Skip to main content

Ilmu Laduni, Ilmu Langsung dari Allah SWT


Ilmu Laduni, Ilmu Langsung dari Allah SWT

Mba Daryono
Master Penghusada 
Ilmu Karomah Dan Laduni


Ilmu Laduni merupakan salah satu istilah yang dikenal dalam ilmu tasawuf. Konon, lama yang mempopulerkan istilah ini adalah Hujjatul Islam, Imam Al Ghazali rahimahullah.

Ilmu Dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu.

Apa yang dimaksud dengan Ilmu Laduni, dan bagaimana seseorang bisa mendapatkan anugerah ilmu yang langsung dari Allah ini? Itulah yang akan dibahas dalam kajian tasawuf kali ini.

Pengertian Ilmu Laduni

Secara bahasa, Ilmu Laduni berasal dari dua kata, yakni Ilmu dan Laduni. Kata Ilmu artinya adalah pengetahuan. Sedangkan kata Laduni berasal dari kata ladunladay, yang berarti sisi, dekat, pengakuan.

Dengan demikian, karena juga adanya Ya’ Mutakallim, maka istilah Ilmu Laduni bermakna ilmu yang berasal dari sisi-Ku (Allah).

Pandangan Ulama tentang Ilmu Laduni

Para ulama Sufi memberikan beberapa definisi tentang ilmu Laduni. Menurut Imam Al-Harawi, Ilmu Laduni adalah ilmu yang dilimpahkan Allah ke dalam hati tanpa ada sebab yang dilakukan oleh seorang hamba dan tanpa menggunakan dalil-dalil.

Allah SWT berfirman dalam Surat dalam Surat Al-‘Alaq

عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ

Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-‘Alaq ayat 5)

Sementara itu, Saikhul Akbar Ibnu Arabi mendefinisikan Ilmu Laduni sebagai sebagai ilmu yang terpancar ke dalam hati manusia tanpa diusahakan dan tanpa menggunakan argumentasi-argumentasi ‘aqliyah.

Dan Imam Al-Ghazali menjelaskan Ilmu Laduni sebagai ilmu yang datang dari Tuhan secara langsung ke lubuk hati manusia tanpa sebab dan tanpa belajar karena dia didatangkan Tuhan lewat jalan kasyf dan ilham.

Sedikit berbeda dengan pandangan beberapa Sufi di atas, Ibnu qayyim Al-Jauziyah mengatakan bahwa ilmu Laduni adalah ilmu yang diperoleh seseorang tanpa menggunakan sarana, tetapi berdasarkan Ilham dari Allah yang diperkenalkan kepada hambaNya, misalnya ilmunya Nabi Khidir yang diperoleh tanpa sarana seperti halnya Nabi Musa.

فَوَجَدَا عَبْدًا مِّنْ عِبَادِنَآ اٰتَيْنٰهُ رَحْمَةً مِّنْ عِنْدِنَا وَعَلَّمْنٰهُ مِنْ لَّدُنَّا عِلْمًا

Lalu mereka berdua bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan rahmat kepadanya dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan ilmu kepadanya dari sisi Kami. (QS. Al-Kahfi ayat 65)

Ilmu Laduni dalam Al-Qur’an

Dalam Alquran, banyak ayat yang menunjukkan adanya Ilmu Laduni yang dilimpahkan Allah SWT kepada para Nabi dan Rasul-Nya.

Kisah Nabi Daud

Diantara penyebutan Allah tentang Ilmu Laduni dalam Al-Qur’an adalah kisah Nabi Daud dan Nabi Sulaiman saat menjalankan pengadilan antara dua orang laki-laki yang salah satunya adalah pemilik tanah pertanian mengadukan bahwa kambing milik laki-laki kedua telah digembalakan di tanah miliknya dan merusaknya.

Nabi Daud memutuskan pemilik tanah untuk mengawasi kambing. Lalu Allah SWT memberikan Ilham kepada Nabi Sulaiman dengan memutuskan untuk pemilik tanah agar mengambil manfaat dari susu kambing keturunannya, dan bulunya sampai kembalinya ganti rugi atas tanah yang telah dirusak, sebagaimana keputusan bagi pemilik kambing untuk memperbaiki tanahnya dan mengembalikan kepada pemiliknya.

Nabi Daud melihat keunggulan pendapat Nabi Sulaiman dan ia merujuk kepadanya.

Peristiwa ini disebutkan dalam Surat Al-Anbiya’ ayat 78 – 79 berikut:

وَدَاوٗدَ وَسُلَيْمٰنَ اِذْ يَحْكُمٰنِ فِى الْحَرْثِ اِذْ نَفَشَتْ فِيْهِ غَنَمُ الْقَوْمِۚ وَكُنَّا لِحُكْمِهِمْ شٰهِدِيْنَ ۖ

Dan (ingatlah kisah) Dawud dan Sulaiman, ketika keduanya memberikan keputusan mengenai ladang, karena (ladang itu) dirusak oleh kambing-kambing milik kaumnya. Dan Kami menyaksikan keputusan (yang diberikan) oleh mereka itu.

فَفَهَّمْنٰهَا سُلَيْمٰنَۚ وَكُلًّا اٰتَيْنَا حُكْمًا وَّعِلْمًاۖ وَّسَخَّرْنَا مَعَ دَاوٗدَ الْجِبَالَ يُسَبِّحْنَ وَالطَّيْرَۗ وَكُنَّا فٰعِلِيْنَ

Dan Kami memberikan pengertian kepada Sulaiman (tentang hukum yang lebih tepat); dan kepada masing-masing Kami berikan hikmah dan ilmu, dan Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Dawud. Dan Kamilah yang melakukannya.

Kisah Lainnya tentang Nabi Daud yang dianugerahi ilmu Laduni di dalam Alquran adalah sebagaimana yang disebutkan di dalam ayat berikutnya pada Surah Al-Anbiya, yakni ayat 80

وَعَلَّمْنٰهُ صَنْعَةَ لَبُوْسٍ لَّكُمْ لِتُحْصِنَكُمْ مِّنْۢ بَأْسِكُمْۚ فَهَلْ اَنْتُمْ شَاكِرُوْنَ

Dan Kami ajarkan (pula) kepada Dawud cara membuat baju besi untukmu, guna melindungi kamu dalam peperangan. Apakah kamu bersyukur (kepada Allah)?

Dalam ayat ini, diceritakan bahwa Allah memberikan ilmu atau pengetahuan kepada Nabi Daud bagaimana caranya membuat baju besi, dan Nabi Daud merupakan manusia pertama yang bisa membuat baju besi.

Kisah Nabi Yusuf

Kisah lain tentang Ilmu Laduni yang disebutkan di dalam Alquran adalah ketika Allah mengajari Nabi Yusuf tentang tafsir mimpi, sebagaimana disebutkan dalam Surat Yusuf ayat 6

وَكَذٰلِكَ يَجْتَبِيْكَ رَبُّكَ وَيُعَلِّمُكَ مِنْ تَأْوِيْلِ الْاَحَادِيْثِ وَيُتِمُّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكَ وَعَلٰٓى اٰلِ يَعْقُوْبَ كَمَآ اَتَمَّهَا عَلٰٓى اَبَوَيْكَ مِنْ قَبْلُ اِبْرٰهِيْمَ وَاِسْحٰقَۗ اِنَّ رَبَّكَ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ

Dan demikianlah, Tuhan memilih engkau (untuk menjadi Nabi) dan mengajarkan kepadamu sebagian dari takwil mimpi dan menyempurnakan (nikmat-Nya) kepadamu dan kepada keluarga Yakub, sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada kedua orang kakekmu sebelum itu, (yaitu) Ibrahim dan Ishak. Sungguh, Tuhanmu Maha Mengetahui, Mahabijak-sana.

Cara Allah Memberi Ilmu Laduni

Adapun mengenai bagaimana ilmu Laduni itu diberikan Allah kepada manusia, maka para ulama mengatakan melalui tiga cara.

Pertama, Melalui Ilham

Cara pertama Allah menganugerahkan Ilmu Laduni dengan ilham.

Adapun yang dimaksud dengan Ilham, sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Yusf Al Qaradawi adalah penyusupan makna atau pemikiran atau kabar atau hakikat ke dalam hati lewat limpahan karunia batin.

Dengan pengertian, bahwa Allah menciptakan di dalam hati berupa pengetahuan dharuri (pengetahuan yang mesti ada) yang tidak bisa ditolak, yaitu pengetahuan yang diperoleh tanpa proses belajar dan tanpa usaha yang wajar, akan tetapi semata-mata merupakan limbahan karunia batin ke dalam hati, tanpa dipilih dan dikehendaki hati tersebut.

Baik diperolehnya melalui latihan rohani, pengosongan hati dari segala sesuatu maupun dicurahkannya ilham tersebut ke dalam hati sebagai karomah dari Allah dan berbagai perkara-perkara yang luar biasa untuknya walaupun untuk memperolehnya tidak menyandarkan kepada usaha dan jerih payah.

Kedua, Melalui Mimpi

Cara yang kedua adalah melalui mimpi yang benar. Mimpi yang benar atau ru’yah as-shadiqoh merupakan salah satu bagian dari kenabian, sebagaimana sabda Nabi yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim

الرُّؤْيَا الْحَسَنَةُ مِنْ الرَّجُلِ الصَّالِحِ جُزْءٌ مِنْ سِتَّةٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنْ النُّبُوَّةِ

“Mimpi baik yang berasal dari seorang yang saleh adalah satu bagian dari 46 bagian kenabian.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Contoh mimpi yang datang dari Allah adalah mimpi Nabi Ibrahim. Mimpi para nabi, termasuk Nabi Ibrahim adalah wahyu, karena mimpi para nabi terjaga dari setan. Sebab itulah, maka Nabi Ibrahim berani menyembelih anaknya, Nabi Ismail yang diperintahkan Allah melalui mimpi.

Dalam hal ini, jika kita ingin mendapatkan mimpi yang benar atau mimpi dari Allah, maka hendaklah berkata benar dan makan yang halal, tetap menjaga perintah dan larangan agama serta tidur dalam keadaan suci sempurna dan menghadap kiblat serta berdzikir kepada Allah hingga mata terpejam.

Dan mimpi yang benar itu biasanya terjadi pada waktu sahur, karena itu merupakan waktu rahmat dan ampunan Allah dekat.

Adapun mimpi yang tidak benar biasanya terjadi menjelang malam (sebelum Adzan Maghrib) karena waktu itu merupakan waktu di mana setan dan arwah-arwah sedang berkeliaran.

Ketiga, Melalui Kasyf

Cara di anugrahkannya ilmu Laduni yang ketiga adalah melalui kasyf. Para ulama Sufi mengatakan sesungguhnya makam kasyf dapat membuat seorang kasyif (orang yang terbuka tabir batasnya) meninggalkan alam kegelapan dan bahkan lepas dari kegelapan tersebut.

Dan kasyf ini merupakan tajalli (penampakan ke-Ilahian) yang paling tinggi. Kasyf inilah yang disebut dengan Ilmu Laduni.

Kesimpulan

Demikianlah ulasan tentang ilmu Laduni yang merupakan anugerah Allah kepada orang yang hatinya telah bersih baik melalui Ilham, mimpi maupun kacak.

Intinya adalah untuk bisa mendapatkan ilmu Laduni kita harus senantiasa istiqomah melakukan perintah dan menjauhi larangan.

وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗ وَيُعَلِّمُكُمُ اللّٰهُ ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ

Dan bertakwalah kepada Allah, Allah memberikan pengajaran kepadamu, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Baqarah ayat 282)


Semoga bermanfaat.


Comments