HILANGKANLAH SIFAT HASAD DIHATI

HILANGKANLAH SIFAT HASAD DIHATI



Apapun yang Allah berikan, syukuri.
Apapun musibah, tabahkanlah hatimu.
Apapun ujian dari-Nya tetaplah bersabar.

Rezeki Sudah Dibagi, Jangan Hasad, Jangan Khawatir!

Allah 'Azza wa Jalla berfirman:


...نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا...


" Kami telah menentukan di antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia " (QS. Az-Zuhruf: 32).


Qotadah –Rohimahulloh- ketika mengomentari ayat di atas berkata: "kamu dapati seseorang kurang cekatan, tidak pandai bicara, tetapi diberikan kelapangan rizki, dan kamu dapati juga seseorang sangat cekatan, pandai bicara, tetapi sempit rizkinya … sebagaimana Alloh telah menentukan bentuk rupa dan akhlak mereka…" (lihat: Tafsir Ath-Thobari 20/584-585,).


Alloh telah menentukan rizki bagi setiap hambaNya, masing-masing mendapatkan jatahnya, dan itu sudah menjadi sunnatulloh, jadi seorang hamba tidak perlu hasad dengan pendapatan orang lain, Alloh Maha Bijaksana, menjadikan ini kaya itu miskin, ini penjual bakso itu penjual tahu tempe, ini petani itu pengepul beras, dan sebagaianya, yang terpenting halal dan berbarokah buat perutnya dan anak istrinya.

Ibnu Mas'ud –Rodhiallohu 'Anhu- berkata:


 "sesungguhnya Alloh Ta'ala telah menentukan Akhlak (masing-masing) di antara kalian, sebagaimana telah menentukan rizki (masing-masing) di antara kalian, dan Alloh Ta'ala memberi harta kepada orang yang Ia cintai dan orang yang tidak Ia cintai, tetapi Ia tidaklah memberi Iman kecuali kepada yang Ia cintai saja..." (kitab Az-Zuhd li ibni-Mubarok hal. 399 no. 1134 –).


Semoga kita termasuk hamba yang diberikan keimanan oleh Alloh (tanda cintaNya), sehingga denganya kita berusaha mendapatkan yang halal dan berbarokah, dan sekali lagi jangan hasad, jangan khawatir, masing-masing dapat bagian yang telah ditentukan.


Catatan: Hadits Ibnu Mas'ud di atas sebenarnya diriwiyatkan secara marfu' (disandarkan kepadai nabi shollallohu 'alaihi wasallam) dan mauquf (hanya disandarkan kepada sahabat –dalam hal ini Ibnu Mas'ud-), akan tetapi penulis memilih mencantumkan yang mauquf karena riwayat mauquf lebih kuat (lihat:kitab 'Ilal Ad-Daruquthni 5


𝐒𝐞𝐦𝐨𝐠𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐦𝐚𝐧𝐟𝐚'𝐚𝐭 

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Next

نموذج الاتصال