Al-Qur'an itu adalah ilmu, bukan hanya sekedar bacaan saja.
Begitulah dawuh yang sering kita dengar waktu Syaikhona Maimoen Zubair masih berada di antara kita.
Sekarang Al-Qur'an itu hanya dianggap sebagai bacaan semata. Bukan sebagai ilmu. Padahal Al-Qur'an adalah ayat-ayat yang jelas, yang diletakkan dalam dadanya orang-orang yang diberikan ilmu.
بل هو آيات بينات في صدور الذين أوتوا العلم
Ayat ini menjelaskan bahwa ilmu itu adalah yang ada dalam dadanya para ulama'.
Ilmu Syari'at dijamin oleh Rosululloh tidak akan dicabut dari dada para ulama.
إن الله لا يقبض العلم انتزاعا ينتزعه من صدور الرجال.
Berbeda dengan ilmu kesaktian atau kejadugan. Ilmu ini bisa dicabut oleh orang yang kesaktiannya lebih tinggi. Seperti cerita dalam manaqib Syaikh Abdul Qodir Al-Jaelani.
Syaikh Abdul Qodir Al-Jaelani berkata: "Pemuda itu terbang di angkasa. Dalam hatinya ia berkata: "Di Baghdad tidak ada orang yang seperti diriku". Maka kesakitannya aku ambil".
إنه مر في الهواء وقال في نفسه: ما في بغداد رجل مثلي فسلبته حاله.
Oleh karena itu, Syaikh Abdul Qodir disebut sebagai Sallabul Ahwal.
أنا سلاب الأحوال، أنا بحر بلا ساحل.
Syaikhona Maimoen Zubair pernah menjelaskan bahwa Al-Qur'an itu mengandung tujuh hal:
1. Tauhid (keesaan ALLOH).
2. Qoshosh (kisah-kisah).
3. Mauidloh atau Ibroh.
4. Amr (perintah).
5. Nahy (larangan).
6. Bisyaroh (kabar gembira).
7. Nidzaroh (ancaman).
Oleh karena itu, dikatakan Sab'an Minal Matsani (tujuh yang diulang-ulang dengan metode yang berbeda-beda).
Dalam kitab Al-Baijuri Hasyiyah kitab Fathul Qorib syarah kitab Taqrib disebutkan bahwa Al-Quran itu hanya terdiri dari sembilan huruf, yaitu:
ألا إنما القرآن تسعة أحرف * سأنبيكها في بيت شعر بلا ملل
حلال حرام محكم متشابه * بشير نذير قصة عظة مثل
1. Halal.
2. Harom.
3. Ayat yang Muhkam.
4. Ayat Mutasyabih.
5. Basyir (kabar gembira)
6. Nadzir (ancaman)
7. Qishoh (kisah).
8. Mauidloh.
9. Matsal (perumpamaan).
Berikut kami sajikan satu ayat saja. Tetapi mengandung empat perkara penting, yaitu: Khobar (Qishoh), Amr, Nahy, dan Bisyaroh.
وأوحينا إلى أم موسى أن أرضعيه فإذا خفت عليه فألقيه في اليم ولا تخافي ولا تحزني إنا رادوه إليك وجاعلوه من المرسلين.
Surat Al-Qoshosh ayat ke 7.
Dan Kami ilhamkan kepada ibunya Musa, “Susuilah dia (Musa), dan apabila engkau khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah engkau takut dan jangan (pula) bersedih hati, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang rasul.
Ayat itu mengandung dua kabar (Kalam Khobar), dua perintah (Amr), dua larangan (Nahy) dan dua kabar gembira (Bisyaroh).
1. Dua kabar itu adalah:
وأوحينا إلى أم موسى، فإذا خفت عليه.
Dan Kami ilhamkan kepada ibunya Musa.
Dan apabila engkau khawatir terhadapnya.
2. Dua perintah itu adalah:
أن أرضعيه، فألقيه في اليم.
Susuilah dia (Musa).
Maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil).
3. Dua larangan itu adalah:
ولا تخافي، ولا تحزني.
Dan janganlah engkau takut. Dan jangan (pula) bersedih hati.
4. Dua kabar gembira itu adalah:
إنا رادوه إليك، وجاعلوه من المرسلين.
Sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu. Dan menjadikannya salah seorang dari rasul.
Dan akhirnya mari kita bersyukur dengan mengucapkan:
الحمد لله الذي أكرمنا باتباع شريعة أفصح من نطق بالضاد.
Begitulah dawuh yang sering kita dengar waktu Syaikhona Maimoen Zubair masih berada di antara kita.
Sekarang Al-Qur'an itu hanya dianggap sebagai bacaan semata. Bukan sebagai ilmu. Padahal Al-Qur'an adalah ayat-ayat yang jelas, yang diletakkan dalam dadanya orang-orang yang diberikan ilmu.
بل هو آيات بينات في صدور الذين أوتوا العلم
Ayat ini menjelaskan bahwa ilmu itu adalah yang ada dalam dadanya para ulama'.
Ilmu Syari'at dijamin oleh Rosululloh tidak akan dicabut dari dada para ulama.
إن الله لا يقبض العلم انتزاعا ينتزعه من صدور الرجال.
Berbeda dengan ilmu kesaktian atau kejadugan. Ilmu ini bisa dicabut oleh orang yang kesaktiannya lebih tinggi. Seperti cerita dalam manaqib Syaikh Abdul Qodir Al-Jaelani.
Syaikh Abdul Qodir Al-Jaelani berkata: "Pemuda itu terbang di angkasa. Dalam hatinya ia berkata: "Di Baghdad tidak ada orang yang seperti diriku". Maka kesakitannya aku ambil".
إنه مر في الهواء وقال في نفسه: ما في بغداد رجل مثلي فسلبته حاله.
Oleh karena itu, Syaikh Abdul Qodir disebut sebagai Sallabul Ahwal.
أنا سلاب الأحوال، أنا بحر بلا ساحل.
Syaikhona Maimoen Zubair pernah menjelaskan bahwa Al-Qur'an itu mengandung tujuh hal:
1. Tauhid (keesaan ALLOH).
2. Qoshosh (kisah-kisah).
3. Mauidloh atau Ibroh.
4. Amr (perintah).
5. Nahy (larangan).
6. Bisyaroh (kabar gembira).
7. Nidzaroh (ancaman).
Oleh karena itu, dikatakan Sab'an Minal Matsani (tujuh yang diulang-ulang dengan metode yang berbeda-beda).
Dalam kitab Al-Baijuri Hasyiyah kitab Fathul Qorib syarah kitab Taqrib disebutkan bahwa Al-Quran itu hanya terdiri dari sembilan huruf, yaitu:
ألا إنما القرآن تسعة أحرف * سأنبيكها في بيت شعر بلا ملل
حلال حرام محكم متشابه * بشير نذير قصة عظة مثل
1. Halal.
2. Harom.
3. Ayat yang Muhkam.
4. Ayat Mutasyabih.
5. Basyir (kabar gembira)
6. Nadzir (ancaman)
7. Qishoh (kisah).
8. Mauidloh.
9. Matsal (perumpamaan).
Berikut kami sajikan satu ayat saja. Tetapi mengandung empat perkara penting, yaitu: Khobar (Qishoh), Amr, Nahy, dan Bisyaroh.
وأوحينا إلى أم موسى أن أرضعيه فإذا خفت عليه فألقيه في اليم ولا تخافي ولا تحزني إنا رادوه إليك وجاعلوه من المرسلين.
Surat Al-Qoshosh ayat ke 7.
Dan Kami ilhamkan kepada ibunya Musa, “Susuilah dia (Musa), dan apabila engkau khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah engkau takut dan jangan (pula) bersedih hati, sesungguhnya Kami akan mengembalikanny
Ayat itu mengandung dua kabar (Kalam Khobar), dua perintah (Amr), dua larangan (Nahy) dan dua kabar gembira (Bisyaroh).
1. Dua kabar itu adalah:
وأوحينا إلى أم موسى، فإذا خفت عليه.
Dan Kami ilhamkan kepada ibunya Musa.
Dan apabila engkau khawatir terhadapnya.
2. Dua perintah itu adalah:
أن أرضعيه، فألقيه في اليم.
Susuilah dia (Musa).
Maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil).
3. Dua larangan itu adalah:
ولا تخافي، ولا تحزني.
Dan janganlah engkau takut. Dan jangan (pula) bersedih hati.
4. Dua kabar gembira itu adalah:
إنا رادوه إليك، وجاعلوه من المرسلين.
Sesungguhnya Kami akan mengembalikanny
Dan akhirnya mari kita bersyukur dengan mengucapkan:
الحمد لله الذي أكرمنا باتباع شريعة أفصح من نطق بالضاد.
Comments