SIAPA YANG MENDIDIK ?

*SIAPA YANG MENDIDIK ?*

‏البخاري ربته أمه ..

yang mendidik imam bukhori adalah ibunya..

أحمد بن حنبل ربته أمه ..
yang mendidik imam Ahmad bin hanbal adalah ibunya

الشافعي ربته أمه..
yang mendidik imam Asya syafi'i adalah ibunya

الحافظ بن حجر ربته أخته ..
yang mendidik imam Al haafidz Ibnu hajar adalah saudarinya

وابن تيمية كانت أمُّه(جدّته) تُسمَّى تيمية،
وكانت واعظةً، فنُسِب إليها، وعُرِف بها.
dan ibu/nenek ibnu taimiyah namanya taimiyah, adalah seorang da'iyah, ibnu taymiyah dinisbatkan kepada ibu/neneknya, dan dikenal dengan nama ibu/ neneknya

النساء مصانع الرجال ..
wanita adalah pencetak para lelaki ( shalih dan tangguh )

إذا صلحت المرأة صلح البيت والمجتمع وكلّ شيء
bila wanita shalihah, ( niscaya) rumah masyarakat dan semuanya akan menjadi baik.

(اللهم بلغنا بذريتنا مبلغا لا نصله بجهدنا ولا بعملنا ولكن بحولك وقوتك) 

ya Allah sampaikanlah keturunan kami kepada capaian yang kami tidak bisa mencapainya dengan usaha dan amalan kami, akan tetapi hanya dengan kekuatanMu ya Allah.

pertanyaan:
dimana peran suami/bapak?
jawaban singkatnya:
bila wanita/ ibu adalah madrasah bagi putra putrinya, maka suami/bapak adalah kepala madrasah tersebut.
maka, adakah madrasah yang berhasil bila kepalanya gagal?
ini menurut rumus yang umum.

Ketika orang tua tidak bisa mendidik putera/i nya, maka peran tarbiyah ( pendidikan) bisa digantikan oleh saudara/i, seperti yg dialami oleh ibnu Hajar. 

*SEMANGAT DALAM TAAT*

Dari Abu Hurairah - رَضُيَ اللّٰهُ عَنْهُ - Nabi - صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ و آلِهِ وَ سَلَّمَ - bersabda : 

احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ

*“Semangatlah dalam hal yang bermanfaat untukmu, minta tolonglah pada Allah, dan jangan malas (patah semangat)".*
(HR. Muslim no. 2664)

Imam Nawawi mengatakan tentang hadits di atas :

*“Bersemangatlah dalam melakukan ketaatan pada Allah, selalu berharaplah pada Allah dan carilah dengan meminta tolong pada-Nya. Jangan patah semangat, yaitu jangan malas dalam melakukan ketaatan dan jangan lemah dari mencari pertolongan.”*

(Syarh Shahih Muslim, 16: 194)

Wallahu ‘alam.

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post