari, penarikan atau pengalihan dukungan relawan terhadap kandidat capres merupakan hal biasa dalam politik. Sebab, dukungan relawan terbilang rapuh.
Berbeda dengan partai politik yang punya infrastruktur organisasi dari pusat hingga ranting dengan mekanisme kepemimpinan terstruktur, relawan sangat tidak terorganisir dan hanya mengandalkan kerja personal.
Ari menduga, penarikan dukungan GP Mania terhadap Ganjar disebabkan karena tidak terakomodirnya kepentingan orang-orang di balik organisasi relawan itu, baik oleh sosok yang didukung maupun partai.
"Saya kok tidak yakin GP Mania bubar karena kepentingan yang begitu idealis, pasti ada keinginan elite relawan yang tidak tersalurkan," ujar Ari.
Dalam hal ini, Ganjar diduga tak mampu merangkul relawan-relawannya mengingat dia belum mendapat restu pencapresan dari PDI-P.
Namun demikian, Ari mengatakan, PDI-P juga tidak bisa disalahkan karena dianggap tak merangkul relawan Ganjar. Sebab, partai berlambang banteng itu belum mengambil keputusan soal capres, pun belum ada pembentukan tim sukses resmi.
"Relawan seakan akan tidak sabaran dengan proses politik yang terjadi di partai. Harusnya relawan paham akan hal itu, relawan adalah penguat kerja politik dari partai di lapangan," kata Ari.
Dengan situasi demikian, Ari yakin Ganjar masih punya peluang menjadi capres PDI-P untuk Pemilu 2024.
Kans Ganjar disebut sama besarnya dengan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani, Menteri Sosial Tri Rismaharini, maupun kader-kader PDI-P lain yang disebut-sebut berpotensi dijagokan partai wong cilik tersebut.
"Cuma pada akhirnya akan keluar satu nama sebagai hasil kontemplasi dan kalkulasi semua aspek yang akan diambil oleh Megawati," tutur
Comments