Skip to main content

ISLAM YANG SEBENARNYA

Oleh : Ahmad Syahrin Thoriq


ISLAM YANG SEBENARNYA


Ketika dahulu kita ingin mengetahui Islam dan praktek ajaran al Qur'an, cukuplah dengan melihat sosok Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam.


Setelah beliau wafat, Islam tidak bisa lagi diwakili oleh satu dua orang. Namun, jika ingin melihat bagaimana praktek ajaran Islam, lihatlah satu persatu sahabat nabi. Terkhusus 10 dari mereka yang dijamin masuk syurga, atau yang lebih spesifik lagi : para Khalaufur Rasyidin.


Abu Bakar yang ketegasannya dibalut dengan kelembutan. Atau Umar yang keras tapi sebenarnya sangat penyayang. Utsman yang menjadi simbol maksimalnya amal harta. Ali yang menjadi puncak teladan dalam ibadah fisik yakni jihad.


Lalu sepeninggal generasi terbaik itu, Islam tidak lagi terwakili oleh orang perorang. Namun oleh madzhab atau kelompok pendapat para ulama. Maka jika ingin melihat Islam, lihatlah Hanafiyah, Malikiyah, Syafi'iyah, Hanabilah dan semua madzhab Ahlusunnah wal Jama'ah.


Lalu di zaman kita ini, wujud Islam bahkan tidak lagi cukup tertampung dalam madzhab, namun pada gerakan-gerakan besar umat. Hampir mustahil mengatakan bahwa gerakan ini atau organisasi itu yang paling layak dan pas mewakili Islam, namun kebaikan Islam tersebar dalam setiap organisasi tersebut.


Semuanya mewakili ajaran Islam dengan titik tekan yang berbeda-beda. Ada yang dominan di dakwah, ada yang dominan di amal maliyah. Ada yang strong dalam penegakan syariah, ada yang lebih focus tarbiyah dan ada yang terdepan dalam pelayanan publik dan pendidikan.


Ada yang melakukan pendekatan kultural, sebagian lagi dengan semangat memurnikan. Sebagian memulai perbaikan dengan menanam bibit, sedangkan yang lain menangkal gulma penyakit. Begitulah memang seharusnya.


Maka kelompok manapun hari ini yang mengaku paling pantas dan pas memakai baju Islam, maka pasti akan kedodoran, norak dan menjadi bahan cemohan orang banyak.


Maka sudah saatnya untuk mempersatukan puzzle kebaikan untuk menghadirkan Islam yang utuh. Hadirnya rahmatan lil alamin. Bukannya malah sibuk memperbesar jurang perbedaan yang justru akan kian mengaburkan gambaran tentang Islam.


Umat hari ini lebih butuh para pemersatu dari pada munculnya mujadid gerakan baru. Gerakan umat sudah banyak, namun tidak banyak yang mau bergerak dalam langkah yang padu.


Kiranya sudah tiba, ini zaman untuk lebih berkasih sayang, berlapang dada dan menerima kekurangan antar semua komponen umat Muhammad shalallahu'alaihi wassalam.

Ingat fajar kemenangan, hanya mungkin terbit di ufuk persatuan.

Comments