Doa ibarat pedang yang sangat tajam,tetapi kalau kita tidak piawai menggunakannya maka pedang yang tajam tidak mampu membabat musuh.
Sesungguhnya syaithon adalah musuh bagimu dan ambilah ia sebagai musuh” [al fathir 6].
Umar bin Khatab " Buatlah Syaithon Takut kepadamu, sebelum dia menakutimu "
Quote:
Kenapa ada orang yang lebih ampuh bacaannya dibanding kita?
jawab
mereka tahu memainkan pedang (Yakin)
Dengan apa yg mereka baca (TAUHID-IKHLAS)
Alquran mempunyai banyak keutamaan, salah satunya adalah sebagai obat. Ini antara lain merujuk sejumlah ayat Alquran yang memuat kata syifa yang dalam bahasa berarti obat.
Allah Swt. berfirman, “Maka tidakkah mereka menghayati (merenungi) Al Quran?. Sekiranya Al-Qur’an itu bukan dari Allah, pastilah mereka menemukan banyak hal yang bertentangan di dalamnya.” (QS: An-Nisa [4]: 82).
Selain faidah yang bisa didapatkan di dalamnya, al-Qur’an pun membahas tentang khasiat pengobatan, baik pengobatan untuk ruhani maupun jasmani. Allah Swt berfirman, “Dan apabila aku sakit, Dia-lah yang menyembuhkan Aku.” (QS: Asy-Syu’arâ’ [26]: 80).
Ibnul Qayyim dalam kitabnya, Zad al-Ma'ad, menjelaskan, Alquran adalah penyembuh yang sempurna dari seluruh penyakit hati dan jasmani, demikian pula penyakit dunia dan akhirat.
Tidak setiap orang diberi keahlian dan taufik untuk menjadikannya sebagai obat. Jika seorang yang sakit konsisten berobat dengannya dan meletakkan pada sakitnya dengan penuh kejujuran dan keimanan, penerimaan yang sempurna, keyakinan yang kukuh, dan menyempurnakan syaratnya, niscaya penyakit apa pun tidak akan mampu menghadapinya.
Kepada sahabat yang sakit, Nabi kerap kali berpesan, Bagi kalian ada obat penyembuh, yakni madu dan Alquran. (HR Ibnu Majah dan al-Hakim). Sebagai asy-Syifa, orang beriman diimbau banyak membaca Alquran, karena ia adalah obat penyembuh
Ibnu Rajab berkata:
"Al-Qur'an Ini memang mengandung mukjizat sebagai penyembuhan , banyak kisah kisah orang yang merasakan penyembuhan dan efek terapi dengan sembuh dengan cepat.
Namun, ada satu poin yang harus dipahami dengan jelas dan itulah bahwa Ruqyah dan doa doa perlindungan itu ibarat pedang. Agar pedang efektif, perlu diketahui bahwa yang memegangnya harus memiliki kekuatan
Hal yang sama berlaku untuk ruqyah dan doa doa perlindungan. Mereka membutuhkan kekuatan dan kesungguhan dari seseorang yang melakukannya untuk menjadikan ia berdampak besar, dan dengan itu hati harus siap menerima efeknya.
Ada ibarat yang sangat bagus yang disampaikan oleh Ibnu Qayyim Al Jauziyah. Beliau menyampaikan bagaimanakah ampuhnya do’a dan ini diibaratkan seperti tajamnya pedang. Kita harus merenungkan hal ini agar kita dapat semangat terus untuk berdo’a dan tidak berputus asa.
Ibnul Qayyim dalam Al Jawabul Kaafi mengatakan,
“Do’a dan ta’awudz (meminta perlindungan pada Allah) ibarat pedang.
Pedang itu diandalkan tebasannya bukan hanya ketajamannya. Oleh karenanya, pedang jadi ampuh bila:
(1) tidak cacat,
(2) yang menebas adalah orang yang kuat dan
(3) tidak ada penghalang ketika pedang dihujam yang membuat musuh tersingkir. Jika salah satu dari tiga hal ini tidak ada, maka pedang tersebut tidaklah ampuh.
Do’a pun demikian. Do’a tidaklah ampuh bila:
(1) orang yang berdo’a tidaklah baik,
(2) yang berdo’a tidak menyatukan antara hati dan lisan saat berdo’a (artinya: do’a yang dipanjatkan tidak diresapi),
(3) ada penghalang sehingga do’a tidak terkabul
[1]. Jika ada salah satu dari tiga hal ini, do’a tidaklah ampuh.”
Semoga dengan merenungkan hal ini, kita semakin memperbaiki diri kala memanjatkan do’a. Ya Allah, kabulkanlah do’a-do’a kami. Wallahu waliyyut taufiq.
Sesungguhnya syaithon adalah musuh bagimu dan ambilah ia sebagai musuh” [al fathir 6].
Umar bin Khatab " Buatlah Syaithon Takut kepadamu, sebelum dia menakutimu "
Quote:
Kenapa ada orang yang lebih ampuh bacaannya dibanding kita?
jawab
mereka tahu memainkan pedang (Yakin)
Dengan apa yg mereka baca (TAUHID-IKHLAS)
Alquran mempunyai banyak keutamaan, salah satunya adalah sebagai obat. Ini antara lain merujuk sejumlah ayat Alquran yang memuat kata syifa yang dalam bahasa berarti obat.
Allah Swt. berfirman, “Maka tidakkah mereka menghayati (merenungi) Al Quran?. Sekiranya Al-Qur’an itu bukan dari Allah, pastilah mereka menemukan banyak hal yang bertentangan di dalamnya.” (QS: An-Nisa [4]: 82).
Selain faidah yang bisa didapatkan di dalamnya, al-Qur’an pun membahas tentang khasiat pengobatan, baik pengobatan untuk ruhani maupun jasmani. Allah Swt berfirman, “Dan apabila aku sakit, Dia-lah yang menyembuhkan Aku.” (QS: Asy-Syu’arâ’ [26]: 80).
Ibnul Qayyim dalam kitabnya, Zad al-Ma'ad, menjelaskan, Alquran adalah penyembuh yang sempurna dari seluruh penyakit hati dan jasmani, demikian pula penyakit dunia dan akhirat.
Tidak setiap orang diberi keahlian dan taufik untuk menjadikannya sebagai obat. Jika seorang yang sakit konsisten berobat dengannya dan meletakkan pada sakitnya dengan penuh kejujuran dan keimanan, penerimaan yang sempurna, keyakinan yang kukuh, dan menyempurnakan syaratnya, niscaya penyakit apa pun tidak akan mampu menghadapinya.
Kepada sahabat yang sakit, Nabi kerap kali berpesan, Bagi kalian ada obat penyembuh, yakni madu dan Alquran. (HR Ibnu Majah dan al-Hakim). Sebagai asy-Syifa, orang beriman diimbau banyak membaca Alquran, karena ia adalah obat penyembuh
Ibnu Rajab berkata:
"Al-Qur'an Ini memang mengandung mukjizat sebagai penyembuhan , banyak kisah kisah orang yang merasakan penyembuhan dan efek terapi dengan sembuh dengan cepat.
Namun, ada satu poin yang harus dipahami dengan jelas dan itulah bahwa Ruqyah dan doa doa perlindungan itu ibarat pedang. Agar pedang efektif, perlu diketahui bahwa yang memegangnya harus memiliki kekuatan
Hal yang sama berlaku untuk ruqyah dan doa doa perlindungan. Mereka membutuhkan kekuatan dan kesungguhan dari seseorang yang melakukannya untuk menjadikan ia berdampak besar, dan dengan itu hati harus siap menerima efeknya.
Ada ibarat yang sangat bagus yang disampaikan oleh Ibnu Qayyim Al Jauziyah. Beliau menyampaikan bagaimanakah ampuhnya do’a dan ini diibaratkan seperti tajamnya pedang. Kita harus merenungkan hal ini agar kita dapat semangat terus untuk berdo’a dan tidak berputus asa.
Ibnul Qayyim dalam Al Jawabul Kaafi mengatakan,
“Do’a dan ta’awudz (meminta perlindungan pada Allah) ibarat pedang.
Pedang itu diandalkan tebasannya bukan hanya ketajamannya. Oleh karenanya, pedang jadi ampuh bila:
(1) tidak cacat,
(2) yang menebas adalah orang yang kuat dan
(3) tidak ada penghalang ketika pedang dihujam yang membuat musuh tersingkir. Jika salah satu dari tiga hal ini tidak ada, maka pedang tersebut tidaklah ampuh.
Do’a pun demikian. Do’a tidaklah ampuh bila:
(1) orang yang berdo’a tidaklah baik,
(2) yang berdo’a tidak menyatukan antara hati dan lisan saat berdo’a (artinya: do’a yang dipanjatkan tidak diresapi),
(3) ada penghalang sehingga do’a tidak terkabul
[1]. Jika ada salah satu dari tiga hal ini, do’a tidaklah ampuh.”
Semoga dengan merenungkan hal ini, kita semakin memperbaiki diri kala memanjatkan do’a. Ya Allah, kabulkanlah do’a-do’a kami. Wallahu waliyyut taufiq.
Comments