WAFATNYA SAYYIDAH FATIMAH AZ ZAHRA

WAFATNYA SAYYIDAH FATIMAH AZ ZAHRA




Ketikah Sayyidina Imam Ali bin Abi Thalib memasukkan jenazah istri tercinta, Sayyidah Fatimah Az-Zahra ke liang lahat, beliau menangis terisak-isak sehingga putranya Sayyidina Hasan berkata :


“Wahai ayahku, gerangan apakah yang membuat dirimu menangis sedemikian rupa?”

“Wahai putraku Hasan, aku teringat pesan kakekmu Rasulullah SAW, 


beliau bersabda:


 “Kelak jika putriku Fatimah telah tiada wahai Ali, maka akulah yang akan pertama kali menerima jasadnya di liang lahat,” demikian jawab Sayyidina Imam Ali.


“Dan demi Allah, wahai Hasan putraku, aku melihat tangan kakekmu Rasulullah SAW menerima jasad ibumu Fatimah. Aku melihat kakekmu Rasulullah SAW menciumi wajah ibumu Fatimah.”


Sayyidina Imam Ali bin Abi Thalib kemudian berkata:


“Wahai Rasulullah SAW, kini aku kembalikan amanah yang telah engkau berikan kepadaku. Aku kembalikan belahan jiwamu, yang dimana setiap engkau rindu akan surga, engkau cium wajah suci putrimu Sayyidah Fatimah Az-Zahra.”

Itulah keistimewaan seorang Sayyidah Fatimah Az-Zahra, penghulu kaum muslimah di dunia. Dari rahim beliau, lahir Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husein. 


Inilah dua cucu Rasulullah yang kemudian melahirkan para ulama’ yang menjadi panutan umat. Para habaib yang ada di dunia khusus nya di Indonesia tak lain adalah anak cucu Sayyidah Fatimah yang sungguh-sungguh dalam mendakwah Islam kepada masyarakat Nusantara.


Semoga kita semua dikumpulkan bersama keluarga suci Kanjeng Nabi Muhammad SAW dan mendapatkan syafa’at Kanjeng Nabi Muhammad SAW kelak di akhirat.

Aamiin Allohumma aamiin..🤲



Sayyidah Fatimah Az-Zahra
Al Fatihah


WAFATNYA SAYYIDAH FATIMAH AZZAHRA

Hari 13 Ramadan adalah hari wafatnya anak kesayangan baginda Nabi Muhammad SAW, Fatimah Az-Zahra.

Fatimah yang juga istri Ali bin Abu Thalib, ini wafat pada 13 Ramadan tahun 11 Hijriah atau 23 November 632 Masehi. Dia dimakamkan pemakaman Baqi, Madinah.

Kepergian ibu dari Hasan dan Husein sungguh menyayat hati dan mengharu biru. Fatimah sebenarnya sudah tahu kapan dirinya akan dipanggil Ilahi.

Alkisah saat Rasulullah terbaring sakit, Fatimah tak henti-hentinya bersedih. Rasulullah pun membisikkan sesuatu ke telinga anaknya.

"Aku akan pergi tetapi engkau pertama yang akan menyusul," ujar Rasulullah dikutip dalam buku Fatimah Az-Zahra karya Sibel Eraslan, Rabu (17/5).

Sontak raut muka Fatimah menjadi senang karena keriduannya kepada ayahanda pasti segera tertambat.

Banyak yang ingin tahu apa yang Rasulullah bisikkan kepada Fatimah, namun ditanya berapa kalipun Fatimah bergeming.

Fatimah menyadari ajalnya makin dekat, saat itu dia menemui ayahnya dalam mimpi. "Wahai Fatimah! aku datang untuk memberi kabar gembira kepadamu. Telah datang saat terputusnya takdir kehidupannya di dunia ini, putriku. Tiba sudah saatnya untuk kembali ke alam akhirat! Wahai Fatimah bagaimana kalau besok malam kamu menjadi tamuku?"

Sebelum meninggal, Fatimah berlaku tidak biasa di dalam rumah dia menyisir Hasan dan Husein dengan air mawar dan hati terus bergetar karena tahu dia akan meninggalkan dua buah hatinya. Dia dekap Hasan dan Husein dan diciuminya dalam-dalam.

Ali termenung dan terus memandangi belahan hatinya tersebut. lantas Fatimah berkata, "Wahai Ali. Bersabarlah untuk deritamu yang pertama dan bertahanlah untuk deritamu yang kedua! Jangan engkau melupakan diriku. Ingatlah diriku selalu mencintaimu dengan sepenuh jiwa. Engkau kekasihku, suamiku, teman hidupku yang terbaik, teman diriku berbagi derita dan teman perjalananku"

Lalu keempat orang itu menangis dan berpelukan. Fatimah lalu meminta kedua anaknya berziarah ke pemakaman Baki. Anak-anaknya menurut. Untuk terakhir kali Fatimah memandang Ali "Halal semua atasku wahai cahaya kedua mataku," ujar Fatimah memohon maaf.

Fatimah berbaring dan menyuruh Asma binti Umais menyiapkan keperluan dan makanan. Tak disangka beberapa waktu sebelum ditariknya nyawa Fatimah, dua anaknya kembali ke rumah. Fatimah pun menyuruh lagi keduanya pergi ke Raudah, dia tidak ingin anaknya sedih melihatnya menghadap Ilahi.

Dalam kesakitannya, Fatimah berbisik kepada Ali. Dia menitipkan wasiat kepada Ali, yaitu permohonan maaf kepada Ali, meminta Ali mencintai kedua anaknya, meminta dirinya dimakamkan pada malam hari agar saat dikebumikan tidak banyak dilihat manusia, dan meminta Ali untuk sering mengunjungi makamnya.

Saat menitipkan wasiat, tiba-tiba dua anaknya kembali dari Raudah. Sadar kondisi ibunya, mereka mendekap Fatimah erat-erat. Fatimah meminta keduanya agar jangan berpaling di jalan Al-Quran, jalan Rasulullah dan melawan ayahnya.

Fatimah meminta semua orang keluar dari kamarnya, dia hendak menyendiri dan ingin bersama tuhannya. Fatimah berpesan jika tidak ada lagi sahutan dari dalam kamar maka jiwanya telah hilang.

Dalam sekejap Madinah telah kehilangan mawarnya saat Fatimah kembali keharibaan Tuhan.

Subhanallah... Semoga kelak kita bersama Rasulullah SAW serta keluarganya. Amin...

ﻳﺎ ﺣﺒﻴﺒﻲ ﻳﺎ ﺳﻴﺪﺗﻰ
ﻳﺎ ﺳﻴﺪﺗﻨﺎ ﻓﺎﻃﻤﺔ ﺍﻟﺰﻫﺮﺍﺀ
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد...

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ ۞ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ ۞ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ ۞ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ ۞ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ ۩




Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Next

نموذج الاتصال