BAGAIMANA DAHULU ULAMA MENULIS ?
Oleh : Ahmad Syahrin Thoriq
Ada yang mempertanyakan bagaimana ulama menulis kitab tersebut. Koq rasanya mustahil. Membacanya saja bisa sekian belas tahun untuk satu karya, sedangkan karya mereka ada begiru banyak.
Saya jawab dengan cerita nyata saja ya...
Saya semalam menulis mulai bada magrib sampai isya. Istirahat sejenak lalu lanjut menulis sampai jam 2 an. Tulisan saya di foto oleh istri dengan tujuan untuk mengingatkan sudah waktunya istirahat.
Dalam waktu sesingkat itu tak terasa saya sudah dapat 80 halaman. Itu tulisan dari halaman 1 sampai halaman hingga terakhir baru saya garap di waktu yang hanya singkat tersebut.
Saya tidak hendak mengatakan tentang diri saya. Siapalah saya yang tak punya karya apa-apa kecuali jadi si tukang kambuh yang rajinnya belum tentu sepekan sekali dari hasil copas sana-sini.
Yang saya hendak ungkap bagaimana lagi ulama dengan keahlian yang mumpuni, kecerdasan luar biasa dan waktu yang full 24 jam menulis dengan jeda yang hanya sekedarnya ?
Saya harus membolak-balik kitab referensi, lalu menyusun kalimat yang pas untuk dituangkan dalam tulisan. Sedangkan ulama dahulu itu banyak yang hafal kitab referensinya. Imam Nawawi misalnya, beliau mensyarah shahih Muslim dari hafalan yang ada di kepalanya, lengkap matan sekaligus rawi-rawinya.
Pantas dan sangat wajar jika karya mereka yang memang luar biasa itu bisa sangat mengherankan bahkan dianggap mustahil oleh para pemalas dan kaum rebahan hari ini...
Comments