Skip to main content

PAHLAWAN YANG TAK TERKALAHKAN

PAHLAWAN YANG TAK TERKALAHKAN

Oleh : Ahmad Syahrin Thoriq 

1. Inilah dia, kisah tentang prajurit Muslim pilih tanding, yang ketika sayidina Khalid bin Walid terdesak oleh gempuran tentara Romawi, lalu meminta bantuan kepada khalifah Abu Bakar, beliau mengirimkannya.  Seraya menyertakan selembar surat yang isinya : 

لا يهزم جيش فيه مثل هذا 

"Tidak akan bisa dikalahkan sebuah pasukan jika ada orang seperti dia."

2. Ketika Amru bin 'Ash kewalahan menghadapi musuh di pembukaan Mesir lalu meminta bantuan kepada Amirul mukminin Umar, beliau juga mengirimkan Zubeir, al Miqdad, Ubadah dan Maslamah. 

Seraya menyertakan surat yang isinya : "Aku kirimkan kepadamu empat orang laki-laki, yang setiap orang sebanding dengan 1000 pasukan Islam."

Namun yang sedang kita ceritakan ini, bahkan Abu Bakar berkata tentangnya :

لصوت... فى الجيش خير من الف رجل

"Suaranya.... lebih baik dari seribu laki-laki."

3. Inilah legenda hidup seorang prajurit. Yang ketika sayidina Umar bin Khattab bertanya kepada panglima perangnya di kancah Persia, tentang siapa prajuritnya yang paling gagah berani tak tertandingi ?

Maka sang Jenderal Sa'ad bin Abi Waqash menyebut namanya seraya menambahkan : "Aku belum pernah melihat prajurit yang seperti dia."

4. Dalam perang Dzatussalasil, panglima Persia, Hurmuz menantang sayidina Khalid bin Walid untuk duel, maka sang pedang Allah itupun maju memenuhinya.

Ternyata itu hanya siasat licik musuh untuk membunuh Khalid agar pasukan Islam tercerai berai bila kepalanya terbunuh. Karena begitu Khalid maju, ia langsung dikepung oleh pasukan khusus yang telah disiapkan untuk mengkeroyoknya.

Dalam keadaan Khalid yang terkepung, tiba-tiba muncullah seorang prajurit yang mengaum dan menerkam tak ubahnya singa yang memburu mangsanya. 

Di ujung pedangnya pasukan terpilih Persia menjadi tak ubahnya kayu kering yang terpotong dan tercabik-cabik. 

Siapakah sosok pahlawan yang sedang kita ceritakan ini ?

5. Dialah al Qa'qa' bin Amru at Tamimiy rahimahullah. Prajurit muslim paling tangguh, yang di tangannya lah terbunuh para jenderal-jenderal musuh. Seperti Fairuzan, Rustum dan yang lainnya.

Sehingga pimpinannya saat itu Sa'ad bin Abi waqash menggambarkan tentang prestasinya :

القعقاع حمل في يوم ثلاثين حملة ، يقتل في كل حملة بطلا

"Qa'Qa' pernah melakukan operasi dalam sehari sebanyak tiga puluh kali, dan di setiap operasinya itu ia berhasil membunuh satu tokoh musuh."

6. Dalam perang Yarmuk, saat pasukan muslimin terpukul mundur. Al Qa'qa' melakukan duet maut dalam sebuah operasi berani mati bersama Ikrimah bin Abi Jahal.

Keduanya menyerbu masuk jauh ke barisan musuh dan mengobrak-abrik blokade mereka. Sehingga dengan ini, mental para mujahidin yang sempat jatuh bangkit kembali dan berhasil meraih kemenangan.

7. Dalam perang Qadishiyah ada pasukan bergajah musuh yang merepotkan pasukan kavaleri muslimin. Kuda-kuda mereka susah dikendalikan karena takut dengan gajah -gajah tersebut.

Maka segera al Qa'qa bersama saudaranya Ashim melakukan satu misi penghancuran pasukan gajah tersebut. Keberhasilan misi ini, menjadi pembuka bagi kemenangan kaum Muslimin dalam perang yang sangat menentukan ini.

8. Qa'qa' adalah prajurit dengan kemampuan tempur sekaligus ahli stategi di atas rata-rata.

Ia punya keahlian dalam "Psychic War" . Salah satu strateginya yang terkenal adalah : Ia pernah mengikat pelepah-pelepah kurma di kuda-kuda pasukan kavaleri untuk menerbangkan debu-debu. Sehingga musuh ketakutan karena mengira jumlah kaum muslimin yang berlipat-lipat dari debu yang membumbung.

9. Al Qa'qa rahimahullah adalah prajurit yang mengabdi secara utuh kepada seluruh khalafaur Rasyidin yang empat, sejak di masa sayidina Abu Bakar, Umar, Ustman, hingga Ali.

Dan ketika sayidina Ali bin Abi Thalib wafat, dan pemerintahan dipegang oleh Muawiyah, beliau memilih mengundurkan diri dan wafat di mesir pada tahun 40 H.

10. Ulama berbeda pendapat tentang statusnya, apakah beliau termasuk shahabat Nabi atau masuk golongan tabi'in. Sebagian ulama seperti ibnu Atsir, Ibnu 'abdil Barr dan Ibnu Hajar berpendapat bahwa ia termasuk shahabat.

Namun mayoritas ulama memasukkannya ke dalam kelompok pembesar tabi'in, bukan shahabat. Karena meski ia masuk Islam di waktu ketika Rasulullah ﷺ masih hidup, tidak ada riwayat yang kuat yang menyebutkan ia pernah bertemu dengan Nabi ﷺ

Comments