Rejeki Tidak Akan Datang Terlambat

Rejeki Tidak Akan Datang Terlambat


Kalau kita berbicara ”rejeki” rasanya tidak ada hal yang lebih penting kecuali harus ada usaha itu sendiri sebagai bentuk sikap yang akan menjadi bagian dari sebuah jalanikhtiar. Rasanya tidak ada hal yang mudah buat orang-orang yang terbiasa dengan sifat malasnya. mungkin dari situlah ada sedikit makna pesan dari Allah bahwa rejeki itu harus di cari, karena sesungguhnya Allah swt akan senantiasa menaburkan rejekinya ke seluruh penjuru bumi. di sadari atau tersadarkan adakalanya rejeki juga bisa datang dengan tiba tiba sesuai dengan kehendak yang di atas.


Cerita dari korelasi antara ikhlas dan sebuah rejeki itu berawal dari saya yang hendak keluar dari salah satu Bank Mandiri. yang pada saat itu masih ada di beranda tepat sebelum tangga menuju pintu keluar yang langsung di hadapkan dengan banyak motor yang sudah terparkir. mungkin karena buru buru berangkat dari rumah sampai sampai saya lupa buat sekedar bawa duit recehan untuk biaya ongkos parkir. Saya pikir kalaupun bayar pakai duit seratus ribu juga mungkin tukang parkir tidak mau di bikin ribet dengan menghitung uang kembalianya yang notabene harus sibuk mengatur keluar masuknya motor lain. Atau juga mungkin tidak ada uang kembalianya. Bukanya mau memandang rendah dengan isi kantong bapak tersebut, tapi ini adalah relita nyata yang sudah banyak di temui buat ukuran seorang tukang parkir. untuk tidak mengurangi rasa hormat dan jasa beliau sebagai seorang tukang parkir, langsung saja saya punya inisiatif untuk berusaha menyodorkan uang tersebut.


”uangnya adanya yang kaya gini pak, ada kembalianya gak pak?”.
langsung tanya saya sambil mengeluarkan isi dompet.


”waduh belum ada mas”. Jawab beliau dengan menggelengkan kepalanya sembari menampilkan wajah yang sama sekali tidak merasakan kecewa sedikitpun.


”Soalnya gak ada lagi pak, kalau ke warung dulu buat mecahin duit gimana ya?”. tanya saya sambil tengok kanan kiri nyari warung terdekat.


”Udah aja mas gak papa” jawab beliau dengan ikhlasnya sambil membuka ruang untuk jalan keluar motor saya.


Karena di situ ada banyak motor yang terparkir sayapun di tuntut lebih berhati hati untuk mengeluarkan motor keluar dari deretan jalur parkir satu. Yang Kebetulan di jalur parkir dua ada motor lagi yang di kendarai oleh dua ibu muda yang mau hendak keluar juga. karena sama sama mau keluar dengan lajur jalan yang sama, sayapun mendengar jelas pembicaraan antara tukang parkir tersebut dengan seorang ibu muda tadi.


”Ini bu kembalianya”. Mungkin itulah pembicaraan pertama seorang bapak tadi setelah sibuk mencari uang recehan di kantong bajunya.


”udah gak papa kembalianya buat bapak aja”. Jawab ibu muda tersebut sambil sibuk menuntun motornya.


Itulah sedikit gambaran yang pernah di alami oleh seorang tukang parkir yang kebetulan dari proses kejadian itu sendiri sudah melibatkan saya sebagai orang yang merasa di untungkan. Di satu sisi beliau (tukang parkir) sangat ikhlas karena mungkin punya pemikiran yang memang belum jalan rejekinya buat beliau sendiri. Tapi di sisi lain__ mungkin karena keikhlasanya__ di waktu dan tempat yang hampir bersamaan beliau juga akhirnya sudah mendapatkan rejeki yang tidak di duga duga sebelumnya.


Dari sekelumit cerita yang saya kisahkan melalui tulisan sederhana ini pada dasarnya mungkin terdengar tidak punya pesan. Atau kira kira tidak terlalu penting buat di baca. tapi saya mencoba berusaha berpikir dengan sebijak mungkin karena kalau sedikit mencomot dari kamus hidup; konon semut berbaris baris juga katanya akan punya pesan dan makna buat kehidupan kita sebagaimanusia yang mau berpikir. Sekali lagi untuk yang mau berpikir. kita di tuntut untuk bisa mengambil pesan dari semua kejadian baik itu, bahkan dari sesuatu yang tidak baik sekalipun. Karena semua pasti akan ada hikmahnya.


Dari situlah saya juga lebih percaya lagi dengan apa yang sudah di alami oleh kisah seorang tukang parkir tersebut bahwasanya rejeki tidak akan datang terlambat kalau sudah pada waktunya. Dari yang tadinya bapak tadi akan ketiban rejeki dengan keharusan saya untuk membayar biaya parkir, dengan keikhlasan bapak tadi, sayapun di ijinkan pulang tanpa harus membayarnya lebih dulu. Nah dari situ berkat keikhlasanya yang mungkin sudah di dengar Oleh Allah swt, seperti tidak di duga dari sebelumnya kalau bapak tersebut yang pada waktu itu juga pada akhirnya mendapatkan imbalan rejeki berlipat dari Allah lewat peran seorang ibu muda tadi. Besar ataupun kecil rejeki tersebut,


sesungguhnya akan jauh terlihat lebih besar kalau kita bener bener ikhlas mensyukurinya. sebaliknya besar atau kecil rejeki tersebut, jelas akan merasa sangatlah kecil atau kurang jika saja kita tidak ada usaha untuk selalu mensyukurinya.


Porsi dari kebutuhan manusia itu berbeda beda. Menurut saya pribadi, Hanya perasaan ikhlas dan bersyukur yang bisa mendefinisikan besar kecilnya sebuah rejeki.

Rezeki sudah diatur dan sudah ditentukan.
Tak perlu khawatir tentang rezeki, Allah sudah mengatur segalanya, kita hanya disuruh untuk berikhtiar.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim no. 2653, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash)

Dalam hadits lainnya disebutkan,

إِنَّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ اللَّهُ الْقَلَمَ فَقَالَ اكْتُبْ. فَقَالَ مَا أَكْتُبُ قَالَ اكْتُبِ الْقَدَرَ مَا كَانَ وَمَا هُوَ كَائِنٌ إِلَى الأَبَدِ

“Sesungguhnya awal yang Allah ciptakan (setelah ‘arsy, air dan angin) adalah qalam (pena), kemudian Allah berfirman, “Tulislah”. Pena berkata, “Apa yang harus aku tulis”. Allah berfirman, “Tulislah takdir berbagai kejadian dan yang terjadi selamanya.” (HR. Tirmidzi no. 2155. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Ibnul Qayyim berkata,
“Fokuskanlah pikiranmu untuk memikirkan apapun yang diperintahkan Allah kepadamu.
Jangan menyibukkannya dengan rezeki yang sudah dijamin untukmu. Karena rezeki dan ajal adalah dua hal yang sudah dijamin, selama masih ada sisa ajal, rezeki pasti datang.

Jika Allah dengan hikmah-Nya berkehendak menutup salah satu jalan rezekimu, Dia pasti dengan rahmat-Nya membukan jalan lain yang lebih bermanfaat bagimu. [ ]

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post