Skip to main content

Dikala Ilmu Tak Berujung Bahagia*

*Dikala Ilmu Tak Berujung Bahagia*

Keilmuan yang dalam jika tidak dibarengi hati yang ikhlas bukanlah jaminan seseorang konsisten diatas petunjuk dan mati dalam keadaan Islam.

Suatu ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam berkumpul dengan para sahabatnya, lalu bersabda _*Sesungguhnya, di antara kalian ada seseorang laki-laki yang gerahamnya di neraka lebih besar dari gunung Uhud*_

Seketika perasaan kalut menyelimuti para sahabat yang hadir, khawatir dirinya yang dimaksudkan sabda Rasulullah dan termasuk yang berakhir su'ul khatimah.

Waktu berjalan, para sahabat yang hadir di majelis tersebut satu persatu wafat, ada yg meninggal sebagai syahid dan kematian khusnul khatimah lainnya.

Tinggallah tersisa 2 orang sahabat, *_Abu Hurairah_* dan *_Rijal bin Unfuwwah_*, kedua sahabat ini tidak diragukan lagi kedalaman ilmu karena diasuh langsung oleh manusia terbaik Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.

Betapa gelisah hati dan pikiran Abu Hurairah, setiap malam mata sulit terpejam karena khawatir dirinya yang dimaksudkan sabda Rasulullah tersebut.

Sampai tiba suatu saat gerakan kemurtadan merebak, salah satu gerakan kemurtadan yang terkuat dan paling berbahaya adalah gerakan nabi palsu Mussailamah Al Kadzab.

Mussailamah Al Kadzab adalah seorang tokoh yang sangat berpengaruh di salah satu kabilah terbesar bangsa Arab yaitu bani Hanifah, pandai memikat hati dan simpati, tutur katanya lembut sehingga berhasil mendapatkan banyak pengikut.

Barangkali jika menjadi politisi masa kini, Musailamah Al Kadzab akan menjadi politisi ulung tak tertandingi.

Untuk meredam kemurtadan tersebut dan mengembalikan penduduk bani Hanifah dan Yamamah ke pangkuan Islam, Rasulullah mengutus Rijal bin Unfuwwah kepada mereka untuk mengajarkan Islam dan menyelamatkan penduduk Yammamah dari kemurtadan.

Seorang utusan tentu orang yang dipercaya soal keahlian dan kedalaman ilmunya, apalagi diutus untuk mengajarkan Islam dan menyelamatkan akidah oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.

Tapi siapa sangka, ketika berada di tengah-tengah pengikut Mussailamah, Rijal berbalik dan malah mengakui kenabian si pendusta itu.

Ibn Katsir meriwayatkan dalam Tarikhnya *_fitnah yang disebabkan oleh Rijal itu lebih besar_* daripada yang disebabkan oleh Mussailamah, karena dia adalah mantan sahabat dan murid langsung dari Rasulullah SAW, tentu ia memanipulasi keilmuannya demi membenarkan kenabian si pendusta tersebut.

Begitulah, ulama palsu jika sudah jadi corong kesesatan akan lebih berbahaya bagi umat daripada gembong kesesatannya sendiri, Rijal bin Unfuwwah contohnya yang menjadi corong kesesatan si Mussailamah.

Para taghut dan politisi busuk masa kini tidaklah akan dibenarkan banyak umat melainkan karena jasa-jasa ulama jahat yang memanipulasi dalil dan fatwa.

Jika Rijal bin Unfuwwah saja yang pernah menjadi murid dan sahabat langsung Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam saja bisa murtad dan tergelincir dihadapan minion dajjal, apalagi kita ini?

Dan sulit dibayangkan betapa mudahnya dajjal nanti menggaet pengikut karena pengaruhnya yang tentu jauh lebih besar daripada minion dajjal si Mussailamah.

Jadi jangan pernah merasa angkuh dan jumawa dengan keilmuan yang kita miliki kini, karena belum seberapa dengan keilmuan si Rijal, selalu mawas diri dan minta kepadaNya agar senantiasa diteguhkan diatas iman Islam sampai akhir hayat. Wallahua'lam

Comments