Skip to main content

KEJAM MENGERIKAN BISNIS RAKSAKSA RONTOK OLEH KAUM "SEN KIRI BELOK KE KANAN"

KEJAM MENGERIKAN BISNIS RAKSAKSA RONTOK OLEH KAUM "SEN KIRI BELOK KE KANAN"





Mengerikan sekali.. mendengar keluh kesah pelaku usaha fashion dan retail ini, tentang hancurnya industri triliunan rupiah dalam sekejap mata.. Retail retail raksasa seperti Matahari, Lotus, Debenhams, Seven Eleven, Tanah Abang dan terakhir Giant akhirnya pamit undur dari kejamnya kawah candradimuka dunia online. Ada yang tutup tutupi sebagian gerai, karena masih malu malu dibilang bangkrut.. ada juga yang sama sekali ngambil pensiun dini. Rontok.. Bablas... Jebol....


Pergeseran dari kasta Brahma yang pada 4 dekade terakhir sangat jumawa, menyingkirkan pemain pemain kecil kelas sudra.. sekarang angin berbalik arah. Pemain pemain kecil ini seperti sepasukan lebah yang penuh agresifitas menyerang membabi buta. Sporadis memang tapi jumlahnya luar biasa besar.


Siapa mereka?

Dalam beberapa survey termasuk yang dilakukan facebook Indonesia sendiri, 60-70% UMKM online digawangi kaum perempuan usia produktif, 25 sd 40 tahunan. Bahkan data BPS hampir sama yi mendekati 65% UMKM dijalankan kaum perempuan. Data Kementrian Koperasi, saya lupa lupa ingat tapi pernah dipost di instagram mereka, kalau tidak salah sudah tumbuh di atas 70% (2020).


Di atas 70 persen, boss.. bisnis olshop digawangi perempuan kaum emak emak berdaster. Gila nih.. kejam nih... semoga para lelaki tulang punggung bangsa menyadari ini jangan "modal dengkul?" Mereka menyebutnya, Emak emak Berdaster. Mereka menyebutnya, Kaum Sein Kiri Belok Kanan. Sebut mereka apa saja. faktanya, merekalah yang menguasai Shopee, Tokopedia, Bukalapak, Lazada, Blibli, Zalora, JD.id, dan seterusnya.. dan seterusnya..


Mereka kecil, amatiran, sebagian besar bahkan tidak pernah sekolah bisnis, kaum dapuran yang seragam kantornya adalah daster 30 ribuan yang ditawar empat hari baru deal. Tapi mereka muncul dengan kekuatan massif seperti gelombang ombak yang bergulung bergulung mengguncang kapal kapal besar di lautan.


Saya ingat betul di salah satu FGD, seorang mantan karyawan Matahari, yang posisinya lumayan jenaka, dan karena itu pula kami mengundangnya, berkata, "yah mereka ini... orang orang ini..." tanpa bisa melanjutkan kata katanya. Kata "Mereka ini" maksudnya "kaum ibu ibu online" yang maju ke medan pertempuran tanpa peralatan perang sama sekali, tapi menang telak lawan tank tank baja dan pesawat pesawat siluman canggih.


Lotus jatuh. Debenhams kolaps. Matahari sesak nafas. Seven Eleven hancur. Tanah Abang menjerit. Giant rontok. Bahkan sekarang Ramayana pun sudah bersih bersih gudang.

Oh ya.. tentu saja kehancuran retail mall ini tidak semata karena tumbuhnya pesaing pesaing pesaing online, Salah satu beban terberat mereka juga adalah Operasional dan Pajak..


Mereka yang membayar pajak harus menjual lebih mahal daripada mereka yang tidak bayar pajak (olshop amatiran). Dan di sini ada peran pemerintah yang mungkin belum bijak mengambil kebijakan. Ini yang membuat selisih harga jadi sedemikian kejam di tingkat konsumen.


Tapi anyway...?
Pergeseran habitat konsumsi dari retail konvensional ke mall online ini benar benar bikin jantungan, Siapa sangka, para jumawa industri fashion dan retail, pengusaha pengusaha elit kelas pesawat jet ini, yang cabang cabang usahanya mengakar hingga ratusan toko seluruh Indonesia, bisnisnya akan berakhir tragis di tangan emak emak ber hp jadul, yang nongkrong di depan kelas nunggu jemput anak pulang, sambil jualan daster di Shopee?


Kibarkan bendera putih dan lepaskan tuksedomu om. Pasukan Berdaster telah menang!. Merdeka!!.. Merdeka!!... Merdeka!!...

Comments