KUN FAYAKUN
Kun fayakun artinya jadilah, maka akan terjadi. Kata "kun" dalam bahasa Arab merupakan fi’il amar atau kata perintah dan artinya adalah "jadilah". Sedangkan, kata "fayakun" merupakan fi’il mudhori’ atau kata kerja (di waktu mendatang) dan artinya "maka akan terjadi".
Kata “Kun” (كُنْ) merupakan bentuk perubahan (tashrif) dari kata (كَانَ – يَكُوْنُ – كُنْ) yg memiliki arti “menjadi”. Dan “Kun” adalah merupakan kata kerja perintah yaitu fi’il amar, sehingga artinya adalah “Jadilah !”.
Adapun kata “Fayakun” merupakan gabungan antara huruf “Fa” (الفَاءُ) dan kata kerja “Yakun” (يَكُوْنُ). Huruf “Fa” di sini adalah ‘aathifah (عَاطِفَةٌ) yg menunjukkan makna “berikutnya atau setelahnya”.
Kemudian kata “Yakun” adalah kata kerja dalam bentuk mudhari' yg berarti “(sedang) terjadi”.
Dalam kitab Tafsir Muyassar (edisi juz 17 - 24) karya Syaikh 'Aidh Al-Qarni, disebutkan bahwa ketika Allah Subhanahu wa Ta'ala berkehendak menyelesaikan suatu urusan ataupun menciptakan makhluk-Nya, Allah cukup berfirman "Kun" (jadilah), maka hal itu pun terjadi.
Dengan demikian makna yg benar dari ayat dalam QS. Yasin : 82 diatas adalah sbg ungkapan bahwa Allah Maha Kuasa untuk menciptakan segala sesuatu tanpa lelah, tanpa kesulitan, dan tanpa ada siapapun yang dapat menghalangi-Nya. Dengan kata lain, bahwa bagi Allah sangat mudah untuk menciptakan segala sesuatu yg Ia kehendaki, sesuatu tsb dengan cepat akan terjadi, tanpa ada penundaan sedikitpun dari waktu yg Ia kehendakinya.
Bagi umat Islam, istilah "Kun Fayakun" sudah tidak asing lagi. Istilah ini kerap diucapkan sbg bentuk keyakinan bahwa segala hal yg dikehendaki oleh Allah subhanahu wa ta'ala bisa saja terjadi. Bahkan untuk hal² yg dirasa dalam nalar manusia tidak mungkin.
Di dalam kitab Majma Al-Bayan Fi Tafsir Al-Qur’an, karya Abu Ali Al-Fadhl bin Al-Hasan bin Al-Fadhl At-Thabrasi rahimahullah (wafat 1153 M), disebutkan bahwa terdapat 3 pandangan mufassir sehubungan dgn kalimat kun fayakun. Adapun ketiga tafsiran tsb ialah sbg berikut :
1. Tafsiran Pertama
Tafsiran yg pertama menyatakan bahwa kalimat serta ungkapan tsb merupakan suatu pemisalan atau tamsil. Alasannya ialah sesuatu yg saat ini belum ada tidak dapat dijadikan sebagai audiensi dan diperintahkan.
2. Tafsiran Kedua
Tafsiran kedua menyatakan bahwa perintah Allah subhanahu wa ta'ala untuk mewujudkan sesuatu itu sifatnya nyata dan Allah subhanahu wa ta'ala berlaku demikian, agar para malaikat mengerti terdapat makhluk baru yg telah diciptakan.
3. Tafsiran Ketiga
Tafsiran ketiga menyatakan bahwa perintah tersebut sifatnya nyata. Berdasarkan hal ini, mengingat bahwa masing² entitas sebelum ada sudah diketahui oleh Allah, dan dari sisi inilah Allah subhanahu wa ta'ala dapat memerintahkannya untuk ada.
Dalam proses penciptaan dan pembangkitan, Allah subhanahu wa ta'ala tidak perlu alat atau materi, tetapi cukup dgn perintah Kun Fayakun.
Dari ayat di atas, tsb jelas bahwa Allah subhanahu wa ta'ala memiliki kekuasaan yg mutlak terhadap segala sesuatu. Kemutlakan kekuasaan Allah tergambar dgn begitu mudahnya penciptaan di semesta ini yg dilakukan oleh Allah subhanahu wa ta'ala, yakni cukup dgn menyatakan ‘Kun !’ kemudian alam ini tergelar.
Asy-Syaikh Muhammad Sayyid Thanthawy adalah seorang Imam Besar Masjid Al-Azhar, yg menjelaskan makna kun fayakun menurut para ulama. Sebagian ulama berpendapat bahwa kun fayakun merupakan kata yg berfungsi sbg alegori atau permisalan (isti’arah tamsiliyah). Artinya, Allah subhanahu wa ta'ala memiliki kuasa untuk menciptakan segala sesuatu tanpa ada halangan.
Sebagian ulama memahaminya secara harfiah bahwa skenario Allah Subhanahu wa ta'ala dalam penciptaan segala sesuatu dilakukan dengan mengeluarkan instruksi “jadilah”. Instruksi penciptaan telah diucapkan dahulu kala pada zaman azali.
Pada dasarnya, kata Kun Fayakun ini merupakan kata yg terdapat dalam Al-Qur'an, terdapat kurang lebih sekitar 8 (delapan) kali kata tsb, termaktub di dalam kitab suci Al-Qur'an, di antaranya sbg berikut:
Surat Al-Baqarah ayat 117
بَدِيعُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۖ وَإِذَا قَضَىٰٓ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ
"Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya : "Jadilah !" Lalu jadilah ia".
Surat Ali Imran ayat 47
قَالَتْ رَبِّ أَنَّىٰ يَكُونُ لِى وَلَدٌ وَلَمْ يَمْسَسْنِى بَشَرٌ ۖ قَالَ كَذَٰلِكِ ٱللَّهُ يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ ۚ إِذَا قَضَىٰٓ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ
"Maryam berkata : "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki²pun". Allah berfirman (dgn perantaraan Jibril): "Demikianlah Allah menciptakan apa yg dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya : "Jadilah", lalu jadilah dia".
Surat Ali Imran ayat 59
إِنَّ مَثَلَ عِيسَىٰ عِندَ ٱللَّهِ كَمَثَلِ ءَادَمَ ۖ خَلَقَهُۥ مِن تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ
"Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya : "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia".
Surat Al-An‘am ayat 73
وَهُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ بِٱلْحَقِّ ۖ وَيَوْمَ يَقُولُ كُن فَيَكُونُ ۚ قَوْلُهُ ٱلْحَقُّ ۚ وَلَهُ ٱلْمُلْكُ يَوْمَ يُنفَخُ فِى ٱلصُّورِ ۚ عَٰلِمُ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ ۚ وَهُوَ ٱلْحَكِيمُ ٱلْخَبِيرُ
"Dan Dialah yg menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan : "Jadilah, lalu terjadilah", dan di tangan-Nya-lah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yg ghaib dan yg nampak. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui".
Surat An-Nahl ayat 40
إِنَّمَا قَوْلُنَا لِشَيْءٍ إِذَا أَرَدْنَاهُ أَن نَّقُولَ لَهُ كُن فَيَكُونُ
“Sesungguhnya firman Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya, “Jadilah !” Maka jadilah sesuatu itu“.
Surat Maryam ayat 35
مَا كَانَ لِلَّهِ أَن يَتَّخِذَ مِن وَلَدٍ ۖ سُبْحَٰنَهُۥٓ ۚ إِذَا قَضَىٰٓ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ
"Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya : "Jadilah", maka jadilah ia"
Surat Yasin ayat 82
إِنَّمَآ أَمْرُهُۥٓ إِذَآ أَرَادَ شَيْـًٔا أَن يَقُولَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ
"Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya : "Jadilah!" maka terjadilah ia".
Surat Ghafir atau Al-Mukmin ayat 68
هُوَ ٱلَّذِى يُحْىِۦ وَيُمِيتُ ۖ فَإِذَا قَضَىٰٓ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ
"Dialah yg menghidupkan dan mematikan, maka apabila Dia menetapkan sesuatu urusan, Dia hanya bekata kepadanya : "Jadilah", maka jadilah ia."
Dengan frasa Kun Fayakun, orang beriman dapat mengambil hikmah bahwa sbg hamba yg lemah, seyogianya kita meyakini keagungan dan kekuasaan Allah subhanahu wa ta'ala yg telag menciptakan langit bumi serta segala isinya. Ini menuntun manusia agar dgn rendah hati berserah diri kepada Allah Yang Mahakuasa.
Sholawat Kun Fayakun
Sholawat kun fayakun, dikenal sholawat dari Nabi Khidir alaihis salam atau sholawat ma’rifat.
sholawat ma’rifat.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ مَعَ السُّلُطَةِ عُقَدُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ أَدْعُو اللّٰهَ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَ بَارِكْ صَلَاتِيْ مَعَ قُوَّةِ وَ إِرَادَةِ اللّٰهِ كُنْ فَيَكُوْن
"Ya Allah, berkatilah Nabi Muhammad, dengan kekuatan seribu do’a, saya berdo’a kepada Allah, Berkatilah Nabi Muhammad dan berkatilah do’a saya, Dengan kekuatan dan kehendak Allah, Jadi, maka jadilah…..”
Wallahu A'lam. Semoga bermanfaat !
Comments